Spirit Idul Adha Wujudkan Ketaatan dan Persatuan Hakiki



Oleh: Zahida Arrosyida


Ibadah haji dapat dipandang sebagai bentuk grand training dalam membangun keikhlasan dan ketaatan hanya kepada Allah SWT. Saat pelaksanaan wukuf dengan hanya mengenakan kain ihram, seluruh jamaah haji wajib berdiam diri di bawah tenda portable di Arafah. Kegiatannya hanya diam dan berdzikir. Kegiatan dan keahlian lainnya ditinggalkan. Padahal di antara mereka mungkin ada yang ahli IT, ahli komputer, ahli senjata nuklir,ahli manajemen dan ribuan keahlian lainnya. Di balik momen Arofah itu ada sikap-sikap yang terbangun pada tiap-tiap insan yang melaksanakan rukun Islam kelima ini.


Banyak ulama yang membahas bahwa semua ibadah itu memiliki dua dimensi. Pertama, dimensi luar (kulit). Kedua dimensi batin. Semua dimensi ini harus terwujud dalam seluruh ibadah. Terkait ibadah haji, hujjatul Islam Abu Hamid Al-Ghazali dalam Asrar al-Hajj wa al-Umrah. Jika selama ini orang kebanyakan hanya mengejar aspek luar saja dari pelaksanaan manasik haji,maka  beliau sejak berabad-abad yang lalu telah mengingatkan kita akan aspek batin atau sirr dari ibadah haji. Bukan hanya aspek batin tapi juga aspek politik yang sangat erat kaitannya dengan pelaksanaan haji.


Spirit yang bisa dipetik dari ibadah haji diantaranya :

1) Ketundukan mutlak hanya kepada Allah. Semua jamaah haji ketika menjalani manasik tidak bertanya-tanya mengapa harus mengenakan pakaian ihram,harus tawaf tujuh keliling,harus sa'i dari Shafa ke Marwa, wukuf di Arafah, mabit Mudzalifah dan Mina, harus melontar jumroh secara tertib-ula wustha dan aqabah serta harus mencukur rambut. Semua itu dilakukan hanya semata-mata menjalankan perintah Allah.


2) Pengorbanan di jalan Allah. Semua jamaah haji rela berkorban harta, tenaga, bahkan nyawa. Semua itu dilakukan semata hanya mengharap ridho Allah.


3) Kebersamaan dan persatuan. Semua jamaah haji disatukan dengan Rabb yang sama, aturan yang sama, kiblat yang sama, berkumpul di tempat yang sama, memakai pakaian yang sama dan menyerukan slogan yang sama; talbiyah. Kaum muslim dari berbagai bangsa dengan ras, bahasa dan adat yang berbeda menyatu dan bersatu.


5) Perjalanan menuju akhirat. Mengenakan kain ihram akan mengingatkan jamaah akan kematian.


Saat ini kita menyaksikan banyak hukum Allah yang diabaikan, khususnya syariah Islam yang berkaitan dengan pengaturan kehidupan bermasyarakat dan bernegara; dibidang pemerintahan, ekonomi, sosial, hukum pidana, pendidikan,politik luar negeri dan sebagainya. Syariah Islam yang belum diamalkan secara kaffah dalam kehidupan kita inilah yang menyebabkan kehidupan kaum muslimin terpuruk dan terjajah.


Berbagai persoalan kini menimpa kaum muslimin di berbagai negeri. Saudara-saudara kita di Palestina, Suriah, Mesir, Irak, Afganistan, Xinjiang, Mymanmar, Chechnya, Rohingya dan lainnya saat ini telah lama menderita. Mereka dijajah, disiksa,  dibantai, dan banyak yang diusir dari negerinya. Tak ada yang melindungi dan membela mereka.


Menyaksikan fakta tersebut sudah selayaknya segenap komponen kaum muslimin bersatu dan saling bekerjasama  untuk keluar dari berbagai persoalan yang membelit umat ini. Disinilah pentingnya kita mengambil spirit Idul Adha dan mengokohkan kembali ukhuwah (persaudaraan) kita untuk mengembalikan Izzah Islam wal muslimin dalam kesatuan hakiki,kesatuan dibawah panji Tauhid.


Wallahu a'lam

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak