Mengapa ditanahku terjadi bencana.....ho o ho..
Begitu penggalan lirik dari lagu legendaris ebit G ade, sangat cocok untuk keadaan negri kita saat ini..
Bencana, bencana dimana- mana mulai dari bencana alam hingga ‘bencana’ yang melanda generasi kita ini, yang semakin kehilangan arah , hilang akal sehat , hilang hati nurani , tak berpendirian , serta tumbuh menjadi generasi yang ignore .
Jika memotret kehidupan generasi sekarang , sungguh amburadul kisah hidup mereka. Banyak macam masalah didapati, ada yang hamil diluar nikah lah , ada yang bunuh anak sendiri sebab kelahiran yang tak diinginkan oleh si ibu , dan banyak macam lainnya . kita lihat kisah seorang remaja berinisal SNI (18) ia tega menjadi seorang pembunuh anaknya sendiri yang baru ia lahirkan dengan menyumpal mulut sang bayi dengan tisu toilet kemudian tali pusarnya ia cabut. Dan setelah tewas jasad bayi dimasukkan kedalam kantong plastik . Diharap ibu sang bayi ini mengakui kesalahannya, eh malah ia bertutur kata yang tidak manusiawi . “ Bukannya tega, Cuma belum siap untuk dinikahi gitu aja. Pasangannya mau nikah Cuma aku belum mau nikah, umurku kan juga masih muda,” kata SNI, Minggu (28/7/2019).
Begitulah potret , generasi produk sekuler , berani berbuat tidak siap bertanggung jawab , split personality .
Kehidupan amburadul ini , disebabkan oleh penerapan sistemnya yakni dengan pemberian kebebasan dalam berekspresi tanpa adanya pengaturan, setelah terjadi masalah barulah sistem bergerak untuk menindaklanjuti , dimana ‘nasi telah jadi bubur’, yang tidak mungkin jadi nasi lagi kan.. begitulah sistem sekuler yang sangat menjunjung tinggi kebebasan , yang akhirnya sekarang kita dapat lihat, darinya kebebasan hingga jadi kebablasan ..!
Jadi disini negara hanya datang pada saat terjadi masalah,ia mengatasi akibat tetapi lupa dengan sebab..berdasarkan kaidah kausalitas kan gak logis..apa perlu diajarkan lagi tentang kaidahnya bagaimana..?!
Begini jika hidup diatas naungan sistem sekuler . Kasus yang diperlihatkan diatas bukanlah kasus yang baru terjadi sehingga orang yang mengetahui harus kaget. Tidak, kasus seperti ini sudah bagaikan makanan setiap hari sehingga masyarakat sudah tidak merasa tabu lagi dengan tindakan-tindakan seperti ini. Sehingga masyarakat sudah seolah-olah mulai menganggap remeh permasalahan ini dan tanpa sadar keadaan telah membuat mereka seakan mulai menerima tindakan-tindakan asusila ini. Padahal jika tidak segera dicega, tidak ditindaklanjuti akar permasalahannya apa, maka siap-siap anak kita dirumah akan jadi korban selanjutnya oleh kebobrokan sistem sekuler ini , bala’ pun akan segera datang sebab dimana-mana maksiat, disana maksiat, disini maksiat . dan begitulah sekarang kita dapat lihat negri ini sedang dihukum atas pembangkangannya dengan gempa, tsunami, banjir , likuifaksi, longsor , terus berdatangan .
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” TQS. Ar-Rum , 41
So kalau sistem ini salah, sistem yang bener apa dong..??...
Coba deh tengok islam, islam adalah agama yang paripurna, melindungi remaja dari kemaksiatan dan mendidik mereka dengan karakter syakhshiyyah islam (siap bertanggung dihadapan Allah dalam menjalani kehidupan dunia ). Islam akan mengarahkan generasinya, masyarakatnya untuk selalu terikat dengan hukum syara. setiap tindakan , akan selalu berpatokan pada halal-haram. Tidak asal bertindak, asal berekspresi , semaunya tanpa pengaturan .
Alhasil ketika islam diterapkan dalam mengatur kehidupan , maka generasi, masyarakat akan terjamin keamanannya.
“jikalau sekiranya penduduk negri-negri beriman dan bertakwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi , tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” TQS. Al- a’raf , 96
Penulis : Fitri sahya jusman
Pelajar, 16 tahun
Twtr : @fitris_j