Oleh: Halisanti Umar Husain
Dengan adanya ideologi kapitalis yang berasaskan sekuler ini adalah pokok timbulnya permasalahan-permasalahan yang ada, kenapa? Karena sistem yang diterapkan pada negara adalah sistem yang salah. Lalu, apa alasannya? Ketika ada yang mengatakan bahwa sistem demokrasi yang menjadi penyokong ideologi kapitalis sosialis dengan asas sekuler ini merupakan sistem yang baik dan kesalahannya terletak kepada seorang pemimpin, lalu jika setiap pemimpin yang menjabat terus seperti itu, kita harus apakan? Apakah kita harus terus melakukan demo dan aksi-aksi lainnya untuk pemimpin tersebut mengganti kebijakannya ataupun turun dari jabatan?
Tidak terpikirkah oleh para pejuang sistem demokrasi, bahwa bukan hanya dari pemimpin saja yang menjadi persoalan melainkan sistem pula? Bukankah kepemimpinan yang dibawa didukung oleh sistem yang dianut? Yaitu sistem demokrasi yang memiliki ideologi sosialis kapitalis. Dimana ideologi ini mengajarkan bahwa orang yang berkuasa harus memiliki modal dan setiap tindakan harus didapatnya manfaat. Bukankah sistem yang memiliki ideologi yang kita anut sekarang mengajarkan bahwa tidak ada makan siang gratis? Dari sini, apakah kita masih berpikir sistemnya benar dan pemimpinnya salah? Ataukah keduanya benar dan kita yang salah? Mari kita lihat bersama.
Pada dasarnya, ideologi kapitalis menganggap bahwa masyarakat terdiri dari individu-individu, maksudnya ialah apabila urusan individu ini teratur, maka dengan sendirinya urusan masyarakat akan teratur pula. Sedangkan ideologi sosialis mengganggap bahwa masyarakat ialah kumpulan unsur yang terdiri dari tanah, alat-alat produksi, alam dan manusia yang semua itu merupakan satu kesatuan yaitu materi. Dimana, alam dan segala sesuatu yang ada didalamnya berkembang, manusiapun turut berkembang dan masyarakat akan tunduk kepada evolusi (perkembangan) materi. Kemudian, untuk mempercepat proses transformasi manusia harus mewujudkan perkara-perkara yang bertolak belakang (Taqiyuddin An-nabhani. Peraturan hidup dalam islam. Hlm: 64-65).
Dari penjelasan kedua ideologi diatas, ada beberapa hal yang harus diperhatiakan dan diingat! Bahwa manusia itu lemah, serba kurang, dan terbatas. Salah satu contoh untuk membuktikan bahwa manusia itu lemah, serba kurang, dan terbatas ialah: bisakah manusia melihat keningnya secara keseluruhan, tanpa menggunakan kaca? Tentunya tidak bisa, itu adalah salah satu contoh kecil yang membuktikan bahwa manusia itu lemah, serba kurang, dan terbatas. Dimana ia membutuhkan kekuatan yang lebih dari dirinya yang tidak memiliki kekurangan sekalipun. Oleh karena itu sangat tidak mungkin manusia itu sendiri membuat sebuah perubahan yang begitu besar tanpa bantuan dari siapapun.
Berbeda pula ideologi dalam sistem islam, dimana segala peraturan dilakukan oleh setiap indidvidu mukmin dengan dorongan takut terhadap allah yang tumbuh dalam jiwanya (meyakini bahwa setip perbuatan yang ia lakukan Allah selalu mengawasi) oleh karena itu dalam sistem islam, agama tidak dapat dipisahkan dari kehidupan (sekuler). Sedangkan pelaksanaannya dijalankan oleh negara dengan adil dan dapat dirasakan oleh seluruh rakyat bukan hanya sebagian atau hanya pejabat negara saja yang merasakan, didukung sikap saling tolong menolong antara masyarakat dan negara untuk menjalankan perbuatan baik dan mencegah dari perbuatan buruk, harus ada kontrol negara terhadap masyarakatnya mengenai persoalan yang ada baik jual beli, interaksi dan yang lain. Pemberian hukuman tidak pandang bulu, baik pejabat maupun tidak, ketika melakukan pelanggaran maka harus di hukum sesuai dengan hukum syara’. Dimana hukum yang diambil oleh sistem islam merupakan hukum yang tidak dapat dirubah, bersifat mutlak, yang bersumber dari Al-Quran dan As-sunnah, berbeda jauh dengan peraturan yang digunakan sistem sekarang ini, yang dapat dirubah kapanpun.
Oleh karena itu, tidak ada ideologi yang lebih baik dari ideologi sistem islam yang dapat menjamin mengatasi persoalan dengan sekejap mata. Dengan kata lain diperlukan perubahan pada sistem demokrasi menjadi sistem islam untuk menuju perubahan secara keseluruhan yang menjamin terpenuhinya kemaslahatan ummat.