Sembelih Ismail-mu




Oleh : Lilik Yani

"Jika Nabi Ibrahim rela mengorbankan anak kesayangannya untuk disembelih. Sebagai bukti cintanya kepada Allah lebih besar melebihi apapun juga. Bagaimana dengan Anda?"

********

Allah hendak menguji seberapa besar rasa cinta Nabi Ibrahim kepada-Nya, setelah memiliki anak.
Allah hendak mengukur kualitas iman Nabi Ibrahim dengan memerintahkannya menyembelih anak kesayangannya itu.

Allah sangat tahu betapa Nabi Ibrahim sangat taat dan mencintai-Nya. Apapun harta yang dimilikinya akan diberikan jika Allah menghendaki. Itu dulu ketika belum mempunyai anak.
Setelah mempunyai anak, Ismail yang sangat sabar dan sholeh itu, apakah akan diberikan jika Allah menghendaki.

//Nabi Ibrahim Menyembelih Ismail//

Tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim. Ibrahim berkata, "Wahai anakku, sungguh aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Karena itu pikirkanlah apa pendapatmu!"
Ismail menjawab, "Wahai ayah, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu. InsyaAllah engkau akan mendapati aku termasuk orang-orang yang sabar." (TQS Ash- Shaffat : 102)

Hati Nabi Ibrahim sempat ragu, apakah betul Allah menyuruhnya menyembelih anak kesayangannya. Kemudian Allah mengulangi mimpi yang sama sampai tiga kali. Hingga Nabi Ibrahim yakin kalau itu perintah dari Allah.

Apalagi jawaban dari Ismail yang sangat mengerti suasana hati ayahnya. Hingga membuat Nabi Ibrahim yakin dan bersegera menjalankan perintah Allah dengan hati ikhlas dan ridlo.

Nabi Ibrahim sangat yakin, bahwa Allah tidak mungkin mendzalimi hamba-Nya. Allah hanya menghendaki kebaikan terjadi untuk hamba-Nya. Jadi perintah itu pasti ada hikmah didalamnya. 

Berkat keimanan yang kuat dari Nabi Ibrahim sekeluarga, maka godaan dan rayuan setan dari segala penjuru tidak dihiraukan. Keyakinan di hatinya makin kokoh, Allah pasti akan menyelamatkan hamba-Nya yang beriman. Hingga Nabi Ibrahim harus mengusir setan dengan keras. Agar tidak menghalangi langkahnya.

// Apa Ismail-mu? //

Jika Nabi Ibrahim diperintah Allah menyembelih Ismail, anak kesayangannya. Coba kita pikirkan, apa  "Ismail" kita? Yaitu segala sesuatu yang kita cintai, yang demi dia, kita rela mengorbankan apa saja.

"Ismail" kita adalah segala sesuatu yang dapat melemahkan iman kita, dan menghalangi diri kita untuk taat kepada Allah.

"Ismail" kita adalah segala sesuatu yang menghalangi langkah kita untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban kepada Allah.

"Ismail" kita adalah segala sesuatu yang menjadikan diri kita kreatif membuat alasan-alasan untuk menghindar dari perintah Allah swt.

Mari kita renungkan apa "Ismail" kita. Mungkin dari jenis manusia seperti pasangan hidup, orang tua, anak, sahabat, kerabat atau yang lainnya. Bisa berupa harta benda, perhiasan, mobil mewah, rumah megah dan semacamnya. Bisa juga berupa pangkat, kedudukan, jabatan. Bisa pula fanatisme golongan, organisasi, partai, dan sejenisnya. Semua itu adalah "Ismail" kita yang harus kita sembelih, jika menghalangi kita untuk taat kepada Allah.

Yach, harus disembelih dengan penuh keyakinan. Karena akan menjadi penghalang ketaatan kita kepada Allah. Ketaatan yang murni dari syirik. Ketaatan total tanpa pembanding.

Allah benar-benar tidak mau diduakan. Allah tidak rela jika cinta Nabi Ibrahim terbagi dengan anak kesayangannya. Allah tidak mau jika kita menduakan cinta kita dengan yang lain. Apalagi jika kita mencintai "Ismail"  melebihi cinta kita kepada Allah. 

Kita boleh mencintai pasangan, orang tua, anak, keluarga, kendaraan, rumah, kebun, jabatan, dan yang lainnya. Tapi dengan syarat, cinta kita kepada semua itu tidak melebihi cinta kita kepada Allah.

Saudaraku, marilah kita memohon pertolongan kepada Allah. Semoga dikuatkan hati dan iman kita. Jangan sampai hawa nafsu menguasai diri kita, karena akan menghalangi kita untuk taat kepada Allah. 

Saudaraku, mari kita laksanakan perintah Allah untuk menyembelih "Ismail" kita, dengan sungguh-sungguh dan ikhlas. Agar cinta kita kepada Allah murni dan ketaatan kita kepada Allah tidak terhalangi.

Semoga semangat pengorbanan Nabi Ibrahim, bisa menjadi teladan bagi kita. Totalitas pengorbanan untuk meraih Ridlo Allah. 

Wallahu a'lam bisshawab


Surabaya, 14 Agustus 2019


#SembelihIsmailmu
#PenghalangKetaatanPadaAllah
#IbrahimTotalitasPengorbanan



Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak