Oleh : Lilik Yani
Sa'i antara Shofa dan Marwa adalah simbol kerja keras tanpa henti yang menjadi penyempurna ibadah haji.
Proses ibadah haji dimulai dengan perenungan di padang Arafah, kemudian lempar jumrah sebagai simbol pengusiran syetan dalam diri kita. Kemudian diteruskan dengan Thawaf yang menjadi simbol pemahaman realitas kehidupan sambil senantiasa memusatkan segala aktivitas hanya kepada Allah. Setelah itu dilanjutkan dengan Sa'i yang menjadi simbol bekerja keras tiada henti.
Sa'i adalah berlari kecil antara bukit Shafa dan Marwa untuk mencari air. Sa'i adalah cermin keteguhan dalam menjalani hidup, pantang putus asa seperti yang dicontohkan oleh Siti Hajar saat berupaya mencari air ketika ia dan anaknya (Ismail) sedang kehausan setelah ditinggal Nabi Ibrahim.
Hingga Allah memberikan solusi dengan air zam-zam yang keluar dari dalam tanah tempat ia berpijak. Kemudian Siti Hajar minum sampai kenyang, sehingga bisa menyusui anaknya lagi.
Oleh karena itu, sesudah melaksanakan Sa'i, para jamaah haji juga disunnahkan untuk minum air zam-zam, simbol kesuksesan dari usaha yang dilakukannya.
Sa'i memberikan pelajaran kepada para jamaah haji bahwa seorang muslim itu tidak boleh berputus asa dalam menjalankan aktivitas kehidupan. Jika dihadapkan dengan masalah hidup, maka yakinlah bahwa Allah akan memberikan solusi yang baik. Bersama kesulitan itu ada kemudahan. Selalu ada jalan keluar dari setiap masalah. Apalagi ketika kita bertawakal hanya kepada Allah.
Ibrahim berkata : "Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang-orang yang sesat." (TQS Al Hijr : 56).
Karena sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai dari sesuatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain. Dan hanya kepada Tuhanlah hendaknya kalian berharap. (TQS 94 : 5-8).
Saudaraku, bergeraklah terus. Karena sesungguhnya hakekat kehidupan adalah bergerak. Jika tidak bergerak maka akan terlindas oleh dinamika kehidupan. Dan bisa terinjak-injak oleh kejamnya pertarungan berbagai kepentingan.
Saudaraku, ketika proses ibadah haji sudah selesai. Teruskan Sa'i mu hingga ke tanah air. Tetap bergerak menjalankan aktivitas hidup, menyampaikan kebenaran Islam kepada orang-orang yang belum paham. Agar mereka menjalankan ketaatan dan terus berproses memperbaiki diri.
Saudaraku, lanjutkan sa'i mu ke negeri masing-masing, bekerja sungguh-sungguh memperbaiki ekonomi umat. Terus berupaya menjalankan perbaikan, dengan hindari sistem ribawi menjadi sistem dengan syariat Islam.
Saudara muslimku, sepulang haji mari lakukan perbaikan dalam segala segi kehidupan. Lakukan dengan sungguh-sungguh, dengan penuh semangat dan pantang menyerah, sebagaimana perjuangan bunda Siti Hajar yang terus berlari dari bukit Shafa dan Marwa. Beliau terus berjuang tanpa menyerah, walau belum menemukan sumber air di padang pasir yang dicari. Tetapi Allah menilai semua perjuangannya, hingga Allah memberikan hadiah air zam-zam yang segar.
Subhanallah, air zam-zam begitu melimpah jumlahnya. Walau dikonsumsi seluruh jamaah haji tidak pernah habis. Sungguh suatu keberkahan yang luar biasa, jika selalu dalam ketaatan kepada Allah dalam segala lini kehidupan.
Wallahu a'lam bisshawab
********
Rukun haji selanjutnya adalah sa'i. Mengenang perjuangan bunda Hajar dalam berupaya maksimal menemukan sumber air, untuk buah hati (bayi Ismail) yang kehausan.
Hikmah yang bisa diambil, untuk meraih tujuan atau cita-cita, harus ada upaya sungguh-sungguh. Tidak ada yang instan.
Dalam hal ini saya memiliki impian, untuk merasakan sensasi perjuangan bunda Hajar, hingga Allah menunjukkan adanya sumber mata air yang tak pernah berkurang, walau diminum oleh jutaan jamaah Haji. Yaitu air zam-zam. Allahu Akbar.
Surabaya, 13 Agustus 2019