Oleh : Syifa Putri
Ibu Rumah Tangga, Kab. Bandung
Hari raya Idul Adha adalah hari kegembiraan bagi umat muslim di seluruh dunia. Namun sayang, ternyata masih banyak umat Islam yang diselimuti oleh ragam penderitaan, ketidakadilan, terpinggirkan dan sekaligus tumbal kebencian para pembenci Islam. Isu radikalisme terus digaungkan, ajaran Islam mulai banyak dipermasalahkan dan simbol-simbolnya pun mulai sering dipermasalahkan juga. Hal ini di rasakan diseluruh dunia, tak terkecuali juga di Indonesia.
Karena itu, di tengah nestapa dan derita bangsa ini, juga dalam momen Idul Adha tahun ini, kita layak merenungkan sejenak. Mentafakuri pesan-pesan Nabi saw. saat Khutbah Wada'. Beliau antara lain berkhutbah sebagai berikut:
Wahai manusia, sungguh darah kalian, harta kalian dan kehormatan kalian sama sucinya dengan sucinya hari ini, negeri ini dan bulan ini...Siapa saja yang memiliki amanah, tunaikanlah amanah itu kepada orang yang berhak menerimanya. Ingatlah, semua perkara Jahiliah sudah aku campakkan di bawah kedua telapak kakiku... Urusan (pertumpahan) darah Jahiliah juga sudah dihapus. Sungguh riba Jahiliah pun sudah dilenyapkan...
Wahai manusia... Sungguh setiap muslim adalah sauadara bagi muslim yang lain...
Wahai manusia, ingatlah, Tuhan kalian satu. Bapak kalian satu. Setiap kalian berasal dari Adam. Adam berasal dari tanah. Yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah yang paling bertakwa diantara kalian...
Ingatlah, hendaknya orang yang hadir dan memyaksikan menyampaikan pesan ini kepada yang tidak hadir....
Demikianlah sebagian isi Khutbah Baginda Nabi saw. sebagaimana diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari, Imam Muslim dan Imam Ahmad.
Dari apa yang disampaikan oleh Baginda Nabi saw. yang selayaknya kita renungkan dan sunguh-sungguh kita amalkan diantaranya:
Pertama, kita diperintahkan untuk menjaga darah, harta dan kehormatan sesama.
Kedua, kita diperintahkan untuk memberikan amanah kepada ahlinya. Termasuk amanah kepemimpinan.
Ketiga, kita diperintahkan meninggalkan semua muamalah, tradisi, hukum dan sistem Jahiliah. Di antara perkara Jahiliah yang telah dihapus oleh Rasulullah saw. sehingga wajib untuk ditinggalkan adalah riba.
Keempat, kita diingatkan untuk tidak merasa unggul dari bangsa dan umat lain. Sebab keunggulan manusia atas manusia lain disisi Allah swt. hanya karena ketakwaannya.
Kelima, kita diharuskan untuk senantiasa memelihara tali persaudaraan dengan sesama kaum muslim.
Keenam, kita pun diharuskan untuk selalu menyampaikan nasihat kepada orang lain.
Ketujuh, kita diwajibkan untuk selalu berpegang teguh pada al-Quran dan as-Sunah. Baginda Nabi saw. telah menjamin. Siapapun yang istiqamah berpegang teguh pada keduanya, tak akan pernah tersesat selama-lamanya.
Namun sayang, apa yang dipesankan Baginda Nabi saw. 14 abad lalu, tak banyak diindahkan oleh kita hari ini. Al-Quran dan as-Sunah tak lagi kita perdulikan, kecuali sebatas bacaan. Fakta hari ini berbicara. Banyak keharaman dihalalkan. Banyak pula perkara halal diharamkan. Tak jarang, semua itu dilegalkan oleh undang-undang. Riba misalnya, telah lama dihalalkan. Miras pun dilegalkan meski dibatasi peredarannya. Zina tak dipandang sebagai kejahatan.
Disisi lain, syariah Islam seolah haram untuk diterapkan. Institusi penerapan syariah, yakni Khilafah, juga terlarang diperjuangkan. Padahal jelas, Khilafah adalah bagian penting dari ajaran Islam, yang wajib ditegakkan.
Wallahu a'lam bi ash-shawab.