Oleh: Umi Fia
Alumni PP. Raudhatul Ulum Sumber Wringin Sukowono Jember
Semakin bertambah hari, dari tahun ke tahun, kondisi generasi di negeri ini bukannya bertambah baik, tapi malah semakin rusak. Generasi semakin tidak jelas arah tujuan hidupnya.
Seperti kasus yang terjadi di RSUD Beriman Jalan Mayjen Sutoyo, Gunung Malang, Kecamatan Balik Papan Kota. Seorang remaja berinisial SNI (18) tega membunuh bayinya dengan keji yang baru ia lahirkan.
Bayi berjenis kelamin perempuan itu tewas setelah mulutnya di sumpal dengan tisu toilet dan tali pusarnya di cabut. Setelah tewas, jasat bayi dimasukan ke dalam kantong plastik dan berencana membuangnya keluar. Namun aksinya pun di ketahui petugas rumah sakit saat hendak melarikan diri.
Dari keterangan SNI di hadapan awak media mengatakan, bahwa perempuan ini sejatinya tak ingin semua hal ini terjadi. Namun lantaran belum siap menikah dan belum siap punya anak, ia pun terpaksa melakukan hal itu. Padahal sang pacar di akui SNI telah siap untuk mengarungi rumah tangga bersamanya.
"Bukannya tega, cuma belum siap untuk di nikahi gitu aja. Pasanganya mau nikah cuma aku belum mau nikah, umurku kan juga masih muda," kata SNI, minggu (28-7-2019).
Inilah potret generasi produk sekuler demokrasi, berani berbuat namun tidak berani bertanggung jawab. Berbuat kemaksiatan seakan-akan adalah suatu hal yang biasa yang tidak berbuah dosa. Sekuler demokrasi telah memberi ruang kebebasan pada genersi dalam berperilaku kemaksiatan yang mencabut fitroh manusia.
Fakta ini telah jelas menunjukkan wajah asli negeri ini, bahwa negara yang saat ini menganut sistem buatan manusia yakni sistem sekuler demokrasi telah gagal mendidik generasi berkarakter. Selain itu, negara juga gagal melindungi generasi dari pergaulan bebas.
Sangat berbeda sekali dengan sistem Islam, sistem Islam memiliki peraturan yang paripurna, melindungi generasi dari pegaulan bebas, mendidik generasi agar bersyaksiyyah islam (berkepribadian Islam), sehingga menjadi generasi yang beriman dan bertaqwa, jauh dari kemaksiatan termasuk maksiat zina yang kerap terjadi saat ini. Generasi yang beriman dan bertaqwa mereka sadar bahwa setiap perbuatan di dunia akan di mintai pertanggungjawaban kelak di akhirat di hadapan Allah Swt. mereka akan senantiasa menjaga pola pikir dan pola sikapnya dari berbuat dosa.
Jadi dari sekian banyaknya prolematika paling serius yang menimpa generasi saat ini adalah ketidak jelasan arah tujuan hidupnya, tidak bisa fokus dan tidak punya tujuan. Generasi yang tidak punya target akan kemana membawa hidup ini, maka mereka akan mudah sekali terkena racun kebebasan yang sedang di emban negara saat ini.
Jadi jalan satu-satunya untuk menyelamatkan generasi dari jurang kemaksiatan adalah kembali kepada islam. Negara wajib mengganti sistem sekuler demokrasi yang sedang diterapkan saat ini dengan sistem islam. Kemudian menerapkan syariat Islam secara keseluruhan.
Kerena hanya sistem Islamlah satu-satunya yang bisa menyelamatkan umat dan generasi dari jurang keterpurukan. Dan karena sistem Islam ini yang jelas bukanlah buatan manusia tetapi buatan Sang Pencipta yaitu Allah Swt yang maha tau atas semua kebutuhan makhluknya.
Wallahu a'lam bish shawab.