Politik: Ilmu atau Seni





Oleh: Retno Kurniawati (Member Akademi Menulis  Kreatif 5)


Politik sering kali diartikan sebagai ilmu atau seni untuk menguasai. Sementara kita tahu ilmu adalah sesuatu yang membuat orang menjadi bijaksana. Sedangkan seni adalah sesuatu yang terlihat indah dan sejuk. Lantas seperti apakah politik kita pada hari ini?

Sebenarnya sudah banyak kajian tentang politik utamanya politik demokrasi. Bahkan pembahasan sudah meluas pada tataran sejarah politik demokrasi di dunia. Namun ternyata tidak cukup sampai di sana karena begitu menariknya sehingga berusaha mencari pembahasan tentang politik demokrasi secara detail dan rinci.

Politik demokrasi memandang bahwa pendapat yang dianut adalah suara mayoritas. Ia adalah kebenaran yang mutlak, dibanggakan dan diagungkan. Suara mayoritas akan diambil sebagai pemenang sekaligus pemegang otoritas kekuasaan. Demikianlah sistem yang berlaku di negeri-negeri muslim saat ini termasuk Indonesia.

Sedangkan dalam Alquran surat al-An'am ayat 116 Allah Swt menyebutkan,

_"Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)."_ (TQS. al-An'am: 116)

Dengan melihat satu ayat saja kita akan melihat bahwa hal di atas telah menyalahi aturan Allah. Padahal masih ada beberapa ayat Alquran yang bertolak belakang dengan politik demokrasi. Misalnya dalam Alquran surat al-An'am ayat 57 tentang asas demokrasi. Asas demokrasi adalah kedaulatan ada di tangan rakyat, sehingga menjadikan manusia sebagai sumber hukum. Padahal dalam Alquran surat al-An'am ayat 57 menggambarkan, yang artinya:

_"Katakanlah: Sesungguhnya aku berada di atas hujjah yang nyata (Alquran) dari Tuhanku, sedang kamu mendustakannya. Tidak ada padaku apa (azab) yang kamu minta supaya disegerakan kedatangannya. Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah. Dia menerangkan yang sebenarnya dan Dia Pemberi keputusan yang lebih baik."_ (TQS. al-An'am: 57)

Seharusnya kedaulatan ada di tangan Allah bukan rakyat.

Membandingkan kelayakan politik demokrasi dengan Alquran masih berlanjut pada Alquran surat al-Maidah ayat 48 dan al-Maidah ayat 50 yaitu tentang Undang-Undang dan hukum. Politik dalam demokrasi menjadikan suara mayoritas dalam parlemen adalah yang diambil sebagai keputusan puncak meskipun keputusan itu baik atau buruk, tidak menjadi bahan pertimbangan yang terpenting disukai oleh suara dalam parlemen. Sehingga jika dalam parlemen meskipun benar namun tidak mendapatkan dukungan suara otomatis akan dibisukan. Dalam kedua ayat ini berarti juga sudah menyalahi ayat dalam Alquran.

Seharusnya politik itu perpaduan antara ilmu dan seni, bukan sebagai satuan yang terpisah. Karena Islam adalah konsep yang sempurna bagi umat karena sudah mencakup politik, akidah yang bersih dan mulia, syariat yang agung serta menjamin terpenuhinya hak-hak umat. Masihkah hendak mencari yang lain?

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak