Pengibaran Bendera Tauhid, Salahkah?



Oleh: Desi A


Di media sosial, viral tentang beredarnya foto siswa-siswi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) mengibarkan bendera bertuliskan tauhid di Sekolah. Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, melakukan investigasi.  Salah satu pengunggah foto itu adalah pemilik akun @Karolina_bee11. Dalam foto itu, terlihat sekelompok siswa berada di lapangan sekolah. Mereka mengibarkan bendera Ar Rayah dan Al Liwa, bendera merah putih dan bendera bertuliskan 'MAN 1 Sukabumi. (Detik.com 21/07/2019)


Hal tersebut mendapatkan respon dari Wakil Ketua Komisi VIII DPR, Ace Hasan Syadzily. Komisi VIII DPR membidangi bidang keagamaan dan bermitra dengan Menteri Agama. Dengan mengirimkan cuitan di twitter kepada @lukmansaifuddin selaku Menteri Agama.


Ini Bendera & Panji Rasulullah


Saat ini kaum Muslim dihadapkan pada upaya mungkar, stigmatisasi negatif dan kriminalisasi panji Al-Liwa dan Ar-Rayah dan para pengembannya. Banyak dalil-dalil sunnah dan atsar yang menjelaskan tentang Al-Liwa dan Ar-Rayah, diantaranya dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu :


“Bendera (Liwa) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berwarna putih, dan panjinya (Rayah) berwarna hitam.” (HR. Al-Hakim, Al-Baghawi, At-Tirmidzi)


Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ’anhu :


“Panjinya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berwarna hitam, dan benderanya (Liwa) berwarna putih, tertulis di dalamnya: “Laa Ilaaha Illallaah Muhammad Rasulullah”.” (HR. Ath-Thabrani)


Dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhu :


“Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam liwa’-nya pada hari penaklukkan Kota Mekkah berwarna putih.” (HR. Ibn Majah, Al-Hakim, Ibn Hibban)


Dari Yunus bin Ubaid maula Muhammad bin Al-Qasim, ia berkata: Muhammad bin Al-Qasim mengutusku kepada Al-Bara’ bin ‘Azib, aku bertanya tentang rayah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam seperti apa? Al-Bara’ bin ‘Azib menjawab :


“(Ar-Rayah) ia berwarna hitam, berbentuk persegi panjang terbuat dari kain wol.” (HR. At-Tirmidzi, Al-Baghawi, An-Nasa’i)


Dari Al-Hasan radhiyallahu ‘anhu, ia berkata :


“Rayah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berwarna hitam disebut Al-‘Uqab.” (HR. Ibnu Abi Syaibah)


Sudah cukup jelas hadits-hadits diatas menunjukkan bahwa bendera dan panji yang bertuliskan Laa Ilaaha Illallaah Muhammad Rasulullah bukanlah pemilik sebuah organisasi apalagi organisasi yang dicap terlarang oleh pemerintah. Mengapa harus ditakuti? 


Padahal hingga saat ini tidak ada satupun putusan atau UU yang menyatakan bendera tauhid terlarang, apalagi haram untuk dimiliki dan dikibarkan. Apakah salah dalam mengibarkan bendera tauhid? yang dimana dikibarkan di Negara yang mayoritas muslimnya terbanyak di dunia.


Ini bukanlah lambang dan kaos PKI yang sekedar tren. Tapi kalimat tauhid yang sangat mulia dan tidak haram untuk dikibarkan bahkan penuh dengan kebanggan.


Ketakutan Rezim Sekuler Yang Sesat


Selamat datang di rezim Sekuler, yang berasaskan memisahkan antara agama dengan kehidupan. Sehingga saat pengibaran bendera dan panji Rasulullah, pemikiran sesatnya langsung muncul dan langsung menginvestigasi.


Anak MAN yang tidak salah pun, dieksploitasi menjadi kesalahan, untuk mengalihkan kegagalan rezim mengatur negeri ini. Cari-cari kesalahan rakyat, untuk menutupi kesalahan rezim.


Padahal mereka adalah remaja yang tidak menyalahi aturan sekolah maupun agama. Mereka tidak tawuran, tidak melakukan seks bebas, tidak narkoba bahkan tidak melakukan korupsi. Mungkin itu semua bukti kecintaan mereka terhadap identitas diri mereka sebagai umat Islam yaitu kepada Allah dan Rasulullah.


Benar apa kata Rasulullah, bahwa kelak diakhir zaman yang hak akan menjadi bathil, dan sebaliknya yang bathil akan menjadi hak.


Buktinya, saat pengibaran bendera dan panji Rasulullah di lingkungan sekolah langsung diinvestigasi. Sedangkan bagi para pelaku LGBT yang sangat jelas bertentangan dengan norma agama malah harus dilindungi. 


Nah, sepertinya nalar buruk rupa cermin dibelah, itu terjadi di negeri ini. Saat rakyat kesulitan hidup, TDL naik, pajak naik, utang negara menggunung, BUMN merugi, tambang dijarah asing, eh politisi partai, pejabat negara malah sibuk mencari cari kesalahan rakyat kecil. Urusan besar dikecilkan, urusan yang bukan masalah dipermasalahkan. 


Ingatlah Dengan Hari Penghisaban


Sebagai umat muslim yakin bahwa saat usia sudah baligh, maka disitu amal catatan terbuka untuk dimintai pertanggung jawaban kelak diakhirat. Bila timbangan amal sholehnya banyak, maka dia akan masuk Surga-Nya. Tapi bilamana sebaliknya, maka dia akan masuk kedalam Neraka-Nya. Naudzubillah.


Apakah karena kekuasaan, sehingga tergiur dengan dunia yang tidak ada apa-apanya? hingga lupa dengan kampung akhirat. Semoga Allah masih memberikan kita selaku umat-Nya pintu hidayah dan taufik agar bisa selamat sampai tujuan hingga tidak tersesat. aamiin.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak