Oleh : Didi Diah, S.Kom
Ayah Bunda, mengawali tulisan ini, ada pertanyaan yang menggelitik sanubari, sudahkah kita memberikan pemberian terbaik untuk buah hati kita? Tentu jawabannya bukan gadget terbaru, jalan-jalan keliling dunia, belanja mainan branded atau semacamnya. Namun pemberian yang akan terus menajamkan pemikiran anak-anak kita hingga mereka mampu menyelesaikan simpul makna hidup mereka. Apa itu?
Salah satu dari banyaknya pemberian adalah pendidikan. Sesungguhnya jika berkaca pada pendidikan Islam yang lahir dari Aqidah yang kuat, maka peran utama pendidikan anak datang dari sang Ibu, beliau adalah guru pertama dan guru utama bagi anak-anaknya
"Al -Ummu madrasah Al-ula (Ibu adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya) bila sang Ibu persiapkan dengan baik maka ibu telah mempersiapkan bangsa yang baik dan kuat”
Fitrahnya seorang anak, adalah dekat dengan ibunya, orang tuanya yang mempunyai peran penting atas kesholehan jiwa anak.
Hadits Abu Hurairah tentang anak lahir atas dasar fitrah
عَنْ هُرَيْرَةَ رَضِي اللَّه عَنْه قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ مَوْلُودٍ إِلا يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ وَيُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ كَمَا تُنْتَجُ الْبَهِيمَةُ بَهِيمَةً جَمْعَاءَ هَلْ تُحِسُّونَ فِيهَا مِنْ جَدْعَاءَ ثُمَّ يَقُولُ أَبُو هُرَيْرَةَ رَضِي اللَّه عَنْه (فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ (أخرجه البخاري في كتاب الجنائز)
Artinya:
“Dari (Abu) Hurairah ra. Dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: tidak ada seorang anakpun kecuali ia dilahirkan menurut fitrah. kedua orang tuanyalah yang akan menjadikan ia yahudi, nasrani, dan majusi sebagaimana binatang melahirkan binatang dalam keadaan sempurna. Adakah kamu merasa kekurangan padanya. Kemudian abu hurairah ra. berkata : “fitrah Allah dimana manusia telah diciptakan tak ada perubahan pada fitrah Allah itu. Itulah agama yang lurus” (HR al-bukhari dalam kitab jenazah)
Maka, sekalipun orang tua mencari partner untuk pendidikan anak, maka orang tua wajib mencarikan sekolah yang mampu membentuk kesalihan anak. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Al-Hakim, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tiada suatu pemberian yang lebih utama dari orang tua kepada anaknya selain pendidikan yang baik.” (HR. Al Hakim: 7679).
Pertanyaan kedua, bagaimana sekolah punya andil dalam masalah ini. Selama ayah dan bunda mencarikan sekolah yang tidak menanamkan kekuatan Akidah anak, tidak membekali anak dengan pembentukan Syaksiah Islamiyah (kepribadian islam) juga tidak mengajak siswa berpikir kritis dengan pemikiran Islam, sudah pasti anak tidak akan punya modal untuk mengenal dirinya dan juga Tuhannya, Allah SWT, apalagi mengenal Syariat Islam. Subhanallah.
Orang tua saat ini terkadang mencari sekolah anak terhipnotis dengan fasilitasnya, gedungnya ber AC atau tidak, bertingkat atau tidak, atau dengan segala kemewahannya, sekalipun itu mubah. Yang berikutnya adalah kurikulum. Dengan kurikulum yang berbasis materi dan sekuler, maka wajar jika hasil didikannya adalah pribadi-pribadi yang jauh dari kesalihan.
Misalnya tidak hormat terhadap guru, berani membentak, melanggar hukum syariat, tawuran, seks bebas, zina, hamil di luar nikah, narkoba, lesbian gay biseksual transgender (LGBT). dan lain sebagainya. Para pelajar tidak dibekali pemahaman Islam untuk dapat menyelesaikan permasalahan hidup mereka yang sudah masuk fase baligh/tamyiz.
Di sisi lain, pemerintah juga alpha untuk memantau proses KBM (kegiatan belajar mengajar) sehingga output dari kurikulum yang diberikan ke sekolah-sekolah tidak memiliki feed back yang positif bagi keberlangsungan pembelajaran, baik di level dasar hingga level perguruan tinggi. Kurikulumnya pun tidak mampu mencetak generasi yang cerdas dan mampu berkompentensi dengan sekolah luar negeri karena arahan pendidikan kita adalah berbasis konsumtif.
Belum lagi lalainya pemerintah untuk memberikan sanksi kepada sekolah-sekolah yang melakukan pelanggaran. Dan sering kita mendengar para guru tidak diberikan kelayakan, hingga berimbas kepada penabaian terhadap siswa. Ayah Bunda, apa kita akan diam saja dengan keberlangsungan sistem yang rusak ini ? Dimana negara tidak lagi mampu menjaga jiwa dan kehormatan rakyatnya.
Padahal di luar sana sedang menunggu predator-predator seks yang siap menerkam anak-anak kita. Fasilitas-fasilitas yang melenakan generasi muda kita hingga mereka menjadi generasi konsumtif, generasi hedonis, tidak lagi mengerti bagaimana menjaga kemuliaan dan kehormatan diri sendiri.
Negeri ini butuh pemimpin yang mampu melindungi umatnya baik aqidah maupun jiwanya. Pemimpin yang menerapkan aturan Syariat Islam dengan sempurna, tanpa ragu. Pemimpin yang mengembalikan kejayaan Islam dimuka bumi ini, yang dengan kesalihannya mampu menjadi perisai bagi ummatnya.
Anakku, jadilah kalian generasi salih dan salihah, yang dengan aturan-Nya kalian menjadi taat, dan mampu menjaga kehormatan diri. Kalian-kalian yang akan menjadi penerus Muhammad Al Fatih, Thoriq Bin Ziyad, Fatimah Az Zahra, Asma binti Abu Bakar, Nusaibah Binti Ka'ab, dan para shahabat dan shohabiyah Rasulullah SAW lainnya. Taklukkan dunia dengan kehebatan dan kesalihan jiwa kalian. Aamiin, Aaamiin Ya Mujibassaailiin.
Menarik, lanjutkn
BalasHapusMenarik, lanjutkn
BalasHapusMenarik, lanjutkn
BalasHapus