Oleh : Mira Sutami H
( Pemerhati Sosial dan Generasi )
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mempersilakan para mahasiswa dan civitas akademika yang ingin melakukan kajian mengenai paham Marxisme di lingkungan kampus. Selain paham Marxisme, dirinya pun mempersilakan apabila mahasiswa ingin melakukan kajian terkait Lesbian, Gay, Transgender, dan Biseksual (LGBT). Akan tetapi, kata dia, mengkajinya dari segi positif, seperti mengenai dampak kesehatan yang diterima ketika seseorang melakukan hubungan sesama jenis.
Kalau kegiatan mereka [mahasiswa] untuk kajian akademis, silakan. Yang tidak boleh itu LGBT making love di dalam kampus. Jadi aktivitas LGBT yang terkait pada kegiatan LGBT itu tidak boleh," tuturnya. Republika.co.id
Sungguh aneh sekali rezim saat ini katanya mengangngkan Pancasila sebagai dasar negara namun malah memberi ruang kepada ideologi komunis yang bertentangan dengan sila pertama Pancasila.
Karena pemikiran sekuler yang dianut oleh rezim maka tak heran bila kemaksiatan malah dirangkul dan boleh disebarkan dengan bebas seperti LGBT ini.
Sayangnya, berbeda kelakuan terhadap lslam. Apabila seseorang mengkaji lslam secara sempurna dan menyuarakan khilafah dianggap lslam radikal. Padahal jelas - jelas sebagai seorang muslim memang merupakan keharusan melaksanakan lslam secara kaffah ( menyelurus / sempurna ). Yang jelas lslam juga tidak bertentangan dengan Pancasila.
Menurut Menristekdikti mahasiswa boleh mengkaji ide radikal, namun tak boleh menyebarkannya dikampus.( tirto.id )
Sekarang malah semua pihak bakal diawasi oleh pemerintah bagi yang menyebarkan ide radikal. Baik dosen, pegawai dan juga mahasiswa. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) akan mendata nomor telepon dan media sosial dosen, pegawai, dan mahasiswa pada awal tahun kalender akademik 2019/2020. Hal ini dilakukan untuk menjaga perguruan tinggi dari radikalisme dan intoleransi.
Kemenristekdikti tidak akan memantau media sosial satu per satu setiap hari. Namun, ia ingin melakukan pendataan sehingga apabila nantinya terjadi masalah bisa dilacak melalui media sosial atau nomor teleponnya.
Bukti tersebut menunjukkan bahwa rezim sekuler telah terjangkiti oleh lslamophobia. Ketakutan tentang ideologi lslam membuat mereka kehilangan akal sehat. Karena mereka merupakan kaki tangan Asing dan Aseng penganut ideologi Kapitalis dan Sosialis dimana mereka seperti kerbau yang dicocok hidungnya oleh tuan - tuan mereka bila geliat lslam mulai mencuat di lndonesia.
Sesungguhnya apa yang dikatakan oleh rezim saat ini adalah salah besar. Karena ide khilafah adalah ajaran lslam. Dan merupakan mahkota kewajiban bagi umat untuk menegakkannya.
Perlu dicamkan disini bahwa lslam adalah sebuah ideologi. Sehingga ada konsekuensi umat muslim untuk mengambil lslam sebagai ideologi. Dan kita juga dilarang keras untuk mengambil ideologi lain yang bertentangan dengan lslam.
Jelas sudah bila ideologi kapitalis itu tidak akan membiarkan lslam menjadi agama yang sempurna yaitu diterapkan secara kaffah. Tapi malah akan menyuburkan ideologi lainnya.
Dalam hal rezim sekuler yang memberi ruang bagi paham Marsixme dan memberi ruang bagi LGBT sangat bertentangan dengan lslam. lslam tidak akan membiarkan ide - ide yang bertentangan dengan lslam berkembang. lslam sangatlah menjaga akidah umat dan pemikiran umat.
Karena saat ini lslam tak diterapkan sebagai ideologi dan tak ada institusi yang menerapkan lslam secara kaffah. Maka ide - ide yang bertentangan dengan lslam malah berkembang pesat. Oleh karena itulah kita saat ini butuh khilafah agar akidah umat dan pemikiran umat tidak semakin terkontaminasi oleh pemikiran dari ideologi asing. Tentu efeknya jelas telah kita rasakan sekarang ini yaitu maraknya kezaliman, perzinahan, dan kemaksiatan lainnya yang tak bisa selesai dengan tuntas tanpa khilafah.
Oleh sebab itu bagi kaum muslimin yang telah paham pentingnya khilafah maka satukan tekad dan bergandeng tangan berjuang bersama - sama. Wallahu A'lam Bishawab