Oleh Deasy Rosnawati, S.T.P
Takut resiko dalam dakwah? Manusiawi. Karena setiap manusia diberi Allah naluri mempertahankan diri dengan rasa takut sebagai salah satu penampakannya. Gibthah atau iri terhadap para sahabat dan para pejuang islam yang gigih danberani dalam dakwah? Tentu. Lalu bagaimana diri ini bisa istiqomah di jalan dakwah sementara rasa takut masih bergelayut dalam diri tak mau pergi?
Jangan terbalik. Istiqomah di jalan dakwah itu bukan hasil dari keberanian. Justru keberanian itu hasil dari istiqomah. Berani adalah hadiah dari Allah untuk orang-orang yang istiqomah.
Istiqomah berasal dari kata qooma yang berarti berdiri, ditambah frasa ista didepannya yang bermakna memohon, meminta, dan berusaha. Maka orang yang istiqomah adalah orang yang berusaha, yang memohon kepada Allah, yang berusaha untuk tetap dalam keadaan berdiri. Jadi, bisa saja orang tersebut sebenarnya dalam keadaan takut ketika berusaha berdiri. Bisa saja dalam keadaan bersedih. Tapi ia tetap berusaha berdiri. Yang karenanya, Allah lantas mencabut rasa takut dan sedih dalam dirinya.
Allah berfirman dalam surat al Ahqaf (46) ayat 13, “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah", kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) mereka bersedih hati.” T.Q.S Al Ahqaf (46) : 13
Dalam surat Fushshilat (41) ayat 30, Allah bahkan menggambarkan bahwa mereka yang istiqomah ditemani oleh para malaikat yang senantiasa menghibur mereka. “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka (istiqomah), maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu." T.Q.S Fushshilat (41) : 30.
Lalu dalam surat Fushshilat (41) ayat 31 Allah menjanjikan perlindungan dunia akhirat bagi mereka yang istiqomah dalam kebenaran. “Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta.” T.Q.S Fushshilat (41) : 31.
Kalau demikian, jelaslah bahwa istiqomah adalah wilayah usaha yang manusiawi. Allah hanya meminta kepada kita senantiasa berada dalam zona berusaha untuk kokoh berdiri. Maka takut terhadap resiko dakwah jangan malah membuat kita lari bersembunyi. Karena lari sembunyi bukan jalan yang akan menghilangkan rasa takut dihati kita. Takut terhadap resiko dakwah, obatnya justru istiqomah.
Jadi, istiqomah lah dahulu, niscaya engkau tak akan takut atas apa yang bakal terjadi, dan tak akan sedih atas apa yang telah berlalu. Engkau akan terus meneus bergembira dengan surga yang dijanjikan dan akan selalu merasa aman dalam perlindungan Allah dunia akhirat.
Wallahua’lam.