Muslim Yang Ragu Melahirkan Pribadi Ambigu




Oleh: Ummu Muhammad 
(Member Akademi MenulisKreatif) 


"Muslim yang baik tak butuh syariah"

Begitulah salah satu postingan orang liberal.

Bahkan bukan sekedar postingan sampai meme foto yang dibuat oleh mahasiswa sebuah Universitas Islam pun tak ketinggalan meramaikan jagat dunia sosmed. Mereka tuliskan dipojok  fotonya "Islam yes khilafah no".

Universitas Islam Negeri yang seharusnya lebih membawa nilai-nilai keislaman, lebih memahami Islam secara keseluruhan, dan menjadi pembela Islam yang terdepan bukan malah menjadi bagian barisan penghalang kebangkitan. 

Kedua narasi tersebut sebenarnya memiliki makna yang sama, mereka enggan menerima khilafah sebagai ajaran Islam. Sehingga kebencian yang mendalam membuat hati menjadi buta dan kebuntuan akal. Yang akhirnya mereka membenci syariah secara keseluruhan .

Tak sedikit penolakan syariah Islam dilakukan oleh pemeluknya sendiri, baik mereka tolak secara halus maupun terang-terangan. Sungguh umat Islam dibuat sibuk oleh mereka yang fasik dan munafik. Sehingga energi untuk mengembalikan umat menjadi lebih besar.

Barat penjajah tak henti-hentinya mencegah kebangkitan umat Islam yang pernah menjadi mimpi buruknya. Mereka terus tak pernah lelah merusak kekuatan ummat ini dengan menjauhkan umat Islam dari ajaran agamanya sendiri.

Dan mereka pun sudah belajar dari sejarah bahwa umat Islam akan lemah jika berhadapan dengan saudaranya sendiri. Sehingga mereka membuat agen-agen dan boneka-boneka sebagai tangan untuk melancarkan misinya. 

Sistem pemerintahan, militer dan media-media mereka kuasai agar opini yang mereka hembuskan bisa diterima dan diyakini oleh umat kebenarannya. Sehingga umat akan merasa minder, takut dan bahkan membencinya. Opini yang mereka dapatkan pun menjadi standar menilai tentang agamanya sendiri. Jadilah umat jauh dan tidak mengenal ajaran agamanya sendiri.

Dan akhirnya barat leluasa menjajah kekayaan negeri melalui ideologinya dan umrmat hanya akan terus dijadikan santapan mereka. Hingga harapan hidup sejahtera dibawah sistem asing hanyalah mimpi belaka.

Hanya ada satu jalan yang mampu membangunkan mimpi yaitu Kesadaran akal yang bisa mengubah seluruh perilaku dan tatanan kehidupan dibawah bimbingan wahyu illahi.

Mereka sadar akan dirinya sebagai seorang muslim yang terikat terhadap dua persaksian yaitu mengakui bahwa Allah adalah satu-satunyanya Tuhan yang harus disembah dan  Muhammad SAW adalah utusan Allah. Persaksian tersebut adalah sumpah yang bukan sekedar hanya diucapkan oleh lisan namun harus diyakini dengan hati dan dibenarkan dengan perbuatan. Itulah keimanan seorang muslim.

(وَمَا كَانَ لِمُؤۡمِنࣲ وَلَا مُؤۡمِنَةٍ إِذَا قَضَى ٱللَّهُ وَرَسُولُهُۥۤ أَمۡرًا أَن یَكُونَ لَهُمُ ٱلۡخِیَرَةُ مِنۡ أَمۡرِهِمۡۗ وَمَن یَعۡصِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَقَدۡ ضَلَّ ضَلَـٰلࣰا مُّبِینࣰا)

Dan tidaklah bagi laki-laki yang mukmin dan perempuan yang mukmin suatu pilihan, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh, dia telah tersesat, dengan kesesatan yang nyata.
[QS. Al-Ahzab: 36]

Tetapi bagaimana mungkin suatu perbuatan mencerminkan suatu keimanan kepada Allah dan Rasul-Nya, sedangkan tingkah lakunya jauh dari apa yang Allah inginkan dan rasul contohkan, yang semuanya telah dijelaskan dalam syariah Islam. Karena syariah adalah konsekuensinya menjadi seorang muslim. Jika tak mampu memenuhi konsekuensi, kenapa tidak berani membebaskan diri dari dua persaksian itu. Sungguh, mereka  hanya menyusahkan diri mereka sendiri.

Mereka mengaku muslim namun ucapannya menolak syariat Islam, mereka mengaku muslim tapi hanya mengambil ajaran-ajaran yang dianggap masih menguntungkan dan menolak ajaran Islam yang lain karena mengusik nafsu kekuasaan, mereka muslim tetapi menuduh saudaranya yang taat adalah musuh yang membahayakan.

Memang aneh pribadi seorang muslim yang akalnya digelapkan oleh pemahaman asing dan nafsu dunia semata. Mereka tak mampu membedakan antara cahaya dan kegelapan, antara kebenaran dan kebathilan, serta antara kewarasan dan kebodohan. Padahal cahaya itu dekat dan kebenaran itu terlihat.

Sedangkan untuk mengembalikan mereka adalah dengan terus membuka kebobrokan cara berpikirnya, dengan cara menyaring dan memisahkan antara pemahaman asing dan Islamnya, mengorek kelemahan diri dan akalnya, serta menunjukkan bahwa ajaran Islam yang dimilikinya sesuai dengan akal dan fitrahnya, agar mereka kembali menjadi muslim yang memenuhi konsekuensinya. Menjadi mukmin yang yakin serta dibenarkan oleh amalnya. Sehingga bisa berubah menjadi pribadi yang unik, pribadi yang shalih lagi mushlih. Pribadi yang mampu mengantarkan umat ini menuju peradaban yang gemilang.

Memang hidayah milik Allah namun usaha adalah milik hamba-Nya. usaha besar ini hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu saja yang memiliki keberanian, ilmu dan keihlasan. Di tangan mereka kalimatullah akan ditegakkan. Di tangan mereka kebangkitan akan dirasakan, hingga janji Allah yang ditungggu pun mereka dapatkan.

Semoga Allah memudahkan kita untuk taat kepada-Nya, dan mengokohkan langkah kita dalam berjuang menegakkan kalimatNYA.

( رَبَّنَاۤ أَفۡرِغۡ عَلَیۡنَا صَبۡرࣰا وَثَبِّتۡ أَقۡدَامَنَا وَٱنصُرۡنَا عَلَى ٱلۡقَوۡمِ ٱلۡكَـٰفِرِینَ)

 “Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami, kukuhkanlah langkah kami dan tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.”
[QS. Al-Baqarah: 250]

Waallahu a'lamu bishawab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak