Oleh: Messy
(Aktivis Mahasiswa dan Member Penulis Ideologis)
Negeri ini masih dijarah oleh asing dan aseng. Begitu sulit untuk melepaskan diri dari cengkraman Imperialisme dan Kolonialisme. Kian lama, mereka kian betah menginjakkan kaki disini. Lantas, kapan kita merdeka? Jika telah merdeka, kenapa asing dan aseng masih bebas mengepakkan sayap di negeri ini?
Banyak pemuda negeri ini yang masih menjadi pembersih alas kaki di negeri seberang. Mereka dizalimi oleh sang majikan. Namun, asing dan aseng mendapat kasih sayang istimewa.Tidur nyenyak dan makan kenyang. Lantas, kapan kita merdeka? Jika telah merdeka, kenapa pemuda negeri ini masih menjerit kesakitan di negeri seberang?
Milyaran hutang masih memborgol tubuh negeri ini. Kian hari kian menumpuk di atas pundak. Namun, penguasa kian gencar mengemis hutang kepada asing dan aseng. Lantas, kapan kita merdeka? Jika telah merdeka, kenapa negeri ini tak mampu mandiri tanpa intervensi dari negeri lain?
Banyak pemuda negeri ini yang masih memangku tangan dan kaki di rumah. Ijazah sarjana tak lagi berguna. Pengangguran kian meningkat. Tapi, tenaga berkulit putih dan bermata sipit masih mendapat tempat. Lantas, kapan kita merdeka? Jika telah merdeka, kenapa pemuda negeri ini tak mendapat jaminan pekerjaan yang layak dari penguasa?
Pajak kian mencekik, rakyat kian menjerit. Dan angka kemiskinan kian membukit. Rakyat dibuat sesak nafas menanggung beban yang segudang. Bayang-bayang hidup susah kian menghantui. Lantas, kapan kita merdeka? Jika telah merdeka, kenapa menginginkan kehidupan yang layak seakan hanya impian belaka?
Masalah narkoba dan seks bebas belum juga usai. Namun kini, L96T kian bangga menunjukkan taringnya di tengah masyarakat. Mereka berusaha merusak generasi muda dengan perilaku menyimpang. Lantas, kapan kita merdeka? Jika telah merdeka, kenapa pergaulan bebas belum juga dijemput oleh malaikat maut?
Korupsi, kolusi dan nepotisme seakan menjadi budaya yang terus dilestarikan. Para kapital berlomba-lomba menenggelamkan diri dalam jeruji besi. Dan jeretan hukum seakan tak mampu menghentikan tindakan busuk mereka. Lantas, kapan kita merdeka? Jika telah merdeka, kenapa aktivitas menyakiti hati rakyat tak kunjung berhenti?
Negeri ini adalah negeri yang kaya. Kekayaan alam begitu melimpah ruah. Namun, untuk memenuhi kebutuhan rakyat masih mengandalkan impor dari negeri seberang. Sehingga produksi dalam negeri seakan tak berharga sama sekali. Lantas, kapan kita merdeka? Jika telah merdeka, kenapa penguasa begitu ketergantungan dengan China dan Amerika?
Ketika hukum yang dibuat hanya mengandalkan hawa nafsu belaka. Hanya berpihak pada korporasi. Sehingga hukum bersifat tumpul ke atas tapi tajam ke bawah. Penjabat yang zalim seakan kebal dari hukum. Lantas, kapan kita merdeka? Jika telah merdeka, kenapa keadilan hukum begitu sulit di raih?
Merdeka, Kapan kita merdeka?
Merdeka, Kapan kita merdeka?
Jika negeri ini masih didominasi oleh asing dan aseng. Maka kemerdekaan hakiki sulit diraih, yang tampak hanya kemerdekaan semu belaka.
Merdeka, Kapan kita merdeka?
Merdeka, Kapan kita merdeka?
Apakah kita berpikir bahwa kita telah merdeka? Padahal kehidupan kita masih diusik oleh penduduk negeri seberang.
Merdeka, Kapan kita merdeka?
Merdeka, Kapan kita merdeka?
Apakah kita lupa bahwa kita belum pernah merdeka? Maksudnya, kemerdekaan hakiki belum dapat kita rasakan.
Merdeka, Kapan kita merdeka?
Merdeka, Kapan kita merdeka?
Tapan, 12 Agustus 2019
#KapanKitaMerdeka?