Membangun Persatuan Hakiki Kala Berhaji


Oleh: Iin Sapaah


Momen berhaji adalah saat Allah mengabulkan setiap permintaan dan mengampuni setiap kesalahan hambanya. Sebagaimana di riwayat kan dalam HR. Ibnu Majah:" orang yang berperang di jalan Allah, yang berhaji dan yang umrah adalah tamu Allah . Jika mereka berdo'a ,pasti Allah mengabulkan, dan jika mereka meminta, niscaya Allah SWT memberi.


Berhaji juga menapaktilasi jejak bersejarah dan spiritual, mulai dari nabi Ibrahim as dan nabi Ismail as. Hingga ke Rasulullah Saw.


Umat muslim berkumpul di sekitar Ka'bah yang dibangun oleh nabi Ibrahim dan putranya Ismail. Mereka berdoa di hijr Ismail dan maqam  Ibrahim, kemudian melaksanakan sai dari Shafa dan marwa, sekaligus mereguk kesegaran air dari sumur zamzam yang historis dan berkah.


Saat menginjakkan kaki ke masjid Nabawi  semua jamaah haji so pasti membayangkan sosok Baginda nabi Saw , bersama keluarga dan para sahabat bahu membahu memperjuangkan tegaknya agama Allah  dan senantiasa membela kemuliaan rasulnya.


Dengan menapaktilasi sejarah seharusnya kekuatan ruhiyah umat muslim bangkit. Dan muncul semangat perjuangannya, ibadahnya, dan juga pengorbanannya.


Ibadah haji telah mengajari umat muslim mengendalikan amarah dan permusuhan. Sikap ramah, tolong menolong kepada sesama, itulah yang dikembangkan. Di tengah cuaca panas terik, lelah dan berdesa-desakan, para tamu Allah diminta untuk mengendalikan akhlak. Dalam surat Al- Baqarah (2):197:" Allah SWT berfirman: haji adalah bulan yang dimaklumi. Siapa saja yang menetapkan niatnya dalam bulan ini untuk berhaji, maka tidak boleh rafats, fasik dan berbantah- bantah. Apa saja yang kalian kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekal lah..sungguh bekal terbaik adalah taqwa. Bertaqwa lah kepadaku , hai orang- orang berakal.


Dalam ibadah haji yang dituntut adalah senantiasa berbuat kebaikan. Ibadah haji merupakan tempat sekaligus momen meleburnya jutaan umat muslim dari segenap penjuru dunia. Tak pandang suku bangsa, bahasa, warna kulit dan starata. Mereka berkumpul di Padang Arafah, di Mina, lalu melaksanakan tawaf dan sa'i bersama-sama. Itulah satu ikatan yang mampu mengikat manusia dalam satu ikatan aqidah Islam.


Namun sangat di sayangkan, ibadah haji yang mengumpulkan dan melebur jutaan orang dalam satu tempat dan satu waktu, ternyata belum mampu mengantarkan mereka menuju persatuan yang hakiki. Hal ini terus berlangsung setiap tahun. Persatuan umat saat berhaji baru sebatas menciptakan ikatan spiritual. Tak beda dengan ibadah shalat berjamaah atau shalat Jum'at. Umat berkumpul di satu tempat dan satu waktu, lalu bubar begitu saja.


Semestinya ibadah haji menjadi konperensi besar untuk membangun kesadaran umat, bahwa mereka kini telah tercerai -berai. Tidak lagi menjadi umat yang satu. Begitu banyak permasalahan umat yang harus diselesaikan bersama.


Sayangnya , saat ini umat masih mementingkan ego kebangsaan masing-masing. Mereka tak peduli pada kondisi saudaranya. Bahkan lebih ironisnya beberapa negara muslim seperti Arab Saudi, Qatar , Kuwait ,uni emirat Arab memberikan dukungan kepada pemerintah komunis Cina yang melakukan kedzaliman terhadap umat Muslim Uighur. Seharusnya umat muslim membangun kembali persatuan hakiki diantara mereka. Sebagaimana dahulu kaum Muhajirin dan Anshar yang bersatu dalam ikatan aqidah Islam. Allah SWT berfirman dalam QS .Al- hujurat(49):10:kaum mukmin itu sesungguhnya bersaudara. Maka damaikanlah kedua saudara kalian itu dan takutlah terhadap Allah supaya kalian mendapat Rahmat.


Sayangnya umat muslim saat ini telah terpecah- belah, seakan tak sanggup lagi membela diri dan memberi perlindungan kepada sesamanya. Mereka malah  membiarkan saudara seiman mereka di tengah penderitaan.


Sudah bertahun-tahun  negeri Syam, dilanda peperangan. Diperkirakan 370 ribu warga tewas sebagai korban perang. PBB menghitung sekitar 13,5 juta warga Suriah membutuhkan bantuan kemanusiaan. Sekitar 6 juta warga Suriah mengungsi di dalam negeri, dan 4,8 juta lagi berada di luar negeri.


Umat muslim sedunia tentu wajib memberikan pertolongan kepada mereka dan menyelesaikan pertikaian yang ada serta menghentikan kedzaliman. Kita harus merekatkan kembali ikatan ukhuwah Islamiyyah kita. Satukan hati, campakkan ego kebangsaan dan kelompok, yang membuat kita bercerai- berai, dan membuat musuh terus - menerus menguasai kita. Sungguh kita adalah umat yang satu. Bertuhan kan satu Allah SWT . Berhukum satu, Al-Qur'an . Dan menjadikan kalimat tauhid sebagai pemersatu kita. Dan ingatlah bahwa dahulu kaum muslimin bisa dipersatukan di bawah institusi yang satu yaitu Daulah khilafah Islamiyyah...Hanya sayangnya institusi yang mampu menyatukan kaum muslimin itu sejak tahun 1924 berhasil dilenyapkan oleh orang kafir lewat kaki tangannya kemal Attaturk . Oleh karena itu menjadi suatu kewajiban sesuai hasil ijtihad ulama bahwa menegakkan syari'ah Islam  dan khilafah adalah kewajiban bagi seluruh kaum muslimin.  Semoga Allah SWT  memuliakan dan menolong kita.


Wallahu a'lam...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak