Oleh: Sri Yana
Pernah merasakan listrik padam alias mati lampu? Tentu saja pernah. Semua orang pasti pernah merasakannya bukan. Tapi merasakan mati lampu serentak di berbagai kota, baru sekarang ini terjadi. Rasanya gelisah dan ketidaknyamanan, soalnya mati lampu di berbagai daerah, yang menyebabkan kota gelap gulita, hanya ada penerangan berupa lilin-lilin di rumah-rumah warga, bagi yang masih memiliki persediaan lilin.
Karena setelah mati lampu menyebabkan lilin laku keras. Setiap orang mencari lilin kemana, mulai dari warung kecil hingga di Alfamart atau Indomaret, ternyata lilin habis terjual. Akhirnya masyarakat ada yang gelap-gelapan atau ada juga yang membuat penerangan dengan kreasi sendiri. Karena mati lampu yang cukup lama juga, dari siang hingga malam. Kira-kira ada yang menyala malam hari, tengah malam hingga subuh.
Kejadian mati lampu ini menyebabkan terganggunya aktivitas masyarakat, yang menimbulkan kerugian pelaku usaha kecil menengah, pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) ini, seperti usaha warnet, percetakan dan lain-lain.
Sebagaimana di lansir Viva.co.id bahwa padamnya listrik serentak di banyak kota menimbulkan tanda tanya besar menciptakan kegelisahan," Kata Darmadi dalam keterangannya, Minggu, 4 Agustus 2019.
Oleh karena itu, mati listrik yang dialami masyarakat, perlu adanya tanggung jawab dari Pemerintah, masalah ini yang terjadi di berbagai kota baru kali ini dialami. Perlunya antisipasi padamnya listrik, agar tidak merugikan masyarakat bukan hal yang mustahil, ketika pemerintah benar-benar memberikan pelayanan yang terbaik.
Lebih dari itu, menurut Maman Abdurrahman, Komisi VII Fraksi Partai Golkar, hal ini menunjukkan buruknya manajerial perusahaan setrum plat merah tersebut. " Ini membuka mata kita terang benderang betapa rusak dan bobroknya manajemen Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang tidak memiliki back up plan terhadap manajemen operasi Listriknya," imbuhnya. (Tirto.id)
Sudah seharusnya pemerintah mengawasi kinerja manajemen PLN dengan baik, agar padamnya listrik tidak merugikan rakyat. Karena di sistem kapitalisme ini para pemimpin telah sibuk mempertahankan jabatannya, sehingga lupa dengan kesulitan rakyatnya. Berbeda pada masa Islam, para khulafarasyidin dipilih oleh rakyat, namun enggan terpilih, karena beratnya tugas seorang pemimpin negara.
Apa yang menimpa umat saat ini, perlu muhasabah oleh kita semua, dan semua masalah yang ada mari kita cari solusinya dengan kembali kepada Islam. Ketika permasalahan umat ini diselesaikan dengan Islam, yang sejatinya Islam merupakan ideologi yang harus diemban untuk menyelesaikan problematika kehidupan.
Sebagaimana terjadinya kerusakan di bumi ini, berupa darat dan lautan, karena ulah manusia berbuat tanpa disertai ilmu, sehingga menimbulkan kerusakan, seperti kejadian padamnya listrik karena sebab manusia yang tak menjaganya. Dipertegas lagi dalam firman Allah SWT:
"Telah tampak kerusakan di darat dan laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)."(TQS. Ar Rum: 41)
Dengan kejadian padamnya listrik yang serentak ini, menjadikan kita agar lebih bersyukur kepada Allah, dan masih diberikan penerangan sampai saat ini. Sehingga kita senantiasa menjaga dan menghematnya. Agar listrik dapat dipergunakan dengan baik
Dengan syukur ini, sudah sejatinya hanya hukum Islam yang pantas diterapkan di dunia ini, yang mana kesejahteraan akan dirasakan umat. Sebagaimana kisah Khalifah Umar bin Abdul Azis yang kedatangan tamu, namun beliau mematikan lampu, dikarenakan tamu tersebut ingin membicarakan masalah pribadinya.
Wa'allahu a'lam bish shawab