Listrik Mati, Bukti Abainya Pemerintah


Oleh : Dewi Humairah

Seorang petugas Perusahaan Listrik Negara mengawasi ketersediaan pasokan listrik nasional.

Sebagian wilayah Pulau Jawa termasuk Ibu Kota Jakarta mengalami mati listrik. Meski perlahan sudah pulih, peristiwa ini dikritik karena punya dampak luas terhadap kegiatan masyarakat.

Anggota Komisi VI DPR RI Darmadi Durianto meminta institusi Perusahaan Listrik Negara untuk bertanggung jawab terkait kejadian ini.
"Padamnya serentak di banyak kota menimbulkan tanda tanya besar. Menciptakan kegelisahan, harus ada tanggung jawab ke masyarakat," kata Darmadi dalam keterangannya, Minggu, 4 Agustus 2019.

Dia mengingatkan sebagai perusahaan pelat merah, PLN mesti memberikan bukti pelayanan terhadap publik. Ia menyindir kebijakan PLN bila ada warga yang telat membayar listrik.

"Jangan bisanya minta dilayani terus sama masyarakat. Giliran masyarakat telat bayar saja langsung dimatikan," ujar Darmadi.

Kemudian, ia menyebut dari mati listrik massal ini membuat kerugian masyarakat. Mulai ketidaknyamanan sampai kerugian pelaku usaha kecil menengah.

 "Masyarakat cukup besar kerugiannya, pelaku UKM ini seperti usaha warnet, percetakan. Ada kegelisahan dan ketidaknyamanan masyarakat," jelas politikus PDIP itu.

Meski PLN sudah menyampaikan permohonan maaf, namun tidak cukup jika dibandingkan dengan kerugian yang dialami masyarakat. Kejadian ini jangan sampai terulang kembali karena bisa merusak iklim usaha.

"PLN harus memikirkan kompensasi ke masyarakat. Sejenis ganti rugi di samping menjelaskan secara terbuka ke masyarakat penyebab matinya listrik serempak," ujarnya.

Sebelumnya, PLN menyampaikan permohonan maaf atas pemadaman listrik di wilayah Jabodetabek, Banten, dan Jawa Barat, yang terjadi sejak pukul 11.50 WIB siang tadi, Minggu 4 Agustus 2019. Plt Dirut PLN Sripeni Inten Cahyani memastikan pasokan listrik untuk tiga wilayah tersebut bakal kembali normal sebelum pukul 00.00 WIB.

Sripeni menjelaskan, sejak pukul 16.00 WIB, pasokan setrum tambahan untuk kebutuhan tiga wilayah yang mencapai 20.000 Megawatt sudah kembali dialirkan dari wilayah Timur.

"Listrik dari Jawa Timur sudah masuk ke Saguling dan Cirata, kemudian PLTA Cirata dan Saguling berfungsi menstabilkan tegangan hingga ke Gandul," katanya di kantor P2B PLN, Gandul, Cinere, Depok, Jawa Barat, pada Minggu 4 Agustus 2019.
Setelah dari Gandul rencananya pasokan listrik tambahan tersebut akan dialirkan ke PLTU Suralaya untuk kebutuhan Banten, sementara untuk tambahan pasokan listrik di Jakarta akan disalurkan ke PLTU dan PLTGU Muara Karang.

Terkait mati listrik itu bukan hanya tanggung jawab PLN akan tetapi seharus nya juga tanggung jawab negara, negara yang seharus nya menjamin kesejahteraan rakyat nya. Agar rakyat tak gelisah lagi ketika lampu padam karna jika padam banyak merugikan rakyat terutama di kalangan para pengusaha.

Satu hari saja lampu padam para pengusaha kehilangan omset jutaan apalagi kemaren sampek 3 hari, berapa kerugian yang tanggung ? Banyak.

Jika memang akan ada pemadaman listrik seharus nya ada antisipasi agar tidak merugikan rakyat yang terdampak.

Dalam Islam listrik adalah termasuk kebutuhan umum jadi seharus nya listrik di gratiskan atau jika memang harus membayar tidak semahal seperti sekarang. Rakyat tidak harus menanggung beban yang berat karna harus membayar tagihan listrik per bulan nya.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak