Oleh: Chezo*
Akhir-akhir ini, ibu kota Indonesia, Jakarta, sedang disorot dunia. Kota Metropolitan tersebut muncul dalam airvisual.com, sebuah situs yang memperkirakan data kualitas udara di negara-negara dunia. Hal ini karena Jakarta berada di urutan pertama sebagai kota dengan polusi udara terburuk di dunia (www.airvisual.com/08/08/2019)
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Andono Warih menyebut akar polusi udara di Jakarta ada pada bertambahnya volume kendaraan pribadi. Sementara menurut Walhi, kendaraan bermotor adalah penyumbang 40 persen polusi udara di Jakarta. Bahkan beberapa langkah pun telah diambil Pemerintah Provinsi DKI untuk mengatasi kualitas udara tersebut di antaranya adalah memperluas ganjil-genap, mewajibkan uji emisi, membatasi usia kendaraan dan penghijauan. (m.detik.com/08/08/2019)
Laporan Global Air Report yang diterbitkan oleh Health Effects Institute di Amerika dan Universitas British Columbia di Kanada menyebutkan, polusi udara adalah penyebab ke-5 paling besar yang memperpendek usia manusia. Jumlah korban kematian karena polusi udara bisa melebihi kasus malaria, kecelakaan lalulintas, kekurangan gizi ataupun kecanduan alkohol. Tetapi, tingkat kematian dini itu tidak sama di seluruh dunia. Orang yang dilahirkan di kawasan Asia Selatan akan mati 30 bulan lebih cepat karena adanya polusi udara, baik di dalam maupun di luar rumah. (sains.kompas.com/08/08/2019)
Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengingatkan kita:
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Artinya: Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (TQS. Ar-Rum: 41)
Pencemaran udara yang terjadi karena faktor manusia tentu membuat kita miris. Karena ulah sebagian manusia yang mengejar keuntungan belaka tanpa melihat dampaknya terhadap lingkungan namun seluruh manusialah yang menanggung akibatnya. Berikut ini adalah beberapa penyebab pencemaran udara karena faktor manusia:
1. Asap Pabrik. Industri dan pabrik sekarang ini memproduksi barang dalam jumlah besar dan menghasilkan asap beracun yang dilepaskan ke udara.
2. Asap Kendaraan Bermotor. Pertumbuhan pengguna kendaraan bermotor turut menyumbang asap beracun ke udara dalam jumlah besar. Menurut banyak sumber, penyebab polusi udara terbesar saat ini adalah dari hasil emisi kendaraan bermotor.
3. Pembangkit Listrik. Pembangkit listrik dengan bahan bakar batu bara menghasilkan partikel oksida sulfur (S02) dan nitrogen oksida (NO2) yang berbahaya bagi mahluk hidup.
4. Bahan Radioaktif. Percobaan nuklir atau bom atom akan menghasilkan partikel-partikel debu radioaktif ke udara yang menyebabkan polusi.
Pencemaran udara tersebut membawa dampak yang merugikan bagi semua mahluk hidup, khususnya manusia. Hal ini bisa kita lihat dari:
1. Dampaknya terhadap manusia:
a. Mengakibatkan terjadinya gangguan pernapasan bagi manusia karena oksigen tercemar oleh senyawa berbahaya seperti asma, batuk, dan lainnya.
b. Menyebabkan terjadinya masalah pada kulit, misalnya kulit kusam, keriput, flek hitam, bahkan kanker kulit.
c. Polusi udara juga dapat mengakibatkan manusia menjadi mudah stress dan emosi tak seimbang.
e. Membuat pandangan menjadi terganggu akibat asap
2. Dampaknya terhadap lingkungan:
a. Memicu terjadinya hujan asam, dimana hujan asam tersebut dapat merusak tanaman.
b. Tanaman mudah terkena penyakit, misalnya klorosis, nekrosis, dan bintik hitam.
c. Mengakibatkan terjadinya global warming. Polusi udara merupakan salah satu penyebab terjadinya global warming dalam jangka waktu yang lama.
Beberapa hal sebenarnya bisa dilakukan oleh manusia untuk mencegah dan menanggulangi masalah pencemaran udara diantaranya:
1. Tidak melakukan pembakaran dan atau penebangan pohon-pohon di hutan dengan sembarangan karena pohon-pohon di hutan merupakan sumber oksigen bagi mahluk hidup.
2. Memanfaatkan energi alternatif yang ramah lingkungan, misalnya tenaga surya dan biogas.
3. Menggunakan kendaraan umum massal dan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi untuk membantu meminimalisir terjadinya polusi akibat emisi kendaraan bermotor.
4. Menciptakan jalur hijau di perkotaan dengan menanam pohon-pohon di tempat-tempat tertentu agar udara yang tercemar dapat diserap melalui proses fotosintesis.
5. Menghindari melakukan uji coba nuklir secara massif untuk mencegah pencemaran udara oleh radioaktif.
6. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat umum tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.
6. Mengurangi penggunaan bahan bakar fosil untuk pembangkit tenaga listrik, industri, dan rumah tangga.
*(Aktivis BMI Community Cirebon)