Oleh: Neni
Ibu Rumah Tangga
Pergaulan bebas para remaja dalam sistem sekularisme sangat memprihatinkan mulai dari LGBT, budaya pacaran, Narkoba dan lain-lain. Semua ini terjadi karena tidak adanya sistem yang mendukung malah pemerintah memfasilitasi semua kemaksiatan yang terjadi.
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi ( menristekdikti ) Mohamad Nasir saat konfrerensi pers hasil Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri ( SBMPTN ) di Jakarta Pusat Selasa (9/7/2019) mengatakan bahwa Kemenristekdikti akan mendata nomor telepon dan media sosial dosen, pegawai dan mahasiswa pada awal tahun kalender akademik 2019/2020. Hal ini dilakukan untuk menjaga Perguruan Tinggi dari radikalisme dan intoleransi.
Mohamad Nasir mempersilahkan para mahasiswa dan civitas akademika yang ingin melakukan kajian mengenai faham marxisme di lingkungan kampus asal ada pembina mahasiswa di dalamnya. Menurut Nasir semua perguruan Tinggi wajib memperkuat wawasan kebangsaan dan bela negara mahasiswa guna mencegah radikalisme. " tidak boleh ada politik praktis di Perguruan Tinggi, sehingga unit kegiatan mahasiswa yang ada harus menanamkan 4 pilar kebangsaan yaitu Pancasila, UUD, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika." kata Mohamad Nasir. Dari pernnyataan di atas sudah jelas menristekdikti sudah terjangkit islamophobia.
Rezim penguasa sekuler terjangkit Islamophobia, ketakutan Islam sebagai ideologi telah membuat mereka kehilangan akal sehat. Padahal dengan ideologi Islam semua permasalahan radikalisme dan intoleransi tidak akan terjadi. Dengan tegaknya Khilafah pergaulan bebas para remaja tidak akan terjadi karena adanya aturan yang mengontrolnya yaitu aturan Islam.
Wallahualam Bi Shawwab