Oleh : Arita (Penggiat Literasi Aceh)
Berbicara terkait kemerdekaan bisa diteliti dari banyak versi, sisi dan ambisi namun bagaimanakah terkait kemerdekaan hakiki?
Banyak yg mengaum-kan bahwa ia sudah merasa merdeka padahal jelas harta benda bahkan kerjanya masih terjerat riba. Ada pula negara yg di-klaim sudah merdeka, namun nyatanya rakyat jelata dimana-mana dan hutang negara maupun individu turut menimpa.
Sekarang kita kembali ke negara sendiri yang katanya akan merayakan hari kemerdekaannya untuk kesekian kalinya, kita hanya akan menelisik beberapa fakta yang mengusik mata dan telinga, misalnya Memiliki kekayaan SDA(sumber daya alam) yg luar biasa nyatanya rakyat tak merasakan adanya, rakyat miskin terus bertambah bahkan ekonomi pun tak menampakkan sari manis hasil kekayaannya.
Negara ini bak gadis muda nan indah jelita dengan berjuta pesona yg memikat setiap mata memandang dengan segala kelebihannya, namun bagaimana sistem pemeliharaan, penjagaan serta perkembangannya lah yang memnentukan masa depannya, bagaimana hasilnya apabila semua digadai kepada asing dan aseng? misal PT. Freeport, Exxon mobile, Newmont dan masih banyak perusahaan lainnya yg mana itu semua di legalkan oleh undang-undang(ibarat itu adalah orang tuanya) yg mana itu sebagai lampu hijau bagi pihak luar untuk menjamahnya. Sungguh miris bukan. Jadi dimanakah letak meredekanya? Bahkan rakyatnya pun penuh dengan hutang dan kriminal.
Bermacam lembaga pendidikan di mulai dari jenjang yg paling dasar sampai tingkat yg tinggi, namun apa yg terjadi? Nyatanya pengangguran dimana-mana, anak tanpa etika merajalela, koruptor dan diktator berkuasa, kemelaratan semakin nyata, bahkan rumah tangga yg harusnya tumpuan harmonis dari keluarga menjadi gubuk derita. Dimanakah letak kemerdekaan kita? Atau jangan2 apa yg ditakuti sang pahlawan bangsa menjadi nyata(menjadi budak di negara sendiri).
Menelisik kembali kepada kata merdeka, dimanakah keberadaanya? Berbagai definisi telah kita teliti namun tak berbuah bukti yg sakti. Mari kita mencari! Bagaimanakah definisi terkait merdeka dalam pandangan Islam, apa penyebab rasa tak merdeka yg ada di negara yg katanya sudah merdeka.
Firman Allah SWT dalam Al-Qur'an
وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَىٰ
Arti: Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta". (At-Thaha : 124).
Mari kita melihat sendiri apakah benar negara kita masih di koridor perintah Allah? Ataukah sudah benar-bernar berpaling dari penringatan-Nya sehingga negara luas kita jadi terasa sesempit ini? Bahkan anak kecil pun tau ada yang salah dengan negeri ini baik itu sistem kenegaraan maupun kepemimpinan.
Lantas bagaimanakah solusi yang harus menjadi misi? Mari kita Telisik kembali.
Firman Allah SWT dalam Al-Qur'an
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
Arti: Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (Al- A'raf : 96)
Dari ayat diatas jiwa terasa tertampar akan keadaan, mengapa tidak jika kenyataannya yang menjadi dalang dari kesengsaraan dan ketidak-merdekaan adalah diri sendiri disebabkan LALAI akan perintah Allah SWT dan mendustakan ayat-ayatNya dengan tiadanya penerapan akan hal yg sudah pasti kebenaran dan bukti sejarahnya. Mari kita meneliti sejarah akan kepemimpinan dalam naungan kepemimpinan dan sistem kenegaraan yg Islam tampilkan, masa kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz misal, dimana dalam masa kepemimpinannya bahkan tidak didapati satu pun rakyat yg masuk kedalam kategori layak menerima zakat dikarenakan makmur nya keadaan negara beserta rakyatnya. Bahkan dalam 12 abad lamanya Islam mengarungi 2/3 dunia dalam kepemimpinan Islam hanya terjadi 200 sekian kasus kriminal baik itu pencurian, pembunuhan dll, yang mana bila dibagika dalam 1 tahunnya hanya sejumlah 1 kasus kriminal yg terjadi dalam 1 negara. Bagaimana dengan negara kita sekarang? Dari saksi dan bukti yang mana kah sebenarnya kemerdekaan yang hakiki? Mari kembali kepada kebenaran dari Ilahi karena Islam telah disempurnakan oleh Allah SWT maka jangan ambil jalan lain dan sistem selain islam, kembalilah kepada fitrah kita sebagai hamba Allah yang mematuhi dan menjalankan segala perintahNya menjauhi segala larangannya tanpa ada kata tapi dan juga nanti karena bukti telah menjadi saksi akan kemerdekaan yang hakiki agar kita juga bisa mencecapi.