Keluarga Perindu Surga



Oleh: Fitrah Nugraha


Namanya Nusaibah binti Ka'ab. Salah seorang sahabiyah yang rela kehilangan nyawanya, bahkan sebelumnya rela ditinggal suami dan anaknya agar bisa membantu Rasulullah menepis musuh-musuh Allah di medan jihad..


Kisahnya sudah banyak diabadikan oleh sejarawan Islam. Setiap tulisan yang menceritakan kisahnya, saya pastikan siapa saja yang membacanya akan berdecak kagum sambil air mata haru mengalir di kedua pipinya..


Suatu ketika suara gemuruh terdengar dari luar rumahnya, yang saat itu Nusaibah sedang memasakkan makanan untuk anak dan suaminya yang sedang tertidur.


Suara gemuruh itu ternyata adalah sentakan kaki pasukan kaum muslimin yang siap bertempur di medan jihad. Nusaibah pun meninggalkan masakannya dan lekas membangunkan suaminya untuk ikut berjihad..


Sambil melihat suaminya bergegas memakai baju perang, Nusaibah menyiapkan pegang yang akan dipakai suaminya berperang. Seketika itu juga suaminya menaiki kuda lalu melaju ke medan perang, yang pada akhirnya ia terbunuh dan mati syahid..


Mendengar suaminya syahid, Nusaibah pun bersyukur dan gelisah. Ucap syukurnya karena suaminya telah mendahului dirinya menuju surga Allah, sedangkan ia gelisah karena memikirkan apalagi yang bisa dipersembahkan untuk membela agama Allah dan Rasul-Nya..


Tak butuh waktu lama merenung, Nusaibah memanggil anaknya Amar. Ia tersenyum kepadanya di tengah tangis yang tertahan dan berkata, "Amar, kau lihat Ibu menangis? Ini bukan air mata sedih mendengar ayahmu telah syahid. Aku sedih karena tidak memiliki apa-apa lagi untuk diberikan bagi para pejuang Nabi. Maukah engkau melihat ibumu bahagia?"


Amar mengangguk. Hatinya berdebar-debar. Nusaibah pun berucap, "Ambilah kuda di kandang dan bawalah tombak. Bertempurlah bersama Nabi."


Bukan takut dan marah, tapi Amar anaknya malah menyambut dengan mata bersinar-sinar seruan itu, dan berkata, "Terima kasih, Ibu. Inilah yang aku tunggu sejak tadi. Aku ragu-ragu seandainya Ibu tidak memberi peluang kepadaku untuk membela agama Allah."


Anaknya yang masih remaja ini pun bergegas menemui Rasulullah untuk ikut berjihad. Setelah disemangati oleh Rasulullah, ia lekas menyerang musuh dan pada akhirnya Amar ikut bersama ayahnya, mati syahid..


Mendengar kabar anaknya ikut syahid, ia pun galau. Galau bukan karena ditinggal oleh suami dan anaknya, tapi memusingkan apalagi yang akan dipersembahkan kepada Allah dan Rasul-Nya..


Karena tak lagi memiliki apa-apa, Nusaibah pun mengajukan dirinya agar ikut berjihad. Inilah persembahan Nusaibah yang tekahir, sampai ia menjemput rahmat Allah menuju surga yang telah dijanjikan..


Betapa cemburunya kita setelah mendapati kisah heroik Nusaibah binti Ka'ab dan keluarganya. Tujuan hidupnya hanya ridho Allah Azza wa Jalla, bukan yang lain..


Semoga keluarga kita bisa meneladani para sahabat yang telah terbukti menjadi generasi terbaik banggaan ummat..

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak