Kampanye Islam Moderat di Sekolah



Oleh: Chezo*


Belum lama ini pemerintah provinsi Jawa Barat mengumpulkan ulama se-Jabar untuk membuat kesepakatan terkait paham radikalisme. Pertemuan ulama se-Jabar ini digelar untuk menyamakan persepsi dengan para ulama di Jabar agar mengembangkan Islam moderat dalam beragama dengan sistem taat asas, toleran, someah (ramah). Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan membuat Program Ajengan Masuk Sekolah bersama Pemprov Jabar. Hal ini, dalam rangka memberikan pemahaman Islam yang moderat itu pada anak didik yang akan dilaksanakan pada tahun 2020. Nantinya, semua ulama tersebut akan berkolaborasi dengan guru agama. (m.republika.co.id/15/08/2019)


Islam moderat merupakan isu yang sangat ramai diperbincangkan pada saat ini mulai dari penguasa hingga tokoh masyarakat gencar membahas terkait opini ini. Islam moderat dapat diartikan sebagai Islam Jalan tengah. Islam moderat selalu di opinikan dalam rangka salah satunya untuk menjawab tantangan kebhinnekaan di Indonesia, yang artinya adalah untuk mewujudkan perdamaian diantara keberagaman. Hanya saja, bersamaan dengan semakin gencarnya arus opini islam moderat yang terus dihembuskan pada saat itu pula terjadi kriminalisasi dan diskriminasi terhadap simbol-simbol Islam, seperti panji Rasulullah, istilah khilafah dan jihad serta melabeli orang-orang yang tidak sependapat dengan pemikirannya dan disebut radikal dan ekstremis.


Sayangnya ini adalah dikotomi yang seharusnya tidak terjadi. Menggolongkan umat Islam dalam dua golongan yang seolah-olah saling bertentangan. Padahal Islamnya satu, Allahnya satu, kitabnya satu, nabinya satu. Apa yang berbeda dari Islam ektrimis dan Islam moderat?


Yang berbeda adalah muatan politik yang ada didalamnya. Karena jika kita lihat, Islam moderat hanya akan menjauhkan umat dari aqidahnya. Menjauhkan kaum muslim dari identitas yang sebenarnya. Menjauhkan muslim dari ideologi Islamnya. Kenapa?


Karena seseorang yang meyakini Islam, maka dia tidak hanya sekedar meyakini Allah sebagai Rabbnya. Allah yang menciptakannya. Tetapi sekaligus Allahlah sebagai pengatur. Allah telah menurunkan aturannya secara lengkap dan sempurna dalam Al Qur’an yang mulia. Islam mengatur mulai dari masalah aqidah, ibadah hingga seluruh hal yang berhubungan dengan hidup kita. Allah mengatur bagaimana kita bertetangga dengan baik. Bagaimana bersikap terhadap kafir harbi fi’lan dan hukman.


Islam juga mengatur bagaimana menindak pencuri, pezina, lesbian gay biseksual transgender (LGBT), koruptor dan sebagainya. Tidak sekedar memperlakukan mereka atas alasan kemanusian. Islam juga mengatur tentang ekonomi, pendidikan, sosial dan politik. Tak ada yang tertinggal. Tak ada yang terlewat. 


Dan Islam akan menjadi rahmatan lil ‘alamin ketika semua aturan itu diterapkan dalam naungan Khilafah Islam. Bukan dengan menjadi moderat. Dengan demikian, Islam moderat bukanlah jawaban dari problematika keberagaman di negeri ini. Oleh sebab itu, umat Islam harus membendung pemikiran Islam moderat dari akarnya dan membuangnya jauh-jauh.


 *(Aktivis BMI Community Cirebon)


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak