Jika Bukan Islam, Lalu Apa?

Oleh: Hikmah Ummu Ghazy
Member WCWH

Jika kita memperhatikan dengan saksama maka kita akan mendapati di dunia ini setidaknya terdapat tiga ideologi. Pertama Sosialisme komunisme, kedua Sekularisme kapitalisme dan yang ketiga Islam. Siapa yang tidak kenal dengan ideologi sosialisme yang digawangi oleh Marxisme yang sempat menjadi kekuatan besar di abad 19 di Uni Soviet.

Ideologi yang mengedepankan otoriter negara yang mulai ditinggalkan di era 80-an, karena tidak memberikan kesejahteraan kepada masyarakat, justru sebaliknya mendatangkan kesensaraan. Rakyat tidak memiliki kebebasan, baik dalam hal kepemilikan, berpendapat maupun berpolitik. Masyarakat merasa semakin terkungkung dan tidak bisa berkembang.

Sementara diselah kehancuran Sosialisme, muncul ideologi lain pada abad yang sama di negeri-negeri eropa yaitu ideologi Sekularisme. Diketahui bahwa ideologi ini muncul karena adanya pergolakan sengit antara kaum cendekiawan dan kaum agamawan di Eropa. Cendekiawan yang tidak menghendaki adanya campur tangan agama dalam ranah politik dan kehidupan sehari-hari mengusulkan untuk mengambil jalan tengah agar agamawan cukup mengurusi urusan keagamaan sementara untuk urusan dunia (politik) menjadi tanggungjawab kaum cendekiawan.

Sepanjang sejarah penerapan Sekularisme hingga saat ini kita menyaksikan bahwa ideologi ini justru sangat kebablasan dalam menerapkan paham liberalisme. Diantaranya kebebasan berpendapat, kebebasan bertingkah laku, kebebasan beragama, kebebasan kepemilikan. Ideologi ini juga lebih dikenal dengan sistem ekonomi Kapitalisme yang sangat mengutamakan keuntungan kaum burjois.

Namun tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini ideologi Sekularisme kapitalisme juga mulai ditinggalkan. Eksistensinya mulai dipertanyakan, dengan semakin banyaknya krisis ekonomi negara-negara pengembannya, moral generasi yang kian hancur, kemiskinan yang tidak teratasi, lapangan kerja yang semakin sulit serta harga-harga kebutuhan pokok yang semakin meroket. Dari semua itu masyarakatlah yang merasakan dampak sangat besar, sementara kaum burjois tetap melanggeng dengan segala kemewahan.

Kemudian, Islam hadir menawarkan solusi terhadap setiap permasalahan yang terjadi di dunia ini. Agama yang tidak sekedar mengurusi urusan individu dengan Tuhannya, namun juga sebagai sebuah ideologi yang mengedepankan hak-hak Tuhan dalam seluruh aspek kehidupan. Ideologi yang telah nyata memberikan kesejahteraan kepada masyarakat dalam negara yang mengembannya tanpa sekat SARA. Ini terbukti dengan berhasilnya ideologi Islam dalam pemerintahan  menguasai 2/3 dunia selama 13 abad. Selama kekuasaannya tidak banyak dijumpai bentuk pelanggaran hukum baik yang dilakukan oleh penguasa maupun rakyatnya. Darisanalah kita jumpai cikal bakal perkembangam tekhnologi, masa kegemilangan pemerintahan hingga hampir tida bisa ditemui adanya rakyat yang berkekurangan.

Nah, sekarang pilihan diberikan kepada ummat, apakah mau bertahan dengan sistem kapitalis yang menyengsarakan masyarakat bawah, atau kembali kepada sistem sosialis yang mengedepankan otoriter negara, atau memilih hidup dalam naungan sistem Islam yang paripurna. Yang akan mendatangkan  keberkahan bagi ummat dari Allah sang pemilik alam semesta.

Sebagaimana janji Allah dalam QS. Al-A'raf : 96, "Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya." Wallahu a'lam bisshawab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak