Mahmud, mantan Kades Banyuwangi, kec. Manyar, tetap dikukuhkan sebagai salah seorang anggota DPRD Gresik, padahal berstatus tersangka perkara penipuan, yaitu memalsukan dokumen jual beli tanah, dan divonis 2 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri setempat ( Kompas.com 23/8 ).
Anehnya, saat dilantik itu tersangka didampingi istrinya mendapat ucapan selamat, diantaranya dari Bupati Sambari Halim Radianto, Wabup M. Qosim, serta Dandim 0817 Letkol Inf. Budi Santoso, dilansir Sindonews.com ( 23/8 ).
Bgmn penipu bisa sampai di gedung DPRD, dilantik dan mendapat apresiasi? Harap ditinjau kembali jangan sampai rakyat terkecoh dg nyali penipuannya yg makin membesar.
Bekerja itu melindungi masyarakat dari buruknya gaya hidup kebarat - baratan ( hedonisme ). Mendidik dengan keteladan, memperkuat akhlak islami yg sdh diabadikan dalam slogan " Gresik berhias Iman ". Menjamin kebutuhan masyarakat tetap terpenuhi, baik kebutuhan jasmani ( sandang, pangan, papan ), maupun naluri ( meningkatkan ketaqwaan individu muslim, menjaga keharmonisan hubungan tiap individu , masyarakat, dan lingkungan sekitar, serta menjaga harta mrk dg baik ).
Jangan mendzalimi rakyat dg memimpin atas dasar motivasi bisnis, jauhi praktek2 money politik, jual beli jabatan, jual aset negara, dan korupsi. Jika ini dilakukan ujung2nya yg rugi juga masyarakat. Sungguh Allah dan RosulNya melaknat para pemimpin yg dzalim. Na'udzubillahi mindzalik.
Mungkin karena Mahmud dibesarkan oleh Parpol Nasdem yg mendasarkan gerak politiknya pada demokrasi sehingga mengabaikan pendidikan spiritual Islam. Nilai- nilai akhlak islami tak terpancar dari kepemimpinannya. Mudahlah hatinya tergerak untuk melakukan praktek penipuan.
Bgmn dg Bupati, Wabup, serta Dandim 0817 yg memberi selamat kepada Mahmud atas dilantiknya menjadi anggota DPRD Gresik ? Dapatkah mrk menjamin tertunaikannya tanggung jawab mengemban aspirasi masyarakat Gresik yg saat ini dirundung bencana kekeringan dan polusi udara ?
Merujuk pada kasus jual beli jabatan di lingkungan Kemenag jatim, jadi timbul tanya " Mungkinkah jabatan diperjual - belikan ? Bahkan Bupati, Wabup pun mengapresiasi.
Dimanakah Pancasila yg mengedepankan adab, jika pemimpin kita bertindak makin liberal saja ?
Sudah saatnya kita meneladani Rosulullah Saw dan para sahabat dg teladan kepemimpinannya. Bagi mereka kewibawaan adalah ketika akhirat lebih utama dari kenikmatan dunia yang sesaat. Bukan dengan bergelimangnya harta dunia yang berpeluang kepada kemalasan, susah berempati, dan kikir. Menegakkan Syariat Allah dalam bingkai Negara Khilafah akan dapat sepenuhnya menunaikan tanggung jawab kepemimpinan. Sistem Khilafah sangatlah kompeten diera kekinian, ketika Liberalisasi memproduksi para wakil rakyat yg doyan korupsi.
Aulia Rahmah, Gresik