Oleh: Amallia Fitriani*
Islamophobia dalam wikipidia merupakan istilah kontroversial yang merujuk pada prasangka dan diskriminasi pada Islam dan kaum Muslim. Tidak ada pembenaran yang logis di dalamnya, yang ada hanyalah prasangka-prasangka yang terlahir akibat persepsi-persepsi buruk yang terus menerus ditanamkan kepada diri umat terutama pada diri kaum Muslim bahwa Islam adalah agama yang penuh dengan kekerasan, kebencian, tidak toleran dan membatasi pemeluknya dengan aturan-aturan yang mengekang sehingga tidak adanya kebebasan di dalamnya yang berujung persepsi bahwa Islam adalah radikal, kuno, ekstrim, agama yang membawa perpecahan, kehancuran, dan sebagainya.
Ide Islamophobia ini sengaja dihembuskan oleh para kafir penjajang di tengah-tengah kaum Muslim, dan para pembenci ajaran Islam. Mereka tidak menginginkan Islam bangkit dan menjadi ideologi yang diterapkan di muka bumi ini, jelas ini merupakan upaya pelemahan terhadap kaum Muslim. Ide Islamophobia dimunculkan dengan jalan menciptakan opini negatif terhadap Islam pada ajaran dan simbol-simbol Islam agar Islam semakin ditakuti setiap orang dan dijauhi oleh pemeluknya.
Hasil riset dunia global kian takut akan simbol-simbol keagamaan, pelarangan terhadap simbol-simbol keagaaman ditemukan di bawah rezim otoriter dan di negara-negara yang mengemban demokrasi. Fokus di Eropa untuk periode 2007-2017, di mana 20 negara membatasi pakaian yang berhubungan dengan agama termasuk burqa dan cadar yang dikenakan oleh beberapa wanita muslim. Di Asia, laporan yang sama menyoroti pelecehan terhadap ratusan ribu muslim Uighur di cina yang telah dikirim ke pusat-pusat edukasi ulang dan di Miyanmar, muslim Rohingiya dipaksa meninggalkan rumah akibat menghadapi pelecehan dan penyiksakan oleh pasukan militer dan sipil.(VIVA.co.id. 16/06/2019).
Ide Islamophobia pun tengah menjangkit negeri tercinta ini, di mana simbol tahuid dianggap mengancam, seperti yang tengah ramai diperbincangkan terkait beredarnya sebuah foto yang di duga siswa-siswi Madrasah Aliah Negeri 1 Sukabumi, Jawa Barat sedang membentangkan bendera tauhid dalam lingkungan sekolah dan langsung di investigasi karena dianggap bendera tauhid tersebut identik dengan simbol organisasi yang terlarang serta dikhawatirkan jika sekolah negeri di bawah kemenag terafilisai paham khilafah.
‘’Sejak semalam sudah ada tim khusus dari pusat yang ke lokasi untuk investigasi. Saat ini proses penanganan di lapangan masih sedang berlangsung, kami serius menagani kasus ini,’’ kata mentri Agama Lukman Hakim Saifuddin melalui akun twittwrnya@lukmansaefudin pada ahad, 21 juli 2019 pukul 11.26.(tempo.co, 21/06/2019).
Tentu masih banyak lagi sikap-sikap Islamophobia yang muncul dari mereka yang benci terhadap Islam. Islamophobia itu membuat mereka memusuhi apa saja yang mereka nilai menjadi bagian dari ekspresi keIslaman atau perwujudan dari ajaran Islam. Dan pastinya mereka pun akan berusaha keras untuk menanamkan Islamophobia pada orang lain, khususnya kepada kaum Muslim.
Sikap dan ide Islamophobia ini tentu tidak seharusnya ada pada diri-diri kaum Muslim, karena hakikatnya Islamophobia itu merupakan kebencian terhadap Islam berikut ajaran dan syiar-syiarnya. Bagaimana mungkin seorang Muslim menampakan kebencian terhadap Islam?, bagaimana bisa seorang Muslim menaruh curiga terhadap ekspresi keIslaman saudara-saudaranya yang ingin “berhijrah”untuk lebih menghayati dan mengamalkan Islam? Apakah pantas seorang Muslim memperlakukan secara buruk Muslim lainnya, termasuk para pemuda Islam yang mengibarkan panji bertuliskan tauhid, panji ar-Rayah dan al-Liwa, yang merupakan panji Rosululloh saw?
Menyikapi Islamophobia
Sebagai seorang muslim seharusnya menjauhi sikap-sikap Islamophobia, yakni kebencian terhadap Islam. Sebagaimana kebencian yang ditunjukan oleh kaum kafir. Maka seorang Muslim sejatinya harus bangga dengan keIslamannya dan berusaha membangun rasa cinta terhadap Islam, dengan cara mengkaji secara mendalam ajaran-ajaran Islam agar mampu memahami kebenaran Islam secara utuh sehingga tidak mudah terhasut dengan tuduhan-tuduhan buruk terhadap Islam. Serta dengan terus berupaya memenuhi semua perintah Allah SWT, serta meninggalkan semua larangan-Nya, secara totalitas yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari, dan juga berjuang melawan pemikiran-pemikiran kufur tersebut dengan dakwah kepada umat melalui proses penyadaran yang lebih gencar, dengan dakwah memahamkan Islam secara utuh (Kaffah).
Secara opini kita sampaikan bahwa Islam bukanlah seperti apa yang mereka gambarkan dan tuduhkan, sebaliknya kita sampaikan bahwa Islam adalah agama yang sempurna mengatur seluruh aspek kehidupan, agama yang penuh dengan rahmat bagi seluruh alam. Agama sekaligus ideologi yang akan menghantarkan umat pada kebangkitan hakiki.
Wallahualam bishowwab
*(Anggota Komunitas Ibu Pembelajar Karawang)