*Hajar, Amazing Unexpected Kindess*




Oleh : Isti Qomariyah

#nafsiyah 

Ujian adalah tabiat keimanan (Test is a natural of Faith) bermodal keyakinan, berharap kebesaran. 
Kita tak tahu dari mana kebaikan itu Allah akan hantarkan pada kita, bisa jadi dari arah yang tidak kita duga atau sangka datangnya. Sebab itu rahasia dan janji Allah pada hamba-Nya.  

Masih hangat suasana Hari Raya idul adha, Ijinkan saya mengulas sebuah kisah. 
Yang terus abadi sepanjang masa. Sebagai buah kesabaran, ketegaran, kebaikan dan perjuangan. 
Semoga terpetik hikmah penggugah jiwa 
......
Tersebab wanita istimewa semisal Hajar yang turut mendampingi lelaki tercinta, sang suami sekaligus Nabi yang diimani, terlahir lah Ismail kecil yang yang cerdas pengukir zaman. Karena setiap langkah perjalanan menjadi satu tataran terangkatnya derajat mereka karena mampu melewati ujian. 

Ibrahim as. usia yang tak lagi muda, lama tak dikaruniai anak. Hingga Allah datangkan Hajar dan Ismail penggenap kebahagiaan.

Saat hangat dipelukan dan gendongan, keduanya harus menempuh perjalanan yang panjang mengarungi padang pasir. Jangan dibayangkan berjalan diterpaan angin sejuk, apalagi  dinginnya salju. Namun, benar angin yang berembus menjadi teman keduanya itu memang ada. Meski tak terlalu kencang, ia adalah angin sakinah. 

Selama berhari-hari, tanpa bicara mereka terus berjalan dan mencoba terus tenang. Sang ayah berada didepan, sementara sang ibu berada persis dibelakangnya. Jika aku jadi hajar, merasa aneh dan mengundang banyak tanya.  Kenapa tak memperdulikan aku? Namun tak terbersit perasaan itu pd diri Hajar. Mereka kemudian berhenti disebuah tempat yang bernama Bait al-Atik tempat yg dulu ditempati Adam. Banyak sisa reruntuhan, sendirian ditengah hamparan samudera pasir. 

Hingga kesabaran itu, berbuah tanya. "Wahai Suamiku mau kemana kah engkau?" tak ada jawaban. Hanya lisan yang terus terdiam. Meski langkah kakinya tak menjawab kemana arah. "Akankah kanda akan meninggalkan kami berdua disini?," seperti biasa tak ada jawaban dan tak pernah ada jawaban. Hingga pertanyaan pun berubah dan menggantungkan kepada sang Ilahi. "wahai suamiku, akankah semua ini adalah sebuah ujian yang diperintah Allah?" Dengan wajah yang pedih, namun berserah diri kepada takdir yang menimpa nya "iya, Dinda akan ditinggal di sini sebagai perintah dan ujian Allah." Ibrahim pun melangkah untuk meninggalkannya. 

Sementara Hajar hanya seorang diri berada di tempat yang tandus, kering ,panas. Hingga ia menjadi "Hajar" sesungguhnya. Mencoba kokoh dan sekuat batu menghadapi kenyataan dihadapannya. Ditengah hati yang tersayat, melihat langkah kaki suaminya yang semakin menjauh, bayangan yg semakin tak terlihat meninggalkan nya. Sunyi. Sepi. Tak terbayangkan apa yang akan terjadi dihadapannya. Seperti tidak ada harapan. Apa yg mau dilakukan? Apakah hanya menunggu duduk termenung meratapi nasib? Sedangkan ada kehidupan di sampingnya. Rasa haus,tangis, dan lapar ditengah kekeringan menimpa Ismail kecil. Hingga Hajar berbisik "Duhai Allah janganlah engkau perlihatkan kematiannya pada ku" . Hajar sadar terpuruk, sepi, dan pasrah termenung tidak akan mengubah keadaan. Hanya berbekal keyakinan dan kesadaran bahwa kehidupan nya tidak akan berlalu seorang diri. Ia sadar posisinya sekarang dimana? dia tak melihat harapan didepan. Tapi dia masih punya kaki untuk melangkah. Ia basuh wajah anaknya dengan linang air mata. Dan berusaha bangkit demi sang buah hati.

Saat berada di bukit Safa. Tak sengaja Hajar tertidur, hingga tabir mimpi mengatakan dia harus berlari. Ia kembali kumpulkan tenaga untuk berlari, mengejar harapan, impian dan kedekatan.  Namun harapan tak sesuai kenyataan, tidak ada tersapu oleh pandangannya, baik jejak kaki maupun gerakan yang memberikan harapan. Keadaan sedang sulit dan berat. Karena antara hidup dan mati. Kemudia ia kembali berlari dengan cepat menuruni bukit berharap terus berharap  ada air penghilang dahaga.

 Namun lagi-lagi tak ada. Ia terus menatapi bukit yang lain dalam lesatan kaki hatinya penuh harap. Mungkin ia mendapati apa yang dicari, diinginkan dan diharapkan. Demikian seterusnya hingga genap 7 x naik dari bentangan dua kaki bukit. Hatinya penuh tangis da mendoa dan merintih hanya pada ilahi Rabbi. 


Terbukti Allah telah menguji dengan kesendirian, perjuangan menjadi mahkota ujian baginya. Hingga kebaikan tak terduga ternyata keluarlah air harapan, air zam-zam yang keluar dari kaki islami kecil yang terkumpul untuknya. Zam zam adalah air cinta, air perjuangan. Lesatan ibudan Hajar diantara bentangan dua bukit Safa dan Marwah bukan hanya bagi buah hatinya namun, bagi ummat manusia. Tak ad ayang sia-sia. Semua karena Allah. Jerih payah bunda Hajar Alkah abadikan dalm Allah sa'i, jutaan manusia mengingat kisah itu dalam ibadah haji. 
-_-

Kawan... engaku pernah mendapat ujian? Yah semua orang pasti punya ujian. Pasti semua mengalami. Baik ujian sakit, ekonomi, karir, dan lainnya. Karena inti hidup itu adalah ujian.
Allah SWT berfirman:

٭لَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَا لْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًا ۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفُوْرُ ۙ 
 
"yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun,"
(QS. Al-Mulk 67: Ayat 2)

Allah akan menguji sesuai kadar keimanan. Jika engkau lulus maka Allah akan tingkatkan dan naikkan ketaqwaan kita. Tak mengapa kita taknpunya harta banyak, wajah yang rupawan elok,  Tugas kita hanyalah Taat. Taqwa. Itulah yang menarik dihadapan Allah. Tentu saya kita tau apa tujuan Allah mengadakan kita.  Tatkala terasa jalan buntu, tidak ada harapan. Teruslah mencari perhatian Allah dengan istighfar mohon ampun, atas segala dosa. Yakin akan pertolongan Allah,🙏🏻🙏🏻 insyaAllah Allah akan menolong dari kebaikan yang tak terduga. 
Allah SWT berfirman

وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ ۗ اِنَّ اللّٰهَ بَا لِغُ اَمْرِهٖ ۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا

"dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu."
(QS. At-Talaq 65: Ayat 3)


Sungguh setelah sulit ada kemudahan, setelah sulit ada kemudahan (QS. Al insyirah:5-6)

Jadilah Hajar, yang terus langit kan tawakkal dan bersinar akan ketaqwaan. Sebab Allah tak akan melakukan nya, yakni, menyalahi janji-Nya 

Isti | Probolinggo 11 Agustus 2019 14.53 Wib.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak