Generasi Terpuruk Akibat Sekulerisme



Oleh : Dina Evalina

(Aktivis Dakwah)

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” (QS. Ali Imron: 110), begitu jelas Allah SWT terangkan dalam ayat tersebut bahwa Umat Rasulullah SAW adalah umat yang terbaik termasuk kita yang hidup saat ini. Umat terbaik yang mengajak kepada kebaikan serta mencegah orang-orang disekitarnya melakukan kemungkaran. Dimana hal ini menunjukkan ketinggian iman dan akhlak yang dimiliki Umat yang mendapat gelar umat terbaik. 

Namun, pada faktanya saat ini kondisi masyarakat terkhusus kaum muslimin, jauh dari sebutan Umat Terbaik. Lihatlah kaum Muslimin saat ini berada dalam keterpurukan yang tak berkesudahan, kesengsaraan tiada akhir, kedzoliman selalu mereka rasakan, intimidasi ataupun pembantaian, serta tuduhan yang menyakitkan tak luput menghantam jutaan kaum Muslimin saat ini. 

Terlebih para generasi bangsa  yang tak pernah absent memberikan catatan hitam untuk negeri ini. Mereka justru ikut terjun dalam kubangan pergaulan bebas. Terlibat tawuran, kehilangan Moral sebagai anak bangsa, mengkonsumsi narkoba, LGBT menjadi trend baru anak muda, pengidap penyakit HIV/AIDS tak terbendung, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Jawa Tengah (Jateng) memperkirakan sekitar 27.000 pelajar di Jateng terindikasi mengidap HIV/AIDS.  Dan sebagian besar pelajar terkena virus tersebut karena melakukan hubungan seks sejenis. Hal ini diungkapkan Sekretaris KPA Jateng Zainal Arifin, saat dijumpai Semarang pos.com di kantornya, Kamis (29/11/2018). Zainal juga menambahkan bahwa hubungan seks sejenis saat ini memang tengah mewabah di kalangan remaja. Hal itu dikarenakan adanya pemikiran bahwa hubungan seks sejenis lebih aman karena tidak menyebabkan kehamilan.

Namun, tak dapat dipungkiri bahwa kehamilan diluar nikah yang dialami para remaja semakin banyak seperti dilansir dalam KOMPAS.com, Tercatat setidaknya ada 12 kasus pernikahan anak di kamp pengungsian korban gempa dan tsunami yang tersebar di Pau, Sigi dan Donggala di Sulawesi Tengah dalam beberapa bulan terakhir. Kasus pernikahan anak korban gempa ini disebut sebagai "fenomena gunung es", mengingat bahwa dana 400 titik pengungsian yang tersebar di lokasimu canda dan belum semuanya terjamah oleh pegiat hak perempuan dan perlindungan anak. 

Selain itu, Menurut data Survei Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional, angka kehamilan tidak diinginkan di Kalbar mencapai 24,9 persen. Artinya, dari setiap 1000 kelahiran, sebanyak 24,9 persen di antaranya merupakan kelahiran yang tidak diinginkan, dengan rentang usia 15 hingga 19 tahun. Masih pantaskah generasi seperti ini dikatakan umat yang terbaik ?

Terjadinya fenomena tersebut ialah bukti kegagalan pemerintah yang berkuasa saat ini dalam melindungi generasi bangsa dari perilaku yang menyimpang. Pemerintah yang gagal dalam membentuk generasi sebagai umat terbaik sejatinya telah menghancurkan masa depan negeri ini. Pasalnya nasib negeri ini di masa depan ditentukan oleh generasi bangsa sebagai penerus estafet pemerintahan. 

Kegagalan Pemerintah dalam membentuk generasi bangsa yang cemerlang tak lepas dari sistem yang menjadi urat nadi negeri ini. Sistem yang lahir dari paradigma yang salah dengan mengenyampingkan peran Tuhan dalam membuat segala peraturan nyatanya masih laku di negeri ini. Sistem sekuler liberal yang telah lama bersemayam, bahkan terus dikokohkan oleh rezim yang berkuasa nyatanya melahirkan generasi yang memang jauh dari nilai-nilai Agama Islam.

Sistem sekuler liberal memuluskan arus ide barat masuk ke Indonesia. Budaya hedonisme maupun permisivisme sangat mudah menyerang kaum muslim termasuk para generasi muda. Sehingga wajar tingkah laku mereka menyerupai masyarakat barat yang tidak menjadikan Agama sebagai standar dalam bertindak. Karena sudah menjadi tabiat dari sistem sekuler liberal menuhankan kebebasan dalam menjalani kehidupan. Kebebasan berekspresi, kebebasan berpendapat, kebebasan bertingkah laku telah dilegalkan dalam Undang-undang di negeri ini.

Bukan sebuah masalah dalam sistem ini menampilkan film-film yang kerap merusak pemahaman para generasi, dulu generasi dihujani dengan film dilan sekarang dua garis biru membius perhatian mereka. Bukan juga masalah dalam sistem sekuler liberal saat ini jika kurikulum pendidikan dibentuk semakin meliberalkan pemikiran generasi muda. Pada hakikatnya inilah tujuan utama dari sistem ini untuk membersihkan kaum muslim secara menyeluruh dari nilai-nilai Islam yang sejati. 

Tidakkah kita berpikir bahwa fakta yang telah nyata hadir dihadapan kita berpangkal dari sistem yang selalu dipuja rezim yang berkuasa. Ketika generasi bangsa ini jauh dari nilai-nilai agama maka permasalahan generasi bangsa ini tak akan pernah usai sepanjang masa. 

Tak ada solusi yang dapat menyelesaikan maraknya kebobrokan yang terjadi ditengah masyarakat negeri ini kecuali dengan mencampakkan sistem rusak yang menaungi Indonesia selama ini. Mengganti sistem yang rusak dengan sistem yang benar, yang terbukti mampu menjadi solusi atas seluruh permasalahan hidup manusia tidak lain yakni dengan mengadopsi sistem Islam.

Sistem Islam yang diterapkan oleh negara khilafah telah berhasil mengukir tinta emas sejarah. Menunjukkan kepada dunia bahwa dengan mengemban sistem Islam yang sempurna mampu melahirkan generasi yang unggul, cemerlang sekaligus bertaqwa kepada Allah SWT. Berhasilemcetak para ilmuwan hebat yang beriman kuat, serta memiliki orientasi hidup untuk memajukan negerinya. Dalam kekhilafahan menjadi kewajiban negara dalam mencerdaskan rakyatnya, menjaga keimanan mereka, memberikan fasilitas yang terbaik bagi mereka dalam menciptakan penemuan baru yang berguna bagi masyarakat dan negaranya. 

Dalam kekhilafahan pernah lahir sosok pemuda penakluk yang tak diragukan lagi ketaatanya terhadap Tuhannya. Sosok yang dikatakan Rasulullah SAW sebagai Panglima terbaik karena berhasil menaklukkan kota konstantinopel pada masanya. Pemuda bernama Muhammad Al-Fatih mampu mengemban amanah yang besar diusianya yang masih sangat muda, yang lebih tertarik dengan perjuangan menegakkan kalimat Allah ketimbang menikmati masa muda dengan hura-hura. Dalam Kekhilafahan juga berhasil menghadirkan sosok penakluk seperti Shalahuddin Al-Ayyubi yang mampu mengembalikan Baitul Maqdis ke pangkuan kaum Muslimin. Lahirnya generasi muda yang cemerlang ditopang Sistem Islam yang sempurna merupakan modal sebuah negara menuju kebangkitan hakiki.












Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak