Oleh : Heni Andriani
(Member Akademi MenulisKreatif)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo membuka kemungkinan tidak memperpanjang surat keterangan terdaftar (SKT) bagi organisasi kemasyarakatan Front Pembela Islam atau FPI jika tidak tunduk pada Pancasila.
Hal itu diungkapkan Jokowi dalam wawancaranya dengan Associated Press(AP) pada Jumat (27/7).
Menurut Jokowi, pemerintah mungkin saja tidak memperpanjang SKT FPI bila ormas pimpinan Muhammad Rizieq Shihab tersebut dinilai tidak sejalan dengan ideologi bangsa dan mengancam keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Jika pemerintah meninjau dari sudut pandang keamanan dan ideologis menunjukkan bahwa mereka (FPI) tidak sejalan dengan bangsa," kata Jokowi seperti dilansir AP, Minggu (28/7).
Pasca pencabutan BHP kepada ormas HTI kini giliran ormas islam Fpi mendapatkan surat pemberhentian bahkan ada wacana pembubaran dari penguasa negeri ini.
Terkait pendapat presiden Jokowi sesungguhnya ada hal yang aneh karena Fpi yang selama ini sangat banyak berkontribusi memberantas kemaksiatan dan ikut andil dalam membantu korban bencana baik skala kecil maupun bencana besar senantiasa di garda terdepan. Seolah - olah penguasa negeri ini begitu ketakutan terhadap kedua ormas ini yang istiqomah dalam penegakan hukum syariat islam lewat bingkai khilafah.
FPI adalah sebuah organisasi massa Indonesia. FPI tegas mengatakan yang haq itu haq dan yang bathil itu bathil serta menentang segala kemungkaran. Organisasi masyarakat ini melaksanakan kewajiban dakwah amar ma'ruf hidup mungkar.
Sejatinya kedua ormas ini didukung justru malah mendapatkan pembungkaman dengan stigma negatif bahwa kedua ormas ini disinggung anti Pancasila, anti NKRI . Sungguh suatu sangkaan yang tidak berdasar apalagi kedua organisasi kemasyarakatan tidak pernah terlibat korupsi apalagi melakukan berbagai penipuan malah justru banyak membantu membina masyarakat ke hal lebih baik.
Ironisnya, penguasa negeri ini justru membiarkan separatis yang ada di Papua, di Maluku semacam RMS melakukan berbagai pemberontakan, pembunuhan rakyat sipil bahkan TNI. Mereka bahkan berniat keluar dari bumi pertiwi ini semisal dahulu kasus Timor-Timur.
Dari sini sudah semakin jelas penguasa negeri ini anti islam dan tidak menginginkan berbagai kebobrokan di bongkar oleh kedua ormas yang gejolak menggaungkan khilafah untuk perbaikan negeri ini. Apalagi kita memahami bahwa penguasa negeri justru tunduk terhadap sistem demokrasi sekuler yang jelas - jelas tidak menginginkan islam diterapkan. Bahkan anehnya komunitas LGBT malah mendapatkan apresiasi yang sudah jelas merusak generasi dari segi moral, agama dan melanggar fitrah manusia.
Kondisi seperti ini telah disinggung dalam Alquran (qs. Al imron :118) yaitu :"Sungguh telah nyata kebencian dari mulut mereka dan apa yang tersembunyi di hati mereka lebih jahat lagi. "
Alih - alih mendapatkan persetujuan dari masyarakat yang ada masyarakat menaruh simpati terhadap FPi dan HTI bahkan sudah di hati masyarakat. Karena memahami betul mana yang hanya gembar - gembor cinta NKRI tetapi korupsi bahkan kerasa aja dengan asing dan aseng. Sementara yang berusaha berkorban demi negeri dengan perbaikan umat justru diskriminasi.
Wallohu a'lam bishowab