Fobia Dan Stigma Negatif Terhadap Simbol Islam






Oleh : Mariana, S.Sos ( Guru SMPS Antam Pomalaa –Kolaka )ioini

Di media sosial, beredar foto siswa-siswi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) mengibarkan bendera bertuliskan tauhid di sekolah. Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, melakukan investigasi. Salah satu pengunggah foto itu adalah pemilik akun @Karolina_bee11. Dalam foto itu, terlihat sekelompok siswa berada di lapangan sekolah. Mereka mengibarkan bendera Ar Rayah dan Al Liwa. Foto itu disorot oleh Wakil Ketua Komisi VIII DPR, Ace Hasan Syadzily. Komisi VIII DPR membidangi bidang keagamaan dan bermitra dengan Menteri Agama. Ace langsung mention Menag Lukman di cuitannya.
"Pak Menag @lukmansaifuddin mohon segera diklarifikasi tentang penggunanaan atribut bendera ini yang kabarnya berada di MAN 1 Sukabumi. Seharusnya Madrasah, apalagi yang dikelola @Kemenag_RI harus mengedepankan semangat NKRI daripada penggunaan bendera yang identik dengan organisasi yang terlarang," cuit Ace. (detik.com, 21 Juli 2019).

Memusuhi Simbol Islam, Logika Sesat Para Pengecut

Fobia terhadap bendera yang bertuliskan kalimat tauhid adalah tidak berdasar pada logika yang sehat sebab ketika dia muslim dan pernah mengucapkan dua kalimat syahadat tentu agak aneh jika menakuti atau bahkan memusuhi simbol Islam bertuliskan dua kalimat syahadat tersebut. Sangat irasional, seorang muslim mengaku dirinya Islam tapi menolak diatur dengan aturan dan sistem pemerintahan Islam, padahal satu-satunya sistem pemerintahan Islam itu berbentuk Khilafah, kepala negaranya disebut Khalifah. Tak ada sistem pemerintahan Islam berbentuk Republik Parlementer, Presidensial atau Monarki dan sejenisnya tentu juga sangat jauh dengan sistem demokrasi ala Kapitalisme Liberalis dan Sosialis Komunis sebab tentu sistem- sistem seperti ini jauh bahkan bertentangan dengan nilai-nilai Islam. 
Karena itu, penolakan terhadap simbol-simbol Islam , aturan Islam maupun sistem pemerintahan Islam adalah tindakan yang hipokrit dan pengecut, sebab disatu sisi simbol, aturan dan pemerintahan Islam dimusuhi bahkan ulamanya banyak dipersekusi tapi kemaksiatan yang nyata justru dibiarkan bernafas, hidup, berkembang, difasilitasi bahkan berpesta dinegeri ini, LGBT, KKN, jual beli aset publik, Ribawi utang luar negeri, pornografi, tayangan kekerasan, dan sejumlah kasus yang tidak terhitung jumlahnya adalah contoh nyata kemaksiatan yang terus berjalan tanpa dapat dihentikan. 
Pengecutnya adalah ketika anda muslim, kenapa dengan Islam menjauh tapi malah dekat dengan simbol-simbol kapitalis liberalis atau bahkan sosialis komunis, merajut dan merayu dengan kata toleransi bahkan bernostalgia dan bersuka cita dengan perayaan umat lain bahkan sampai menghadiri peribadatannya. Apakah karena ini adalah kekuasaan dan jabatan yang disandang dan anda takut kehilangan jabatan dan pundi-pundi kekayaan duniawi, atau takut popularitas anda tersingkir jika anda membela Islam. Sangat disayangkan memang, seseorang yang mengaku Islam tapi justru menjadi pembenci simbol- simbol,aturan dan sistem pemerintahan dari akidah yang dianutnya. 
Islam Akan Tegak dengan Izin Allah
Sistem Kapitalis Sekuler Liberalis telah sukses membuat orang waras menjadi gila,orang cerdas menjadi bodoh bahkan yang beriman menjadi tersesat.  Memusuhi, melakukan stigma negatif dan melontarkan kata-kata yang sadis dan keji terhadap khilafah, dengan istilah radikalisme, kekerasan, terorisme bahkan ahistoris, pejuang-pejuangnya pun di musuhi dan mematikan aktivitasnya. 
Suatu saat, kalian yang melakukan stigma negatif, Fobia bahkan memusuhi Islam dan ajarannya, akan  jadi penonton, suka atau tidak, khilafah itu pasti akan tegak, karena itu adalah janji Allah SWT. “Periode kenabian akan berlangsung pada kalian dalam beberapa tahun, kemudian Allah mengangkatnya. Setelah itu datang periode khilafah aala minhaj nubuwwah (kekhilafahan sesuai manhaj kenabian), selama beberapa masa hingga Allah ta’ala mengangkatnya. Kemudian datang periode mulkan aadhdhan (penguasa-penguasa yang menggigit) selama beberapa masa. Selanjutnya datang periode mulkan jabbriyyan (penguasa-penguasa yang memaksakan kehendak) dalam beberapa masa hingga waktu yang ditentukan Allah ta’ala. Setelah itu akan terulang kembali periode khilafah ‘ala minhaj nubuwwah. Kemudian Nabi Muhammad saw diam.” (HR Ahmad; Shahih). Wallahu’alam (***)



Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak