Esensi Haji Dan Idul Adha: Pengorbanan Dan Ketaatan Tanpa Syarat



Oleh: Fina Fadilah Siregar

  Saat musim haji tiba, jutaan kaum muslim dari berbagai penjuru dunia berkumpul di tanah suci menggemakan kalimat tauhid, mempersembahkan ibadah haji yang agung ke hadapan Allah SWT. Mereka datang sebagai tamu-tamu Allah untuk memenuhi panggilan Allah. Sebagai rukun Islam yang kelima, melaksanakan ibadah haji sudah menjadi kewajiban bagi setiap umat muslim yang mampu, baik kemampuan secara finansial maupun kesehatan jasmani. Ketika umat muslim di seluruh dunia melaksanakan ibadah haji, umat muslim lainnya juga melaksanakan Hari Raya Idul Adha yang ditandai dengan pelaksanaan qurban. Tentunya, pelaksanaan ibadah haji dan qurban ini bukan hanya sekedar ceremonial saja yang hanya menjadi ritual tahunan, tetapi lebih kepada bentuk pengorbanan dan ketaatan kita kepada Allah SWT semata.

  Sesungguhnya Haji dan Idul Adha ini adalah simbol ketaatan mutlak pada syariat sebagai konsekuensi keimanan. Ketaatan secara mutlak ini telah dicontohkan dengan begitu agung oleh Nabi Ibrahim dan keluarganya. Melalui mimpi, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menyembelih anaknya, Nabi Ismail. Nabi Ibrahim lalu menyampaikan perintah itu kepada Nabi Ismail. Mereka lalu menaati perintah itu. Saat akan disembelih, Allah mengganti Nabi Ismail dengan seekor hewan ternak yang besar. 

  Begitulah bentuk pengorbanan dan ketaatan Nabi Ibrahim kepada perintah Allah SWT. Tak banyak bicara, bertanya, apalagi membantah. Allah pun menggambarkan ketaatan ini melalui firman-Nya: "Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengannya" (QS Al Mumtahanah:4). 

  Ketaatan mutlak yang melahirkan keimanan ini sangat sulit diterapkan di negeri yang menganut sistem demokrasi. Stigma negatif terhadap Islam terus disebarkan oleh orang-orang yang membenci Islam. Mereka berhasil membuat umat terjangkit Islamophobia, sehingga umat Islam takut akan syariat dan simbol-simbol agamanya sendiri. 

  Ketaatan mutlak hanya bisa diwujudkan dalam sistem Islam, karena hanya dengan adanya negaralah syariat Islam secara kaffah dapat diterapkan. Apabila negara sudah menerapkan syariat Islam, maka tidak akan ada orang-orang yang berani untuk tidak melaksanakan aturan Islam dalam segala perbuatan dan kehidupannya, serta ada pula ammar ma'ruf nahi munkar sebagai sesama muslim dalam segala aspek kehidupan. 

  Oleh sebab itu, mari kita jadikan spirit Haji dan Idul Adha ini sebagai gambaran untuk melaksanakan ketaatan sepenuhnya sebagai seorang hamba kepada Rabb-nya. Wallahu a'lam bish shawab.


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak