Karya Eliza Mumtaza
Dingin malam menghampiri, kudekap amanah sang belahan hati
Timang-timang anakku sayang, terlahir fitrah dari nutfah tersuci
Tiada sanggup melukis mimpi, Qurrota A'yun teduh berseri
Binar cinta sehangat mentari seluas langit tak bertepi
Romantika diamor kita adalah janji setia
Bagai huruf Alif ba ukiran kaligrafi tuk genapkan segala rasa
Ceriamu mengusik halus peraduan megah mempesona
Celotehmu merekah bercampur madu gelak tawa
Memelukmu seakan teraliri semangat baru
Senyumanmu luluhkan karat besi retakkan kerasnya bambu
Aku rela jika ludahmu kering, minumlah dari mata air luka di tubuhku
Bersyukur dalam rintihan tersedu-sedu, tajam membelah ufuk rindu
Sayang, kini bayanganmu lenyap dari jejak retasan doa
Kau yang pernah datang berjalan menghampiri namun terbang tak tentu arah
Terkadang menyelinap di balik rona merah hedonisme dunia
Jiwa tertipu gunda gulana, gerogoti gagahnya masa muda
Kembalilah nak, hanya jalan Islamlah lurusnya arah perjuangan
Titipkanlah semua urusan pada Sang Pemberi Kehidupan
Raihlah impian sebesar Uhud sepanjang Nil, meskipun bulir putih terpaksa kau tumpahkan
Sambutlah seruan Rasulullah bersama takbir menggema, Roma pasti kau taklukkan