Oleh : Endah Husna
Sebentar lagi Hari Raya Idul Adha akan segera tiba. Bagi kaum muslim yang mampu dipenjuru dunia sibuk memilih hewan yang akan dia kurbankan, ada yang akhirnya jatuh pada pilihan hewan sapi seberat 1 ton. Tak kalah sibuk adalah para penjual hewan kurban, yang melakukan promosi bagaiman hewan kurban jualannya laku keras. Yang kuat iman, dia akan jujur berdagang. Yang lemah iman, apapun akan ditempuh, asal kantong bisa terisi penuh, kandang kosong tak jadi masalah, karena itulah harapan.
Di sisi lain para panitia sibuk rembugan untuk menentukan bagaimana jalannya penyembelihan dan distribusinya bisa berjalan lancar tanpa halangan. Sungguh luar biasa urusan kaum muslim. Segalanya akan di nilai ibadah jika benar niatnya Lillahita'ala. Jerih payah mereka, pengorbanan mereka, baik harta untuk membeli hewan kurban dan tenaga yang mereka curahkan amatlah besar demi ibadah Kurban.
Fakta lain yang membuat tergelitik adalah, ada diantara kaum muslim terlepas dia berkurban atau tidak. Mereka entah lupa atau pura-pura lupa, bahwa berkorban untuk Allah SWT tidaklah hanya saat dia berkurban dengan hewan kurban. Tapi dalam segala aspek kehiduoan, dalam segala ibadahnya adalah penuh dengan pengorbanan. Berkorban waktu untuk menuntut ilmu, berkorban harta untuk infak di jalanNYA, dan yang utama adalah berkorban baqo' atau egonya untuk menerima aturan dari Allah SWT seluruhnya. Bukan mengambil apa yang dia sukai, dan membuang bahkan mencaci maki Ayat-ayat Allah SWT karena ikut-ikut orang yang malas menggunakan akal sehatnya dalam meneliti.
Adalah Sekuler-Kapitalis yang mengajarkan hal ini. Cukup Allah SWT ada di saat ibadah mahdah, semisal shalat, puasa, zakat dan haji, termasuk ibadah kurban ini. Dalam aktifitas yang lain, Allah SWT dianggap tak mampu mengatasi. Allah SWT dianggap tak ada karena tak tampak, tak dipercaya karena azab Allah SWT tak segera seperti zaman kaumnya Nabi sebelum Nabi terakhir, Nabi Muhammad.
Bagaimana bisa hidup bahagia jika masih belum merdeka. Belum merdeka dari menghamba kepada makhluk, mengambil hukum-hukum dari buatannya sendiri, hutang Riba menumpuk dengan jaminan negeri dan siksa Allah SWT yang amat ngeri.
Bukan seperti itu Islam mengajarkan. Islam mengajarkan masuklah kedalam Islam secara menyeluruh. Inilah yang namanya pengorbanan. Korbankan segalanya demi Allah SWT dan RasulNya. Terimalah segala syariatnya termasuk Khilafah ajaran Islam yang sering dipertentangkan karena kemampuannya untuk bisa menjadi Institusi pemerintahan tak terkalahkan oleh musuh-musuh Islam. Khilafah mampu mengatasi berbagai persoalan, mulai dari bagaimana bisa tulus menyembelih hewan kurban, bagaimana ikhlas beribadah hingga masala-masalah terkini seperti harga cabe yang semakin memanas, kekeringan yang semakin meluas wilayah terdampaknya, kemerdekaan yang ilusi, kerusakan generasi, hingga hubungan dengan luar negeri. Semua teratasi dengan dituntun syariat yang dijalankan oleh institusi bernama Negara Khilafah, dengan dipimpin Muslim bernama kholifah " Fulan ".
Inilah cinta. Jika cinta, korbankan apapun untukNYA. Peganglah Alquran sebagai panduan, penuntun jalan bagi kehidupan. Mulai dari anggota keluarga, masyarakat hingga petinggi negeri. Korbankan semuanya untuk Ilahi Rabbi, termasuk hewan kurbanmu tanpa basa - basi, karena semua dikerjakan dengan niat Lillahi ta'ala untuk Allah SWT Sang Pencipta dan Pengatur kita semua disini.
Wallahu a'lam bishawab.