Cacat Logika Rezim Sekuler : LGBT dipelajari, Islam Dikriminalisasi



Oleh : Suyati 

(Anggota Muslimah Menulis)

Islamophobia tampaknya semakin kuat menyerang penguasa rezim sekuler, setelah bendera tauhid dipersekusi kini ajaran Islam lainnya kembali diserang. Menteri Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Muhamad Nasir dalam pernyataannya mempersilahkan para mahasiswa dan civitas akademika yang ingin melakukan kajian mengenai paham Marxisme dilingkungan kampus. Dengan syarat harus ada pendamping dosen untuk membina mahasiswa didalamnya. Tidak melakukan sendiri tanpa ada pendamping." Ujar Nasir saat dikantor kemenristekdikti, Jakarta selatan, (Jum'at, 26/7/2019).

Selain dibolehkannya mahasiswa mempelajari paham Marxisme, Kemenristek Dikti  juga mempersilahkan mahasiswa untuk melakukan kajian terkait LGBT. Boleh mengkaji dari segi positif, untuk kajian akademis dipersilahkan. Yang tidak boleh itu LGBT making love didalam kampus atau kegiatan LGBT itu tidak boleh. "tuturnya. 

Bahkan, ia juga juga tidak masalah jika mahasiswa dan civitas melakukan kajian terkait paham radikalisme dan intoleransi. Namun yang tidak boleh ialah menyebarkan paham tersebut didalam kampus. 

Inilah sistem kapitalistik demokrasi sekulerisme yang memberi kebebasan sebebas mungkin tanpa alur yang jelas.Sistem ini telah gagal dalam segala hal termasuk bidang pendidikan.Bobroknya moral anak bangsa dimulai dari sini, dari sistem pendidikan. 

Tidak bisa mencetak generasi unggul peradaban manusia. Negara abai dan tidak bertanggung jawab atas bahaya yang ditimbulkan akibat kebijakan yang diterapkan.Jadi seperti tidak ada negara saja. Padahal pendidikan menjadi prioritas utama dalam pembangunan negri, tetapi berbagai masalah terus berlarut tanpa solusi yang tuntas, bahkan bertambah rumit. Inilah ada negara seperti tidak ada negara. Sistem sekulerisme memisahkan agama dari kehidupan berhasil membuat moral anak bangsa buruk dimata manusia apalagi agama,kualitas siswa rendah, pengajar kurang profesional, gaji guru murah, biaya pendidikan mahal, bahkan UU pendidikan kacau, dampak pendidikan buruk dan makin terpuruk. 


Berbeda dengan islam, aktivitas pendidikan paling penting untuk membentuk generasi mulia dan meninggikan derajat manusia dalam kehidupa dunia akhirat. Dan keutamaan orang berilmu atas orang beriman adalah seperti keunggulan bulan atas seluruh benda. Pencetak generasi ulama pewaris nabi menyelamatkan kehidupan manusia atas azab Allah Swt. Islam mewajibkan laki laki perempuan menuntut ilmu sebagaimana nabi bersabda"Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim(HR Ibnu majah). Sungguh islam memuliakan manusia dalam hal pendidikan, membentuk para pelajar agar mampu membaca Alquran dengan lancar dan menulis dalam bahasa arab dengan sebaik baiknya, mengajarkan dasar dasar islam,mengajarkan dalam bentuk bentuk ibadah, membentuk dan mengajarkan nilai moral yang benar dalam islam,mengajarkan prinsip etika dan adat istiadat dalam islam, dan mengidentifikasi kemampuan dari anak mengenal bakat dan minatnya. 

Sekolah disponsori langsung oleh negara sendiri, mendanai melalui badan Baitul Mal dan dana individu kaya atau kelompok kaya,berbagi tanggung jawab untuk mendidik generasi muda. Pembangunan sekolah yang berhubungan erat dengan masjid untuk pembinaan. Dana baitul mal dibagi dua kepentingan. Pertama untuk membayar gaji segala pihak  yang terkait seperti guru, dosen, karyawan dll. Kedua untuk pembangunan dan prasarana pendidikan seperti bangunan sekolah, asrama, perpustakaan, buku panduan, dll. Waktunya kembali pada sistem keemasan yakni menghidupkan kembali kehidupan islam melalui penerapan islam secara kaffah. Wallahu'alam

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak