Oleh : Lilik Yani
Nenek Sahnun
Usia enam puluh tahun
Kerjanya memulung
Setiap hari keliling kampung
Tinggal sebatangkara
Di kota Mataram, Nusa Tenggara
Setiap hari memulung sampah
Memungut botol plastik atau benda-benda bisa dijual
Demi penuhi kebutuhan hidupnya
Nenek Sahnun perempuan gigih pantang menyerah
Malu menjadi beban orang
Jika masih bisa bekerja
Memulung sering dicibir manusia
Nenek Sahnun pemulung istimewa
Di tengah bekerja tetap jalankan ibadah
Tercatat jadi jamaah pengajian di kotanya
Gubuk kecil jadi saksi aktivitasnya
Nenek Sahnun dengan segala keikhlasannya
Di hari raya idul adha
Membongkar seluruh tabungannya
Menunaikan perintah berqurban
Walau hidup seadanya
Dianggap orang tak berpunya
Tak qurban tak berdosa
Tapi nenek Sahnun ingin dapat cinta
Cinta dari Rabb-Nya
Bukan sekedar pujian manusia
Atau bahkan cibiran atau hinaan didapatkannya
Orang miskin sok kaya
Semua dihadapi dengan sabar dan ikhlas
Terkumpul uang sepuluh juta
Tak sekedar qurban kambing biasa
Ia berqurban seekor sapi
Hingga mendapat apresiasi
Biro Umroh mengajaknya ibadah ke tanah suci
Nenek Sahnun terpana
Tak percaya dengan berita
Diberangkatkan umroh atas ijinNya
Sebuah impian yang lama dipendamnya
Sungguh Allah Maha Kuasa
Memanggil hamba yang rindu baitullah
Dengan cara istimewa
Tunaikan qurban berbuah ibadah umroh
Allahu Akbar
Tiada yang sulit bagi Allah
Allah mengundang umroh siapa yang dikehendaiknya
Lewat jalan tak disangka-sangka
Surabaya, 15 Agustus 2019
#HabitsMenulis30Hari
#BuahKeikhlasanNenekSahnun