Oleh : Ummu Aqeela
Membincang dan melihat kerusakan jaman saat ini, membuat kita menghela nafas panjang. Bagaimana tidak, hidup di jaman sekarang adalah sebuah tantangan yang amat berat, berat dalam menjalankan syari'atNYA, berat dalam hal menjaga Iman tetap bersemayam didada, dan berat menerapkan syari'at Islam secara kaffah. Banyak hal yang menjadi penyebabnya dan ini bukan sesuatu yang tidak terencana, namun bagian dari konspirasi besar kaum barat untuk merusak umat secara pemikiran. Penjajahan gaya baru ini pun menjadi fenomena yang menggiurkan dan melenakan umat. Buktinya tidak sedikit umat Islam yang mulai kebarat-baratan dan sedikit demi sedikit meninggalkan hukum-hukum agama.
Kaum barat sangat tahu, umat Islam adalah umat yang sangat kuat, pemberani dan tidak takut mati. Oleh sebab itu mereka mengubah pola menjajah yang awalnya penjajahan secara fisik menjadi penjajahan secara pemikiran. Bahkan penjajahan jenis ini lebih berbahaya, prosesnya tidak terasa, tanpa disadari oleh umat namun efek yang ditimbulkan luar biasa dasyat. Umat dibuat kalah tanpa harus meregang nyawa, dengan melumpuhkan akal dan pikirannya sehingga umat menjadi ragu akan kebenaran Islam dan tidak sedikit pula yang menjadi takut menggenggam Islam itu sendiri.
Perang secara pemikiran ini sebenarnya sudah berlangsung sekian lama, berawal dari keruntuhan Daulah Islamiyah tahun 1924 di Turki. Di mata penjajah perang pemikiran ini lebih efektif, lebih mudah , lebih hemat biaya namun berdampak lebih besar dalam keberhasilannya. Dibandingkan perang fisik yang menguras tenaga serta biaya yang tidak sedikit. Banyak sektor yang diserang dalam perang ini, sektor yang saat ini menjadi pelarian sebagian besar umat yaitu Food, Fun, and Fashion.
1. Food ( Makanan )
Makanan adalah kebutuhan dasar manusia untuk bertahan hidup. Dalam Islam, makanan tidak hanya pemenuhan kebutuhan fisik saja akan tetapi berkaitan juga dengan ibadah, iman, nikmat, dan identitas diri yang akan berkaitan dengan perilaku seseorang. Oleh karenanya seorang muslim dituntut memilah makanan halal dan toyib yang dituturkan dalam Al Quran dan Sunnah. Namun di perang pemikiran dalam bentuk sekulerisme sekarang ini menjadi beban tersendiri umat dalam memilah mana makanan yang tidak hanya halal tapi juga toyib karena seolah semua terkaburkan.
Bahkan dengan berjamurnya restoran yang menyajikan makanan tidak halal secara terang-terangan, semakin membuat umat tergerus rasa penasaran untuk mencobanya. Seperti yang baru-baru ini viral sebuah video di media sosial, video yang diunggah oleh akun Hendry.zef di instagram ini sengaja membahas dan memperlihatkan sebuah restoran bernama “Panggangin” yang khusus mengolah panganan berbahan dasar babi. Yang menjadi persoalan umat adalah cara promosi yang menabrak ajaran agama Islam dan menantang aturan sedangkan mereka tahu dalam Islam babi jelas-jelas diharamkan. Bahkan dengan percaya diri berkata bahwa “selama kamu baik mau makan apapun tidak masalah karena kamu tidak perlu agama untuk menjadi orang baik”. ( BeritaIslam.org 20/07/2019)
Pernyataan diatas tentu sangat menyesatkan karena dalam Al Quran sudah sangat jelas “ Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa-apa yang terdapat dibumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syetan “ (QS Al Baqarah 168)
Jadi bagi seorang muslim makan dan makanan bukan hanya sekedar penghilang rasa lapar atau sekedar enak dilidah saja, tapi jauh lebih dari itu mampu menjadikan tubuhnya sehat jasmani dan rohani sehingga mampu menjalankan fungsinya sebagai khalifah di bumi.
2. Fun ( Kesenangan )
Di jaman sekarang masyarakat disuguhkan berbagai bentuk kesenangan dan hiburan. Coba tengok sekarang, berbagai sarana hiburan tersedia, mulai dari banyak pusat perbelanjaan yang menjulang tinggi diberbagai kota, tontonan lewat film-film dari bioskop-bioskop yang bertebaran, kafe yang menjamur dengan berbagai sajian musik yang melenakan, bahkan juga tersaji dirumah-rumah lewat seperangkat tekhnologi internet yang membuat mata tidak lepas dari layar televisi, serta fasilitas kesenangan lain yang saat ini bisa terakses dalam genggaman tangan lewat smartphone.
Dalam Islam bersenang-senang tidaklah dilarang, namun ada batasan yang ditetapkan. Kesenangan haruslah atas dasar mensyukuri nikmat yang sudah Allah limpahkan dan juga dengan kesenangan itu menambah iman kita kepada Allah, bukan malah melenakan dan menjerumuskan.
Rasullulah sendiri bukan sosok yang kaku, “Beliau sangat mencintai kegembiraan dan apa saja yang dapat membawa pada kegembiraan tersebut” ujar Al Qadharawi. Namun ada panduan yang ditetapkan Rasullulah dalam berhibur yaitu dalam koridor syara' yang mengikat.
3. Fashion ( Penampilan )
Saat ini umat Islam menjadi sasaran yang empuk bahkan sekaligus penikmat fashion itu sendiri. Di negara-negara yang mayoritas Islam seperti Indonesia, umat bukan hanya lupa atau menolak lupa akan kewajiban menutup aurat,namun lebih parah lagi berbondong-bondong mengikuti fashion gaya barat. Bahkan ada gerakan feminisme yang mengusung pemikiran bahwa “ Tubuh kita adalah otoritas kita “, membuat semakin banyak umat yang kurang ajar dan menantang syari'at atas dasar hak asasi manusia.
Dalam Islam fungsi utama pakaian adalah menutup aurat sebagaimana tercantum dalam surat Al 'Araf : 26 “ Hai anak adam, sesungguhnya kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan”
Allah sangat mencintai keindahan, dan itu bisa terlihat dari berbagai ciptaanNYA. Namun bagaimana kita menjaga keindahan diri itu yang paling utama, yaitu dengan tidak keluar dari syari'at yang ditentukanNYA.
Sudah saatnya umat sadar dan membuka mata lebar-lebar bahwa ketiga serangan diatas adalah agenda yang tersistemik. Agenda yang diciptakan untuk mencegah kebangkitan Umat Islam. Bukankah Allah sendiri berfirman “ Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu Muhammad, sampai engkau mengikuti agama mereka “ ( TQS Al Baqarah ;120 ).
Dari potongan ayat diatas, dapat diketahui bahwa orang-orang Yahudi dan Nasrani akan selalu berusaha untuk membuat umat Islam keluar dari agamanya, kapanpun dan dimanapun umat Islam berada mereka tidak akan berhenti menjerumuskannya dalam jurang kesesatan.
Benteng umat yang tersisa saat ini hanya keluarga dan diri sendiri, kita tidak bisa bergantung dengan negara, karena negara sendiri saat ini sudah terjerat atmosfir sekulerisme. Dan satu-satunya jalan adalah berjuang dalam dakwah untuk menegakkan Syari'at Islam secara kaffah menjadi solusi utama yang tidak bisa ditawar.
Wallahu'alam bishowab.