Oleh: Sulis
Kota cerdas merupakan sebuah visi pengembangan perkotaan untuk mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan teknologi Internet of things (IoT) dengan cara yang aman untuk mengelola aset kota. Aset ini meliputi sistem informasi instansi pemerintahan lokal, sekolah, perpustakaan, sistem transportasi, rumah sakit, pembangkit listrik, jaringan penyediaan air, pengelolaan limbah, penegakan hukum, dan pelayanan masyarakat lainnya. Smart city ditujukan dalam hal penggunaan informatika dan teknologi perkotaan untuk meningkatkan efisiensi pelayanan. TIK memungkinkan para pejabat kota berinteraksi langsung dengan masyarakat dan infrastruktur kota serta memantau apa yang terjadi di kota, bagaimana kota berkembang, dan bagaimana menciptakan kualitas hidup yang lebih baik. Melalui penggunaan sensor yang terintegrasi dengan real time monitoring sistem, data yang dikumpulkan dari warga dan perangkat, kemudian diolah dan dianalisis. Informasi dan pengetahuan yang dikumpulkan adalah kunci untuk mengatasi inefisiensi.
Madiun sejak dikukuhkan sebagai 100 daerah di Indonesia yang akan menerapkan smart city terus mematangkan persiapan. Pemasangan jaringan untuk fasilitas publik untuk mengakses informasi sudah dilakukan. Jadi tidak usah khawatir jika tidak punya paket data ya. Silahkan datangi saja gardu-gardu atau pos ronda pasti internet bisa di akses. Sekalipun selama ini yang saya lihat akhirnya yang sering nongkrong di gardu ronda anak-anak untuk game online. Mengurangi uang jajan untuk beli paket data.
Penggunaan teknologi untuk akses data dan informasi serta mempercepat pelayanan adalah hal yang boleh saja. Apalagi di era digital saat ini. Namun jangan dilupakan tujuan dari pelayanan kepada rakyat adalah bagaimana terpenuhinya aspek-aspek dasar baik pendidikan, kesehatan, keamanan atau aspek dasar lain seperti pangan,sandang, papan. Sehingga tidak cukup hanya sekedar menghadirkan teknologi ini tapi tanpa adanya upaya lanjutan atas tujuan dasar dari pelayanan. Yang terpenting adalah bagaimana setelah data dan fakta itu ada kemudian persoalan-persoalan itu diselesaikan. Sehingga patron yang jelas atas penyeleseian ini justru pertama kali yang harus dipunyai untuk melakukan pelayanan kepada rakyat.
Ambil contoh masalah pendidikan. Apakah seluruh warga telah mendapatkan pendidikan yang layak ataukah belum. Jika belum apa yang harus dilakukan. Karena selama ini justru sebenarnya informasi itu ada, namun lebih banyak hanya menjadi data tanpa diselesaikan. Misal bagaimana menyelenggarakan pendidikan yang murah, bagus, menyenangkan bagi peserta didik sehingga ada kenyamanan dalam menuntut ilmu. Maka jelas ini terkait dengan anggaran. Dari mana? Maka justru penyelesaian baku atas persoalan ini yang lebih dahulu disiapkan. Dan jelas diperlukan elemen-elemen yang lain yang harus disiapkan.
Begitu juga tentang kesehatan. Yang dibutuhkan rakyat adalah bagaimana pelayanan kesehatan bisa diperoleh dengan baik, bagus, terjangkau seluruh kalangan. Bagaimana caranya? Ini mestinya yang di tetapkan terlebih dahulu. Infrastruktur yang layak, tenaga medis yang handal, pelayanan yang cepat ini yang harus ada terlebih dahulu. Jika belum, sekalipun banyak data fakta di lapangan jika tidak ada penyeleseian bakunya, bisa dipastikan tujuan itu masih menjadi impian.
Begitu juga ketika data potensi dan aset itu telah terbaca, namun dari sisi SDM tidak ada kualifikasi untuk pengelolaan berbagai potensi maka kembali lagi hanya akan sekadar menjadi data. Sehingga persoalan SDM ini mestinya menjadi hal yang urgen untuk diperhatikan terlebih dahulu bagaimana menggiring kemampuannya melihat potensi dan peluang di sekitarnya agar kualitas kehidupan mereka meningkat. Sehingga akan berdampak pada berkurangnya pengangguran. Jangan sampai terjadi justru data-data potensi daerah itu terbaca oleh asing atau aseng yang justru mereka akan mengambil potensi daerah ini.
Atau yang menjadi tren saat ini adalah dengan mengundang investor untuk memenuhi berbagai pelayanan publik. Ini nampaknya sekilas menyelesaikan. Namun dampak ke depan yang harus menanggung adalah generasi berikutnya. Karena sebenarnya yang mereka lakukan adalah investasi. Layaknya orang yang berinvestasi maka yang diinginkan adalah keuntungan. Sehingga jika kemudian yang terjadi adalah adanya investasi besar-besaran terhadap aset dan pelayanan publik di daerah maka jelas ini akan mengakibatkan larinya aset umat ke asing dan dikuasainya hajat umat oleh asing.
Padahal mestinya investasi itu harus mengikuti rambu-rambu;
Pertama. Investasi asing tidak boleh dalam hal yang strategis dan vital dan juga tidak dalam hal yang membahayakan.
Kedua. Investasi hanya di bidang yang halal
Ketiga. Investasi bukan atas kepemilikan umum
Keempat. Tidak membahayakan akhlak umat
Kelima. Tidak bergerak dalam sektor non riil
Keenam. Investor bukan musuh Negara (harb fi’lan)
Lalu dari mana pembiayaan dapat dilakukan atas berbagai kebutuhan dan pelayanan publik?
Dalam Islam mekanisme yang jelas kita dapatkan
Jaminan kebutuhan pokok dijamin oleh Negara. Kebutuhan seperti pangan, sandang dan pangan dijamin secara tidak langsung oleh Negara. Mekanisme penjaminannya adalah pertama, mendorong dan memberi kesempatan bagi para penanggung nafkah untuk bekerja baik di sektor pertanian, perdagangan, industri ataupun jasa yang halal. Membuka lapangan pekerjaan seluas luasnya untuk penanggung nafkah. Kedua, jika penanggung nafkah tidak mampu maka tanggung jawab atas pemenuhan nafkah kembali ke Negara.
Sementara untuk pendidikan, kesehatan dan keamanan maka menjadi tanggng jawab penuh Negara. Dari mana sumber pembiayaannya ? Dalam Islam pembiayaan atas ini dapat bersumber dari harta negara, harta umat atau kepemilikan umum. Ini adalah sumber dana utama dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang terkait dengan pendidikan, kesehatan dan keamanan.
Ini patron Islam dalam menyelesaikan berbagai persoalan terkait dengan pelayanan publik. SDA dan SDM yang melimpah adalah modal yang telah diberikan oleh Allah yang mampu untuk memberikan kesejahteraan bagi penghuni bumi ini.
Jika kemudian pengelolaan yang jelas dengan mekanisme yang jelas di dukung adanya teknologi informasi yang handal terpercaya, pastilah akan lebih mudah dalam menjangkau segala visi dan misi dari penguasa yaitu Riayah suunil ummah (pengaturan urusan umat). Namun, hal ini tidak akan terjangkau dalam mekanisme kapitalis yang sekarang ada. Dan hanya Islam yang akan mampu mewujudkan Smart city yang sesungguhnya.
Waallahua'lam.