Saya Bangga Menjadi Muslim




Oleh: Nuni Toid
Member AMK dan Alumni BFW 212


Sudah seharusnya kita setiap saat bersyukur kepada Allah SWT. Karena kita telah diberi kenikmatan yang tiada tara yakni nikmat Islam. Kita dilahirkan dari rahim seorang wanita yang Muslim (Islam) kita dikenalkan sedari kecil dengan  pendidikan agama. Seperti saya, pagi hari saya bersekolah di sekolah umum, sorenya saya mengaji belajar tentang membaca alqur'an, belajar angka arab, berhitung, dan dikenalkan dengan bahasa Arab. Walaupun baru sebatas itu saja namun saya bersyukur dan bangga. Apalagi bila dulu sudah dikenalkan dengan Islam kaffah, alangkah bahagia hati ini. Namun itu tak membuat saya berhenti bersyukur, saya bangga dengan Islam saya yang baru sebatas itu. Entahlah dulu kita rajin shalat, tadarusan, latihan qasidahan rasanya seperti sudah paling shalihah.

Ternyata pemahaman itu salah, tak sepenuhnya salah, ada sebagian yang tak saya ketahui yakni Islam yang kaffah, yang sempurna. Berawal dari seorang ibu, yang sudah ku anggap seperti kakak saya, sekaligus guru spiritual saya. Beliau rajin setiap seminggu sekali bertamu ke rumah. Kami tentu sangat senang sekali atas kehadirannya. Singkat cerita, Beliau selalu bisa mengatasi setiap permasalahan yang saya hadapi. Hingga suatu hari saya pindah rumah di sebuah dusun, Alhamdulillah disitu saya dipertemukan kembali dengan beliau. Karena saya gemar datang ke majelis ilmu, di tempat yang baru, saya hadir di sebuah majelis taklim di dusun tersebut. Kebetulan yang mengisi adalah beliau. Sejak pertemuan itu, beliau mengajak saya untuk ikut mengkaji Islam, sampai saat ini walau dengan berbagai aral dan ujian yang selalu datang mendera saya, Alhamdulillah saya masih bisa bertahan dan bersyukur sekaligus bangga mengenal  Islam dengan arti yang sebenarnya.

Ternyata Islam bukan hanya agama yang diritualkan, yang hanya cukup Shalat saja, bayar zakat saja, puasa di bulan Ramadhan saja, atau naik haji bagi yang mampu. Tapi Islam itu agama yang paripurna, sempurna, kompleks. Seperti di dalam surat al Baqarah ayat 208, Allah SWT berfirman:  "Wahai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan, sungguh ia musuh yang nyata bagimu."

Sejak saat itu saya berusaha menjadi muslimah yang ingin di sayang, dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya dengan belajar mengkaji Islam yang benar. Semakin mengenal dan paham dengan agamanya, semakin bangga dan cinta dengan Islam. Sebagai bukti, saya bangga dengan jilbab, saya bangga dengan bendera tauhid ar- Rayah dan al-Liwa dan dengan simbol-simbol Islam yang lainnya. 

Tapi saat ini, mengapa banyak orang Islam sendiri yang takut dengan ajaran agamanya sendiri, bahkan membenci dan memusuhinya. Ada apa ini? Apakah ini yang disebut dengan Islamophobia? 

Islamohobia menurut Runnymede Trust mendefinisikan bahwa Islamophobia adalah sebagai rasa takut dan kebencian terhadap Islam dan oleh karena itu juga pada semua muslim. Ini jelas sekali bahwa merekalah yang menghembuskan itu semua. Yakni orang -orang kafir, kaum musyrik dan yang paling keras memusuhi Islam yaitu kaum Yahudi dan Nasrani. Mereka menanamkan Islamophobia kepada kaum Muslim. Mereka dengan lisannya selalu mengumbar kebencian  dan permusuhan kepada kaum Muslim. Begitu pun di hati mereka tertanam rasa kebencian yang amat sangat terhadap semua ajaran Islam.
Seperti jauh sebelumnya Allah telah memberitahu dalam alqur'an, "Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu (Muhamad) sebelum engkau mengikuti agama mereka..." (TQS al Baqarah[2]: 120). Dan kebencian yang tampak dari mereka, Allah SWT telah menegaskan dalam  firman-Nya: "Sungguh telah nyata kebencian dari mulut mereka dan apa yang tersembunyi di hati mereka lebih jahat lagi." (TQS al-Imran[3]: 118).

Tak selayaknya kaum muslim termakan dan terpengaruhi oleh tipu daya mereka. Hingga muncul Islamophobia pada dirinya yang menimbulkan kebencian pada Islam berikut ajaran serta simbol syiar-syiarnya. Tak patut seorang Muslim memperlakukan saudaranya dengan perlakuan buruk dan ekstrim termasuk mencurigai segala bentuk perubahan saudara muslim yang lain seperti banyaknya hijrah yang terjadi dikalangan artis, pengibaran bendera Tauhid yang jelas- jelas adalah panji dan bendera Rasulullah SAW, bendera umat Islam? 

Seharusnya sikap seorang Muslim, yang dihatinya memiliki rasa keimanan pasti akan melahirkan ketakwaan pada dirinya baik secara lisan maupun bathin. Dan pasti akan mengagungkan segala bentuk simbol dan syiar Islam. Seperti dalam firman Allah SWT: "Demikianlah (perintah Allah). Siapa saja yang mengagungkan syiar-syiar Allah, sungguh itu timbul dari ketakwaan kalbu." (TQS al Hajj[22]: 32). Begitulah sikap yang seharusnya di miliki oleh kaum muslim. Mengagungkan ajaran Islam, simbol dan berbagai ekspresi keislaman. Karena itu adalah cerminan ketakwaan dan kecintaan yang harus dimiliki oleh kaum muslim. 

Sedangkan kaum muslim harus membuang, menyingkirkan jauh-jauh sikap Islamophobia sebagaimana yang di hembuskan oleh kaum kafir. Karena sejatinya kaum kafir memendam kebencian dan permusuhan terhadap islam dan kaum muslim. Sikap mencemooh hijab, mencurigai semangat hijrah yang sedang merebak, alergi terhadap Khilafah yang merupakan bagian ajaran Islam, meradang bahkan mengkriminalisasi panji Rasulullah SAW. Ar-Rayah dan al Liwa dan sikap Islamophobia lainnya jika tampak dari seorang yang mengaku Islam semua itu justru menampakkan kenyataan yang tersembunyi di dalam hati. Pepatah mengatakan, "Kullu ina'in bima fihi yandhahu (Bejana hanya bisa menumpahkan apa yang ada di dalamnya)." Itulah sikap kemunafikan yang sebenarnya dalam hati. Hal ini dipertegas oleh firman Allah SWT: "Kalau kami menghendaki,  niscaya kami menunjuk-kan mereka kepadamu sehingga kamu benar-benar dapat mengenal mereka dengan tanda-tandanya..."(TQS Muhamad[47]: 30).


Maka hendaklah kaum muslim menunjukkan sikap kecintaannya pada Islam dengan mengamalkan seluruh ajaran agamanya di tengah kehidupan sehari-harinya. Namun hal itu tak akan terlaksana bila negara masih menerapkan sistem kapitalis- sekuler yang ideologinya hanya dijadikan sebagai agama ritual, terpisah dari aturan kehidupan.
Kecintaan kaum muslim terhadap Islam akan terlaksana dengan sempurna dan menyeluruh bila negara mencampakkan sistem yang batil itu dengan sistem Islam. Sudah saatnya kita berjuang bersama untuk menegakkan Daulah Khilafah ala minhajji nubuwwah yang akan menciptakan kedamaian, kesejahteraan, kecintaan dan melindungi seluruh hak dan kewajiban warganya. Maka rahmat pun akan turun menyinari seluruh alam. 

Wallahu a'lam bi ashawab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak