Oleh : Dina Evalina
(Aktivis Dakwah)
Tak dapat dipungkiri bahwa kondisi Indonesia saat ini berada dalam keterpurukan, bahkan kondisi demikian hampir melanda seluruh aspek kehidupan . Lihat saja perekonomian Indonesia yang digadang-gadang dapat meroket nyatanya anjlok seperti defisit anggaran belanja negara, harga-harga kebutuhan pokok masyarakat meningkat sehingga daya beli masyarakat melemah. Imbas dari hal tersebut membuat usaha di sektor retail rontok dimana hal ini memaksa mereka memberhentikan ribuan karyawannya.
Pengangguran bertambah, kemiskinan serta kesenjangan sosial meningkat tajam dilengkapi dengan beban hutang negara yang membengkak masih setia menemani kondisi perekonomian Indonesia. Bank Indonesia (BI) telah mencatat pertumbuhan Hutang Luar Negeri Indonesia pada akhir April 2019 sebesar 389,3 miliar dollar AS atau sekitar Rp 5.528 triliun (kurs Rp 14.200 per dollar AS). Ketidakmampuan negara dalam membayar hutang yang membengkak, melahirkan kebijakan-kebijakan yang begitu mendzolimi masyarakat. Misalkan saja pajak yang akan terus negara tarik dari rakyat untuk membayar hutang negeri ini.
Selain itu, negeri ini telah mempertontonkan dengan jelas terkikisnya nilai keadilan ketika rezim berpihak kepada orang-orang yang sejalan dengan mereka. Sementara sebagian masyarakat yang berada di pihak oposisi, mereka bungkam suaranya untuk menyampaikan aspirasi. Ketidakadilan semakin memuncak ketika masyarakat berdemo menolak rezim petahana kembali memegang kekuasaan, walhasil Indonesia harus menelan hancurnya kondisi sosial lantaran aparatur negara dengan beringasnya menghilangkan nyawa rakyat biasa.
Para elit politik begitu sibuk berebut kursi kekuasaan, Lupa akan tanggung jawab mereka sebagai pelayan rakyat yang seharusnya berdedikasi penuh untuk memberikan kesejahteraan kepada rakyat. Indonesia dengan Kekayaan Alam yang melimpah ditambah dengan Sumber Daya Manusia yang besar merupakan modal besar bagi Indonesia untuk menjadi negara yang maju terlepas dari keterpurukan saat ini serta mampu bersaing dengan negara-negara besar lainya.
Seperti dilansir dalam Kalimantanpost.com, sebagai upaya Pemerintah dalam meningkatkan kondisi Indonesia menjadi negara yang besar dan mampu berkompetisi dengan bangsa-bangsa lain yakni dengan adanya Gerakan revolusi mental yang telah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2014-2019. Karena itu, seluruh masyarakat Indonesia wajib mengimplementasikannya sebagai gerakan hidup baru, begitu kiranya yang disampaikan Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina saat membuka Sosialisasi Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) lingkup Kota Banjarmasin, di Aula Kayuh Baimbai, Balai Kota Banjarmasin, Kamis (27/6).
Dikatakan H Ibnu Sina, ada beberapa tujuan dari kegiatan revolusi mental ini yaitu, mengubah cara pandang, pola pikir, sikap, perilaku dan cara kerja yang berorientasi pada kemajuan dan kemodernan agar Indnnesia menjadi bangsa besar dan mampu berkompetisi dengan bangsa lainya. Kemudian membangkitkan kesadaran dan membangun sikap optimistik dalam menatap masa depan Indonesia sebagai negara dengan kekuatan besar untuk berprestasi tinggi, produktif dan berpotensi menjadi bangsa maju dan modern dengan tiga pilar Trisakti, dan mewujudkan Indonesia yang berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi dan berkepribadian yang kuat melalui pembentukan manusia Indonesia baru yang unggul.
Sebelumnya telah berlangsung acara Gathering Positif Bermedia Sosial yang digagas oleh Kemenko PMK di Banjarbaru, Senin (24/6). Walikota Banjarbaru, Darmawan Jaya, mengatakan kegiatan Gathering Positif Bermedia Sosial ini sangat tepat mengingat pertumbuhan pengguna media sosial di Indonesia, khususnya di Banjarbaru meningkat tajam. Menurutnya, media sosial menjadi alat promosi yang tepat bagi perkembangan perekonomian kreatif di Banjarbaru.
Gathering Positif Bermedia Sosial yang digagas oleh Kemenko PMK bertujuan pula untuk mengimplementasikan secara langsung nilai yang ada di dalam program Gerakan Nasional Revolusi Mental dalam hal ini melalui penggunaan media sosial yang baik.
Gerakan Nasional Revolusi Mental yang dicanangkan Pemerintah berorientasi kepada materi, mengarahkan individu-individu menjadi pribadi yang mumpuni di segala bidang guna mewujudkan bangsa yang maju dan berdaulat. Namun, yang menjadi pertanyaan, apakah Indonesia mampu menjadi negara yang maju, mandiri, berdaulat dan unggul di berbagai aspek kehidupan sementara ketergantungan Indonesia terhadap Asing maupun Aseng masih erat ? Dapatkah negeri ini menjadi negara yang mampu bersaing dengan negara besar lainnya, sementara intervensi pihak luar yang bercokol di Indonesia masih kuat ?
Sejatinya tak kan mampu sebuah negara menjadi negara yang maju, mandiri, berdaulat dan unggul selama ikatan ketergantungannya terhadap Asing maupun Aseng belum lepas. Takkan bisa sebuah negara menjadi negara adidaya selama Asing maupun Aseng masih dengan mudahnya ikut campur dalam kebijakan sebuah negara. Semua ini tak lepas dari sistem sekuler kapitalis yang masih tertanam kuat di negeri ini. Sistem yang tak kan membiarkan sebuah negara menjadi negara yang maju melebihi negara pengendali sistem ini. Mereka akan terus menancapkan cengkeramannya terhadap negara jajahan mereka agar selalu setia melayani kepentingan para kapitalis.
Sehingga yang harus menjadi perhatian pemerintah dalam membentuk individu-individu yang revolusioner demi kemajuan negeri ini tak lain dengan mengedukasi dan menyadarkan masyarakat akan bobroknya sistem saat ini dan mengarahkan mereka untuk mengubah cara berpikir dan bertindak mereka terhadap sistem yang terbukti mampu membawa kebangkitan hakiki menuju kehidupan yang lebih baik yakni Sistem Islam.
Mengambil Sistem Islam sebagai nafas kehidupan serta diterapkan oleh negara sama saja membangun kembali kebangkitan sebuah negara yang pernah menjadi adidaya dimasa lampau. Negara yang mampu menaungi 2/3 dunia dengan cahaya Islam sebagai Rahmat seluruh Alam. Negara yang bertahan lebih dari 13 abad lamanya sebagai pusat perhatian dunia yang ditakuti oleh musuh-musuh Islam. Unggul dari aspek ekonomi, militer, politik, sosial, pendidikan dan lain sebagainya. Negara yang menerapkan Islam didalamnya berhasil melakukan revolusi yang mendasar terhadap rakyatnya. Berhasil mencetak generasi yang cerdas, kreatif serta bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Generasi yang tidak hanya berorientasi untuk materi duniawi namun generasi yang memiliki visi ukhrawi. Kerja keras mereka memajukan negara bukan hanya ingin memenangkan persaingan dengan negara besar lainnya namun lebih dari itu yakni untuk menyampaikan pesan kepada dunia bahwa Islam ialah Aqidah dan Sistem yang paripurna dan terbukti dapat melahirkan negara kuat, maju, berdaulat dan unggul. Sebagai bukti cinta mereka terhadap Islam yang telah dianugerahkan oleh Allah, mereka akan rela berkorban segalanya bahkan nyawa untuk mempertahankan negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai Islam didalamnya.
Generasi cemerlang ditopang oleh negara yang memiliki sistem yang sempurna adalah kolaborasi yang tepat dalam membangun sebuah negara yang besar bahkan membawa negara tersebut ke puncak tertinggi sebagai negara adidaya merupakan hal yang tidak sulit.