Oleh : Miya Ummu Akmal
Ramadhan sudah berlalu. Kaum muslimin harusnya menjadikan hal ini sebagai momentum perubahan, untuk berubah menjadi lebih baik. Setelah Umat islam ditempa selama 1 bulan, hendaknya mendapatkan buah dari ramadhan itu sendiri, yakni ketakwaan dalam makna ketundukan pada syariat Allah secara totalitas baik dalam tataran individu, masyarakat dan Negara. Selama ramadhan kita diajarkan untuk menahan lapar dahaga juga hawa nafsu agar tidak bermaksiat kepada Allah (melanggar aturan Allah), selepas ramadhan kita harus membiasakan diri menjadi hamba Allah yang taat. Karena sejatinya hukum dan aturan Allah itu tidak hanya diperuntukkan untuk dijalankan di bulan ramadhan saja. Kecuali puasa ramadhan. Allah memberikan berbagai aturan itu untuk ditaaati dan dijalankan setiap saat di sepanjang waktu dan tempat. Oleh karenanya salah besar jika pasca ramadhan, ada orang yang kembali bermaksiat.
Ketika ramadhan tiba suasana iman kian terasa. banyak orang berbondong-bondong sholat ke masjid, mengaji Al Qur'an, menghadiri majelis ta'lim, menutup aurat dan menjauhi perbuatan-perbuatan yang tercela. Negara pun giat dalam melakukan penutupan tempat-tempat maksiat, penghancuran miras, melakukan penggrebekan orang-orang mesum dan lainnya. Semuanya fastabiqul khoirot (berlomba lomba dalam kebaikan) guna mendapatkan pahala yang berlipat dan predikat muttaqin. Semua orang selalu berhati-hati dan waspada dalam melakukan segala sesuatu, karena takut akan dosa.
Akan tetapi ketika ramadhan usai, mengapa seolah-olah semua itu hilang begitu saja. Seperti ada pemakluman dan pelegalan atas berbagai pelanggaran hukum-hukum Allah. Padahal jelas-jelas Allah memerintahkan kita untuk masuk islam secara kaffah (QS. Al Baqarah:208)
Andaikan semua bulan adalah ramadhan, mungkin semua orang menjadi hamba Allah yang selalu taat, keimanan terus meningkat dan suasana keimanan di tengah masyarakat senantiasa kuat.
Suasana seperti bulan ramadhan akan terus ada manakala system itu mendukung, oleh karenanya system islam sangatlah dibutuhkan agar suasana islami senantiasa ada dan terjaga. Jika sistem Islam diberlakukan, maka individu Muslim akan menjadi hamba Allah yang bertakwa di setiap waktu dan tempat. Masyarakat pun akan senantiasa memperbaiki diri dan saling mengingatkan karena Allah. Para gurusi urusan rakyat, tidak KKN, karena sandaran keimanan dan takut akan sanksi yang diberlakukan. Hal itu seperti yang pernah ada dalam sejarah Islam. Kala diterapkan nya Islam dalam seluruh aspek kehidupan selama kurun waktu sekitar 13 abad lamanya. Kesejahteraan-ekonomi begitu dirasakan, kriminalitas hampir sirna tak berbekas.
Itulah dampak dari penerapan sistem yang shahih, sistem terbaik yang berasal dari sang pencipta jagad raya, yakni Allah SWT. Sistem shahih (Islam) hanya akan bisa diterapkan secara menyeluruh oleh negara yang berasaskan Aqidah shahih. itulah khilafah 'ala minhajin nubuwwah(khilafah yang berdasarkan metode kenabian)
Wallaahu a'lam bis as showaab.