Perawat Tak Dirawat


Kabar duka menyelimuti  seluruh perawat Indonesia atas meninggalnya Patra Marina Jauhari (31). Ia merupakan seorang Aparatur Sipil Negara yang pada tahun 2018 mengikuti program pemerintah paerah yaitu  Program Pelayanan Desa Terpencil. Patra bertugas di Pustu Oya, distrik Naikere, Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat. Karena medan yang sangat sulit, kampung Oya hanya dapat ditempuh dengan berjalan kaki selama 4 hari atau jika menggunakan helikopter dikenakan sewa Rp5.000.000/jam.

Kematian Patra terbilang cukup tragis. Bagaimana tidak, dengan keterbatasan logistik berupa makanan serta obat-obatan, Patra memilih bertahan di pedalaman. Berharap bala bantuan segera datang.

Kendati demikian, sebelum Patra sakit, ia telah bebas tugas. Namun, pesawat yang seyogianya menjemput Patra kembali ke kota tak kunjung datang. Tak ada keluarga maupun kerabat. Patra hanya dirawat oleh seorang warga setempat yang sudah dianggap keluarga sendiri. Pun, kabar kematian Patra baru sampai ke pemerintah daerah setempat pada Jumat (21/6). Padahal, Patra sudah meninggal pada Selasa (18/6).

Sangat disayangkan,perawat yang telah mendedikasikan hidupnya kepada masyarakat pedalaman harusnya mendapat perhatian penuh dari pemerintah. Mengingat, medan tempuh yang cukup sulit dijangkau. Semoga ini dapat menjadi pembelajaran di kemudian hari. Sehingga, kejadian serupa tidak terulang lagi.

Rusmita
Kabaena, Sulawesi Tenggara

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak