Oleh: Rita Rosita
(Ibu Rumah Tangga)
Dalam masyarakat yang hidup berasaskan sekularisme yang telah menjadikan tatanan kehidupan urusan agama dan urusan dunia dipisahkan, begitu pun dengan agama dan kekuasaan juga dipisahkan. Kita saksikan telah silih berganti para penguasa negeri ini dengan berbagai karakteristik kepemimpinan, namun ada satu hal yang tidak berubah, pemimpin dalam sistem sekuler tidak akan pernah mau menerapkan aturan dalam kehidupan berdasarkan bimbingan wahyu dari Allah SWT. Sehingga upaya apa pun yang mereka lakukan tidak pernah menjadi solusi bagi permasalahan negeri ini.
Islam menjelaskan bahwa ada dua jenis penguasa di muka bumi ini yang Allah cintai dan yang Allah benci. Nabi Saw mengingatkan umat akan kehadiran para pemimpin jahat yang paling dibenci Allah SWT, sabda beliau: "Manusia yang paling dibenci Allah dan paling jauh kedudukannya dari-Nya adalah pemimpin yang jahat." (HR. atTirmidzi)
Para pemimpin ini menuai kebencian dan caci maki dari rakyat mereka. Sebaliknya mereka pun membenci dan mencaci maki rakyat mereka. Para pemimpin ini menyimpang dari hukum-hukum Allah, menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal, serta kerap menghianati amanah. Ketika agama dipisahkan dari kekuasaan, tentu tidak ada lagi yang dapat menghentikan syahwat kekuasaan dan keserakahan. Ketika itu ketaatan kepada Allah SWT telah lenyap. Tak ada lagi rasa takut menyingkirkan hukum-hukum Allah dan menggantinya dengan aturan buatan manusia yang penuh dengan hawa nafsu. Tak ada lagi rasa gentar terhadap azab Allah manakala berbuat kezaliman dan menipu umat.
Salah satu ciri pemimpin yang termasuk pemimpin yang di benci Allah swt, tidak menggunakan petunjuk Islam dan Sunnah Nabi Saw. Artinya tidak menjadikan Islam sebagai aturan dalam kehidupan. Bisa jadi mereka menghalalkan riba, minuman keras, LGBT, tidak memberlakukan pidana Islam, dan yang lainnya. Pemimpin seperti ini kerap membohongi umat dan menzalimi mereka. Kehadiran para pemimpin ini telah diperingatkan oleh Nabi saw sebagai bentuk ancaman umat selain Dajjal. Terhadap para pemimpin yang zalim dan dibenci Allah swt, kaum muslimin telah diperintahkan untuk tidak bersekutu dengan mereka, apalagi membenarkan kedustaan mereka dan menolong perbuatan zalim mereka.
Beda hal nya dengan pemimpin yang Allah cintai yaitu pemimpin yang adil, tentunya selain dicintai oleh Allah SWT, pemimpin yang baik pastinya dicintai dan didoakan oleh segenap rakyatnya. Ini sebagai mana sabda Nabi saw: "Sebaik-baik pemimpin kalian adalah yang kalian cintai dan mereka pun mencintai kalian, yang mendoakan kalian dan kalian pun mendoakan mereka". (HR. Muslim)
Sosok pemimpin yang adil, yang dicintai Allah dan umat, adalah yang menjalankan apa saja yang Allah perintahkan. Dua sifat yang melekat pada pemimpin yang adil yaitu pertama, menjalankan hukum-hukum Allah SWT seperti menjaga pelaksanaan ibadah mahdhoh umat, mengawasi dan memelihara muamalah agar sesuai syariah Islam, melaksanakan peradilan dan pidana Islam. Kedua menunaikan amanah yang dipikulkan kepada dirinya, yaitu memelihara urusan umat, menjamin kebutuhan pokok berupa sandang, pangan, papan agar dapat diperoleh warga dengan mudah dan murah, menyelenggarakan pendidikan, kesehatan, dan keamanan secara cuma-cuma, serta melindungi rakyat dari berbagai gangguan dan ancaman. Para pemimpin adil yang dicintai Allah memiliki banyak keutamaan. Mereka termasuk salah satu dari tujuh golongan yang berhak mendapatkan naungan Allah di akhirat kelak.
Demikian pentingnya kehadiran pemimpin yang adil dan amanah yang memelihara umat dengan syariah Islam, dan ini hanya bisa terwujud dalam sistem pemerintahan yang menerapkan Islam secara kaffah dalam bingkai khilafah yang akan menjadi rahmat bagi seluruh alam.
Wallahu a'lam bishawab.
Tags
inspirasi