Modal Besar Menjadi Negara Adidaya



Oleh : Dina Evalina 

(Aktivis Dakwah) 

Puluhan tahun merdeka, Indonesia masih konsisten menyandang gelar sebagai negara berkembang. Kekayaan Alam yang dimiliki serta banyaknya Sumber Daya Manusia nyatanya tak mengubah posisi Indonesia menjadi negara yang maju terlebih negara adidaya. Berkali-kali wajah rezim bergantipun belum mampu membuat negeri ini mandiri, berdaulat dan unggul dimata dunia. 

Hingga kembalinya petahana pasangan Jokowi-Ma'ruf memangku kursi kekuasaan sebagai presiden periode 2019-2024, meski berbagai polemik telah menghiasi pemilu tahun ini serta perilaku tak terpuji seperti kecurangan yang diabaikan pengadilan negeri ini nyatanya petahana telah resmi menjabat sebagai pemimpin negeri ini untuk satu periode lagi.  

Janji-janji manis kembali disampaikan Sang Presiden, seperti dilansir dalam Viva.co.id, Joko Widodo dan Ma'ruf Amin resmi ditetapkan sebagai presiden dan wakil presiden terpilih periode 2019-2024. Penetapan dilakukan usai rapat pleno yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum atau KPU. Setelah penetapan tersebut dalam sambutannya Jokowi menyampaikan "Saya dan Pak Kiai, ucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan rakyat pada kami berdua untuk melanjutkan tugas, mengemban amanat kepercayaan rakyat, membawa seluruh rakyat Indonesia menuju Indonesia yang maju, bermartabat sejajar dengan negara lain di dunia. " 

Jika standar kemajuan yang dimaksud yakni meningkatnya pembangunan infrastruktur negeri ini, adalah hal yang keliru pasalnya sebagian besar dana untuk pembiayaan infrastruktur diperoleh dari hutang. Menggunungnya hutang negara, semakin mencekik perekonomian rakyat lantaran harus ikut andil dalam pembayaran hutang tersebut. Sehingga walaupun infrastruktur meningkat namun penderitaan rakyat yang masih terus membelenggu mereka. Jadi, sejatinya infrastruktur dibangun untuk kesejahteraan siapa ? 

Penindasan, kesenjangan yang semakin tajam, keadilan yang sulit berpihak kepada rakyat kecil, serta kedzoliman yang semakin nyata dipertontonkan negeri ini merupakan konsekuensi diterapkanya sistem rusak yang lahir dari akal manusia yang lemah dan hawa nafsu yang tak terarah. Sistem yang menjauhkan peran Tuhan dalam mengatur sendi kehidupan, maka sehebat apapun konsep yang dibuat, selama yang membuat adalah manusia yang memiliki keterbatasan akan banyak menimbulkan permasalahan-permasalahan baru yang tak kunjung usai.  

Kendati demikian, tak membuat negeri ini berpaling dari sistem sekuler kapitalis yang terbukti menimbulkan kerusakan. Indonesia masih setia bernafas dengan sistem tersebut, menjadi negara pengekor yang patuh terhadap tuanya.  

Dalam kancah Internasional dunia dikuasai oleh negara pertama yang menyandang gelar sebagai negara adidaya. Sebuah negara mampu menjadi yang terdepan dan unggul dimata dunia dipengaruhi oleh ideologi serta seperangkat sistem yang ada didalamnya. Ditambah dengan seberapa cerdas strategi politik yang dijalankan sebuah negara untuk mempengaruhi negara lain agar menerima ideologi yang diembannya.  

Setelah keruntuhan Uni Soviet dengan ideologi Komunisnya, telah menegaskan kedudukan Amerika Serikat sebagai negara adidaya dengan ideologi sekuler kapitalisnya. Amerika Serikat menjalankan strategi politik Internasionalnya dengan penjajahan, menancapkan ideologi tersebut ke negara-negara jajahanya serta menghisap kekayaan Alam yang dimiliki negara jajahan demi mewujudkan kepentinganya.  

Setelah berhasil menjarah kekayaan Alam negera jajahan, mereka hadir bagaikan pahlawan kesiangan dengan memberikan hutang-hutang untuk membantu meningkatkan perekonomian. Namun, bagi para kapitalis tidak ada makan siang yang gratis. Permasalahan selanjutnya bagaimana sebuah negara yang telah diambil Kekayaan Alamnya untuk membayar hutang disertai bunganya tersebut? Walhasil rakyat harus kembali menelan pahitnya beban hutang yang dilimpahkan oleh negara untuk mereka. 

Negara Adidaya juga mengikat negara-negara jajahan dan negara lainya dalam Persatuan Bangsa-Bangsa. Mengaharuskan hampir seluruh negara di dunia untuk terlibat didalamnya. Begitu nampak keadilan itu tak berpihak kepada kebenaran maupun kesejahteraan sebuah negara lantaran negara adidaya memiliki hak veto yang menguatkan ambisinya mengontrol kebijakan Internasional. Alih-alih menjaga perdamaian dunia justru sebaliknya dengan lembaga tersebut Negara Adidaya dapat membuat kebijakan untuk menjaga eksistensi ideologi yang diembannya. Karena seluruh kebijakan ataupun kesepakatan yang lahir dari lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa harus dijalankan oleh negara-negara yang menjadi anggotanya. 

Menjerat dari aspek ekonomi dan politik cukup melumpuhkan sebuah negara untuk tunduk dibawah kendali negara adidaya serta menyandang gelar negara pengekor. Maka, jika negeri inienghatapkan sebuah perubahan, mengaharapkan sebuah kemajuan bersama ideologi sekuler kapitalis bagaikan Pungguk Merindukan Bulan.  

Sehingga jika menginginkan perubahan menuju kemajuan terwujud maka mau tidak mau harus memutus rantai sebagai negara pengekor yang menganut ideologi rusak. Berpaling dan mengarahkan pusat perhatian terhadap ideologi yang benar. Ideologi yang berhasil membuat sebuah negara maju, unggul, mandiri dan mampu bersaing dengan negara lainya serta berhasil mereposisi negara yang kecil menjadi sebuah negara adidaya.  

Negara yang mengemban Ideologi Islam, menerapkan hukum-hukum Islam di seluruh aspek kehidupan seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah ketika membangun negara Islam di Madinah. Sebelumnya Rasulullah membersihkan Madinah dari pemahaman-pemahaman yang menyesatkan yang membuat kehidupan mereka selama ini rusak kemudian menggantinya dengan Sistem Islam.  

Dari Madinah, dengan konsistensi kaum muslimin memegang ideologi Islam serta menyebarkan ke berbagai negeri walhasil Islam semakin diterima masyarakat diluar Madinah. Islam yang memuaskan akal, sesuai fitrah manusia serta menentramkan jiwa begitu mudah diterima umat manusia. Hingga akhirnya mampu bertahan lebih dari 13 abad dan menguasai 2/3 dunia. Maka dengan semua sejarah gemilang yang telah tercatat ini harusnya membuat masyarakat dan para pejabat negeri ini mau mengambil Ideologi Islam untuk memajukan negara Indonesia menjadi sebuah negara yang unggul di mata dunia. 


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak