Oleh : Tri Puji Astuti (Pelajar)
Dalam dakwah tidak pernah sepi rintangan, cobaan dan ujian. Tetapi mau tidak mau kita harus senantiasa bertahan, sebagaimana teladan kita Rasulullah Saw dalam menjalankan dakwahnya. Beliau tetap teguh dan bertahan atas segala halangan dan rintangan yang menimpanya. Tak pernah ada keluhan rasul yang terdengar oleh manusia, beliau hanya mengeluh kepada Allah Swt. Salah satu keluhan Rasul kepada Allah yang diabadikan di dalam firman-Nya adalah ketika umat-Nya yang mengabaikan Al-quran sebagai sumber hukum.
Kenapa negeri ini mengalami kerusakan? Karena masyarakatnya yang semakin lama semakin meninggalkan Al-quran! Imam Ajjauzi menyebutkan empat ciri orang yang tidak mengimani Al-quran :
Pertama, adalah orang yang meninggalkan (abai) terhadap Al-quran. Kedua, adalah orang yang tidak mau mendengar dan membaca Al-quran. Ketiga, orang yang tidak mentadaburi dan menghafalkan Al-quran. Keempat, orang yang tidak mengkaji dan mempelajari Al-quran.
Karena, kita hidup di zaman sekuler-liberal. Kebebasan tanpa batas yang meniadakan peran Tuhan atas kehidupan manusia, telah menjerumuskan umat kepada jurang kehancuran. Kita bisa melihat hancurnya sendi – sendi kehidupan manusia akibat tidak hidup sesuai syari’ah-Nya. Kemaksiatan, kekerasan dan kriminalisasi menjadi menu harian media massa. Menurut Yuniyanti Chuzaifah, ketua Komnas perempuan, setiap hari 20 perempuan di Indonesia menjadi korban pemerkosaan. Hal ini juga terjadi di negara Kapitalis lainnya, lebih dari 24 orang dalam satu menit melaporkan pemerkosaan atau kekerasan sesksual di Amerika Serikat, bahkan satu dari tujuh pria (14,3%) pernah diperkosa atau mengalami upaya pemerkosaan. Akibatnya, terjadi penyebaran penyakit menular seksual (PMS). Di Indonesia tahun 2010 tercatat 48.789.954 orang yang sudah terjangkit penyakit menular ini.
Tak hanya itu saja dampak kehancuran umat akibat terpisah dari hukum – hukum Allah, memang sudah semestinya kita harus menyebarkan panas ketaatan itu kepada umat. Karena, jika umat tidak diberikan energi panas ketaatan, umat akan beku, jumud dan berkubang dengan kemaksiatan. Satu negeri tidak akan Allah hancurkan dengan kedzaliman jika masih melakukan islah (perbaikan) dan penduduknya adalah orang – orang yang berbuat kebaikan. Hal ini Allah sampaikan dalam firman-Nya Q.S Hud ayat 117 yang artinya “Dan Tuhanmu sekali – kali tidak akan membinasakan negeri – negeri secara dzalim, sedang penduduknya orang – orang yang berbuat kebaikan.”
Oleh karena itu, jangan hanya mencukupkan diri menjadi orang sholih, tapi harus menjadi mushlihin, yaitu orang – orang yang melakukan perbaikan untuk negeri ini. Tidak akan ridho jika negerinya rusak. Tentu mendambakan negeri yang akan dijauhkan oleh Allah dari berbagai macam marabahaya.
Allah lah yang mengutus utusannya dengan membawa agama yang haq. Untuk dimenangkan atas semua agama, atas semua ideologi. Kaum muslimin harus bergembira dengan janji Allah. Karena Allah tidak akan mengingkari janjiNya. Salah satu janji Allah yang saat ini ramai diperbincangkan adalah Khilafah. Tokoh – tokoh liberal terus menggiring opini yang menyesatkan umat terhadap Khilafah. Menakut-nakuti mereka, membuat framing negatif terhadap janji Allah ini.
Mirisnya, yang melakukan itu membungkus dirinya sebagai ulama islam. Padahal, menurut ulama Al-Azhar yang menukil hadist riwayat Ahmad, bahwa khilafah adalah janji Allah. Bila sampai tidak meyakininya berarti tidak menggunakan nalarnya. Mengenai kewajiban Khilafah, pendapat imam Asy-Syafii yang merupakan pendapat Ahlu Sunnah Waljamaah sependapat dengan Ulama Al-Azhar, Syeikh Taqiyuddin an Nabhani. Dalilnya terdapat di :
1. Q.S An Nuur ayat 55, janji Allah yang mengatakan bahwa umat islam akan kembali berkuasa di muka bumi, bukan hanya janji kepada Abu Bakar dan Rasulullah saja. Melainkan janji Allah pada seluruh mukminin sampai hari kiamat. Menurut pendapat ulama, syarat meraih janji ini adalah mereka harus beriman dan beramal sholeh. Kedua, mereka harus menyembah Allah dan tidak menyekutukannya. Menjadikan Al-quran sebagai pedoman dan sumber hukum.
2. Hadist Riwayat Ahmad. Rasulullah saw bersabda : “... Setelah itu akan terulang kembali periode Khilafah Ala Minhaj Nubuwwah.” [HR. Ahmad].
Saat ini hukum – hukum Allah di dalam Al-quran tidak diterapkan bahkan dijauhkan dari pemahaman masyarakat. Sudah tugas kita sebagai seorang muslim harus memperjuangkan hukum Allah agar segera hidup kembali di dunia ini. Hukum Allah hanya akan diterapkan jika Khilafah tegak. Mari sama – sama kita jauhi sikap mengabaikan Al-quran sebagai sumber hukum umat islam. Karena kerugian dunia akhirat akan kita dapat jika kita mengabaikan mukjizat terbesar Rasulullah yakni Al-quran. Janji Allah kepada umat Islam bukan sekedar penghiburan tetapi menjanjikan pertolongan dan kemenangan, yang sepatutnya kita bergembira atasnya dan berupaya mewujudkannya.
Orang yang bertaqwa akan memperjuangkan hukum Allah dengan tegaknya Khilafah. Menegakkan khilafah dengan mencontoh metode Rasulullah saw. Dan inipun sebagai upaya menjalankan Sunnah Rasulullah saw. Jika benar kecintaan kita kepada Rasulullah maka kita harus bersungguh – sungguh menjalankan sunnahnya. Termasuk menegakkan Khilafah, agar suatu saat kelak kita akan bertemu Rasulullah saw dengan suka cita. []