Kue Kekuasaan Menjadi Rebutan



Oleh : Titi Niswati, S. Pd. 


Dengan keluarnya hasil MK yang belum lama ini, menghasilkan 01 lah sebagai pemenangnya. Sehingga ini menandakan bahwa 5 tahun kedepan Indonesia akan dipimpin oleh Joko Widodo sebagai Presidennya dan Kyai Ma'ruf Amin sebagai wakilnya. Dengan berakhirnya pilpres kali ini, tinggal menentukan Menteri menterinya.

Dilansir dari KumparanNews.PKB telah mengusulkan 10 nama menteri ke Jokowi. Terkait hal ini, Wasekjen Golkar Maman Abdurrahman menilai, usulan PKB itu adalah hal yang biasa.


Ia menyerahkan komposisi menteri sepenuhnya kepada Joko Widodo sebagai presiden terpilih. Ia menyebut komposisi menteri merupakan hak prerogatif Jokowi. 


"Kalau sampai 20 juga tidak apa-apa. Namanya juga usulan yang tentunya semuanya akan kembali kepada hak prerogatif presiden," kata Maman kepada kumparan, Rabu (3/7).


Namun demikian, Maman tetap memberikan catatan bahwa semua harus dipertimbangkan dengan proporsional dan melihat berbagai macam pertimbangan. Salah satunya pertimbangannya adalah perolehan kursi di parlemen dan komitmen Golkar mendukung Jokowi, jauh sebelum Pilpres 2019 digelar.


Sebagaimana diketahui, Golkar adalah peraih suara terbesar ketiga dan peraih perolehan kursi terbanyak kedua setelah PDIP di Pileg 2019 ini. 

"Contoh, Partai Golkar adalah partai yang pertama kali mendukung penuh pencapresan Pak Jokowi jauh sebelum partai-partai lain mendukung, dengan alasan untuk memberikan kepastian masa depan dan jaminan politik kepada Pak Jokowi agar bisa lebih tenang bekerja dan menjalankan program-program pemerintah," jelasnya. 


JawaPos.com – Partai Nasdem tidak ingin kalah dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang meminta jatah sepuluh menteri di pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin. Anggota Dewan Pakar Partai Nasdem, Tengku Taufiqulhadi mengatakan, pihaknya akan meminta jatah kursi menteri lebih banyak. Hal itu dikarenakan jumlah kursi Nasdem di DPR lebih banyak ketimbang PKB.


“Karena suara Nasdem lebih besar daripada PKB di DPR. Jadi, berdasarkan kursi, maka sepantasnya Nasdem mengusulkan sebelas,” ujar Taufiqulhadi di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (3/7).


Inilah yang terjadi dalam sistem Demokrasi seperti ajang transaksional, seakan posisi mentri itu menjadi rebutan para koalisinya. 

Kekuasaan dalam sistem ini ibarat kue yang lezat yang menjadi rebutan. Siapakah yang dekat dengannya, maka dialah peraih kemenangannya. 


Miris memang, ditengah berbagai kesulitan hidup rakyatnya. Posisi posisi kePengurusan umat tidak diberikan pada ahlinya. 

Hanya berdasarkan kedekatan dan jumlah kursi yang diperolehnya. 


Bagaimanakah dampak buruknya yang terjadi jika kondisi ini terus dibiarkan? 

Bagaimanakah kepengurusan terhadap amanah mengurusi umat? 

Kebijakan kebijakan yang diambil hanya untuk kepentingan segelintir orang saja, kepentingan kelompok, partai atau sponsornya. 


Sudah tentu korbannya adalah rakyat.

Kondisi kehidupan yang saat ini dari hari ke hari semakin sulit, listrik mahal, biaya sekolah anak mahal, biaya rumah sakit mahal,  Kriminal semakin merajalela, Biaya kebutuhan pokok mahal, mencari pekerjaan sulit. Lengkap sudah penderitaan rakyat. 


Dari kondisi ini kita harus mencari solusi dari semua ini, yaitu solusi yang memang mampu memecahkan berbagai permasalah yang terjadi di negri ini.


Dalam Sistem Islam kekuasaan bukan berdasarkan pada seseorang tapi murni bahwa kekuasaan islam adalah kekuasaan yang berasal dari Alloh Swt. Yaitu dengan tegaknya Syariat Islam secara Kaffah.


Allah ‘Azza wa Jalla berfirman :


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ



[البقرة/208]


“Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kalian kepada Islam secara kaffah (menyeluruh), dan janganlah kalian mengikuti jejak-jejak syaithan karena sesungguhnya syaithan adalah musuh besar bagi kalian.” [Al-Baqarah : 208]


Memeluk dan mengamalkan Islam secara kaffah adalah perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala yang harus dilaksanakan oleh setiap mukmin, siapapun dia, di manapun dia, apapun profesinya, di mana pun dia tinggal, di zaman kapan pun dia hidup, baik dalam sekup besar ataupun kecil, baik pribadi atau pun masyarakat, semua masuk dalam perintah ini.


Inilah solusi dari segala permasalahan yang terjadi di Negri ini. Dengan diterapkannya Islam secara Kaffah, Insyaa Alloh permasalahan yang terjadi di negri tak akan terjadi lagi. 


Wallohu a'lam

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak