Krakatau Steel Sekarat Akibat Korporasi Jahat



Oleh: Maryati Al Fikru

(Menulis Asyik Cilacap)



[INTRO]

PT Krakatau Steel Tbk, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang konsen di sektor baja ini sedang menghadapi masalah yang besar. Emiten yang memiliki kode KRAS tersebut dikepung oleh persoalan utang dalam jumlah besar, sedangkan perseroan mengalami terus kerugian hingga tujuh tahun.


Lalu, sampai kapan KS bisa bertahan di tengah gempuran baja dari China dan negara lain?


Pertanyaannya, bagaimana mungkin BUMN yang harusnya dimanja pada masa Pemerintahan Jokowi yang begitu agresif membangun infrastruktur, di mana komponen besi dan baja dibutuhkan dalam jumlah besar? Sungguh tak masuk akal. Apakah memang Krakatau Steel sebagai BUMN dianaktirikan, dan pembangunan infrastruktur menggunakan baja impor asal China atau negara lainnya.?


Berbagai pertanyaan di atas tak cukup membuat Krakatau Steel lebih baik. Kalau saja mantan Menteri Perindustrian Tunky Aribowo masih hidup, ia akan menangis meratapi nasib Krakatau Steel, sebab Tunky adalah orang yang membangun dan membesarkan BUMN besi-baja itu dari kecil hingga meraksasa.


Lantas apakah Krakatau Steel akan mati ditelan zaman? Atau akan diselamatkan? Atau direstrukturisasi untuk kemudian dilebur ke dalam PT Indonesia Asahan Alumunium? Berbagai pertanyaan di atas benar-benar menggelayuti emiten tersebut. 


Gejala Krakatau Steel bermasalah sudah berlangsung selama tujuh tahun dengan membukukan rugi berkepanjangan. Sampai kuartal I-2019 total kerugian Krakatau Steel mencapai US$62,32 juta atau ekuivalen dengan Rp878,74 miliar (kurs Rp14.100 per dolar AS).

 

Sampai Desember 2018 Krakatau Steel mencatat rugi bersih sebesar US$4,85 juta atau ekuivalen dengan Rp68,45 miliar. Sementara sepanjang kuartal I-2019 pendapatan perseroan turun 13,87% menjadi US$418,98 juta atau sekitar Rp5,90 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar US$486,17 juta atau Rp6,85 triliun.


Pendapatan terbesar masih dari penjualan baja di pasar lokal mencapai US$349,60 juta, turun 17% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$421,22 juta. Adapun penjualan untuk pasar luar negeri justru naik menjadi US$16,69 juta, atau naik 78,88% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$9,33 juta.



https://www.law-justice.co/artikel/67522/krakatau-steel-tengah-dihantui-kebangkrutan/



Dengan fenomena bangkrut nya PT Krakatau steel menambah deretan panjang pemicu akan keterpurukan dan kehancuran ekonomi negeri ini. Betapa tidak Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ialah industri yang seharusnya adalah sebagai kekuatan atau penopang utama akan ekonomi di mana ia adalah jantung bagi perputaran perekonomian suatu negara.


Apa Penyebabnya


Penyebabnya tak lain yakni, Sistem Ekonomi Neoliberalisme yang mencengkram negeri ini.

Neoliberalisme adalah paham yang menghendaki pengurangan peran negara dalam ekonomi. 

Pengurangan peran negara dilakukan dengan privatisasi sektor publik, pencabutan subsidi komoditas strategis seperti migas listrik dan lainnya dan juga menghilangkan hak-hak istimewa BUMN melalui berbagai ketentuan dan perundang-undangan yang Menyetarakan BUMN dengan Usaha Swasta.


Jadi Neoliberalisme sesungguhnya upaya pelumpuhan suatu negara. Selangkah menuju corporate state (korporatokrasi). 

Ketika itu, negara di kendalikan oleh persekutuan jahat antara politikus dan pengusaha. Akibatnya keputusan-keputusan politik tidak di buat untuk kepentingan rakyat, tetapi untuk kepentingan korporat  (perusahaan) baik domestik maupun Asing. 


Kondisi ini di perparah dengan adanya utang luar negeri yang berkedok investasi.

 

Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan Utang Luar Negeri(ULN) Indonesia pada akhir April 2019 sebesar 389,3 miliar dollar AS atau sekitar Rp 5.528 triliun (kurs Rp 14.200 per dollar AS). ULN ini tumbuh lebih tinggi dibanding Maret 2019.


ULN tersebut terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral sebesar 189,7 miliar dollar AS, dan utang swasta termasuk BUMN sebesar 199,6 miliar dollar AS. (Kompas.com)


Terkait utang luar negeri (LN) faktanya berbahaya bagi negeri ini. Ini karena utang luar negeri menjadi alat campur tangan dan kontrol pihak asing terhadap kebijakan pemerintah termasuk dalam pembuatan/menetapkan UU. Maka dengan demikian untuk mewujudkan nafsu Neoliberalisme nya, kekuatan kapitalis asing dunia telah memaksakan kepada negeri ini sejumlah undang-undang yang bernuansa liberal.

Di negeri ini lebih dari 76 UU yang bernuansa liberal draf rancangan nya telah di "paksakan" oleh pihak kapitalis asing. 


Dan kemunculan berbagai UU Liberal tersebut biang keladinya tak lain yakni, Demokrasi. Dalam demokrasi UU di buat oleh pemerintah dan parlemen. Karena politik demokrasi adalah sistem politik sarat modal, lahirlah UU yang menguntungkan sponsor pemodal mereka para kapitalis.

Oleh karena itu Kapitalis demokrasi bagian yang tak terpisahkan dari liberalisme. 


Bencana ini berawal dari di berlakukannya pasar bebas dalam Masyarakat Ekonomi Asean(MEA).

Yang telah di resmikan pada 13 Desember 2015 silam. Dan Kini dampaknya luar biasa bagi negeri ini.


Pasar bebas dalam  Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) tujuan utamanya yakni kawasan ekonomi yang kompetitif (bersaing), kawasan pembangunan ekonomi yang adil dan kawasan yang tergabung dalam ekonomi global. 

Dan hasil dari MEA tersebut negara harus menyepakati untuk melakukan Liberalisasi pada lima aspek ekonomi: barang, jasa, investasi modal termasuk utang luar negeri dan tenaga kerja terampil.


Dampak nya barang-barang dari luar akan mudah masuk ke negeri ini. Ini akan mengancam produsen dalam negeri seperti yang dialami oleh BUMN Kratau Steel saat ini.


Di bidang jasa yakni pendidikan dan kesehatan telah dalam kendali asing.


Di bidang investasi modal (utang luar negeri) menjadikan negeri ini semakin tak berdaya.


Tenaga kerja asing  membludak akibatnya pengangguran terus meningkat.


Dengan berbagai fakta pendukung tersebut maka tak mengherankan jika kini BUMN seperti Krakatau Steel (KS) berada di ujung tanduk.

Dan jika hal ini terus berlanjut tak ayal Krakatau Steel akan menuju kehancuran yang berakibat pada kebinasaan.


Islam selalu punya solusi untuk mengatasi ancaman yang dihadapi oleh Krakatau Steel yakni dengan cara kembali kepada syari'at Islam (hukum Islam) atau kembali pada aturan Islam.

Karena hanya dengan di terapkan nya  hukum Islam segala problematika negeri ini mampu teratasi seperti halnya kasus Krakatau Steel tersebut.


*Islam Memandang*


Industri adalah sebuah dasar suatu negara menjadi mandiri dan mampu memenuhi kebutuhannya sendiri.

Tanpa Industrialisasi suatu bangsa akan tergantung pada politik dan ekonomi kepada negara lain dalam kebutuhan-kebutuhan vital seperti, Pertahanan, Industri, dan Produktivitas perekonomian.


Kebijakan Negara Khilafah untuk melakukan industrialisasi harus berpusat yakni,

Membangun perekonomian yang berorientasi pada pertahanan.


Hal ini tidak hanya menciptakan lapangan pekerjaan dan menghasilkan kekayaan tetapi juga industri ini sangat penting sebagai suatu upaya pencegahan dari negara-negara lain yang mempunyai rencana terhadap wilayah-wilayah Islam.


Membangun perekonomian yang berbasis pada pertahanan melibatkan pembangunan industri berat, berupa industri besi dan baja, batubara dan lainnya, 


Pemerintahan mempunyai kebijakan seperti halnya untuk

mengindustrialisasikan sebuah forum yang khususnya dipersiapkan untuk menyatukan dukungan dan pembentukan kerjasama para pengusaha. Tujuan utama inisiatif ini adalah menyediakan bantuan, baik itu secara ekonomi maupun politis bagi industri-industri besar untuk mengembangkan perusahaan dan bisnis tertentu yang bergerak dalam bidang industri berat dan kebutuhan akan perekonomian yang berbasis pada pertahanan. Bantuan bisa berupa pinjaman lahan yang bebas biaya, dengan harapan produksi masal besi dan baja atau bahan kimia bisa mendatangkan para pengusaha dan pebisnis.


Bantuan lainnya juga bisa berupa bantuan keuangan dari pemerintah bagi mereka yang ingin menciptakan perusahaan tertentu di area-area dimana negara harus mengembangkan atau mensuplai bahan-bahan pengembangan kimia dan peleburan logam.


Jika sistem perekonomian Islam ini diterapkan. Walhasil Pertahanan suatu Negara akan semakin Kuat dan Mandiri bahkan menjadi Adidaya.


Dan semua hal itu akan Terwujud manakala negara menerapkan aturan Islam secara kaffah dalam bingkai khilafah. 

Sungguh Khilafah adalah jalan kebangkitan umat yang hakiki.


Saatnya Umat Kembali Pada Aturan Islam, Hidup Mulia dengan Syariah.


Campakkan Liberalisme kapitalis  demokrasi yang terbukti menyengsarakan dan membawa umat dalam jurang kebinasaan.



Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan Rasul-Nya ketika ia menyeru kamu kepada sesuatu yang memberikanmu kehidupan. Dan ketahuilah bahwa sesungguhnnya Allah membatasi antara manusia dengan hatinya, dan sesungguhnya hanya kepada-Nya engkau dikumpulkan. (QS. al-Anfal [8]: 24)


Wallahu a'lam bishawab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak