Oleh: Kunthi Mandasari
(Member Akademi Menulis Kreatif)
Arab Saudi merupakan negara yang dianggap mempresentasikan Islam. Disana terdapat dua kota yang disucikan oleh kaum muslim dan dijadikan tempat menunaikan ibadah haji dan umrah. Memiliki nilai historis yang dalam tentang Islam, hingga Islam tersebar ke berbagai penjuru dunia.
Namun beredarnya kabar yang telah dikonfirmasi kebenarannya yaitu digelar konser Super Junior di Jeddah semakin mengukuhkan Arab sebagai negara sekuler. Dijadwalkan ‘King Hallyu' tersebut akan tiba tanggal 12 Juli pukul 7 malam setempat. Dengan digelarnya tour bertajuk “Super Junior World Tour Super Show 7S” menjadikan Super Junior sebagai K-Pop pertama yang tampil di Arab.
Rencananya tour tersebut akan berlangsung di King Abdullah Sports City. Dimana sebelumnya baru digunakan oleh Mariah Carey dan Andrea Becelli. Pagelaran konser Super Junior dalam rangka memeriahkan Festival Hiburan yang diselenggarakan pada 8 Juni hingga 18 Juli 2019. Disebutkan sekitar 150 aktivitas dan acara akan diselenggarakan di lima destinasi di Jeddah (cnn.com, 05/07/2019).
Selain Super Junior sejumlah artis juga akan ikut memeriahkan diantaranya Niki Minaj, diskjoki Steve Aoki, Marshmello dan Afrojack & R3hab.
Terselenggaranya berbagai konser tersebut tak lepas dari kebijakan yang telah dibuat yaitu Jeddah Season. Dimana putra mahkota pangeran Mohammed bin Salman sebagai penggagasnya. Jeddah Season sendiri merupakan upaya pemerintah Saudi untuk mendongkrak pariwisata di Semenanjung Arab dengan mendesak pelonggaran bisnis hiburan di Arab. Sehingga mendorong pembukaan jaringan bioskop dari Amerika Serikat, konser-konser musik hingga olahraga besar-besaran.
Dengan semakin longgarnya bisnis hiburan di Arab akan membawa dampak migrasi nilai dan budaya. Sekulerisme liberalisme tidak dapat dihindarkan dan lambat laun akan mempengaruhi masyarakat setempat. Masjid yang semula menjadi tempat favorit akan berganti dengan berbagai festival yang memberikan kebahagiaan semu. Degradasi moral semakin tak bisa dihindarkan lagi.
Beginilah ketika pemangku kebijakan telah terkontaminasi sistem sekuler. Setiap kebijakannya selalu mengarah kepada keuntungan. Tidak peduli haram dan halal. Padahal di negeri tersebut pernah diterapkan aturan Allah secara sempurna. Dengan adanya upaya membumikan sekulerisme secara terang-terang adalah upaya menghapus jejak Islam yang masih tertinggal. Hingga kemudian tak akan ada lagi yang tersisa.
Sebagai umat muslim hendaknya kita terus berupaya membumikan ajaran Islam. Mengajak masyarakat berpikir cemerlang. Bahwa negara yang terlihat Islam bukan berarti negeri Islam. Sehingga tidak menjadikannya tolak ukur ataupun patokan. Karena semenjak Khilafah runtuh tak ada lagi negara Islam yang menerapkan dan memelihara ajaran Islam. Sehingga kaum kafir dengan mudah menghancurkan negeri-negeri muslim.
Sudah saatnya kita bersatu padu mengupayakan kembalinya penjaga agama ini. Dengan terus menyadarkan umat Islam bahwa hanya dengan keberadaan Khilafah seluruh problematika kaum Muslim akan terselesaikan. Wallahu 'alam bishowab.