Oleh : Yeni (Aktivis Dakwah Dan Pemerhati sosial)
Keluarga merupakanpendidikan pertama bagi setiap anak. Keluarga adalah ikatan yang kuat yang bersumber dari ayah dan ibu. Dari keluarga inilah terbentuk generasi penerus bangsa. Berkualitas atau tidaknya generasi penerus bangsa, salah satu faktor penentunya adalah pola didikan dan binaan dari oranng tua. Jika salah memberikan pengajaran kepada anak maka akan melahirkan generasi yang rusak.
Tanggal 29 Juni lalu bangsa Indonesia kembali memperingati Hari Keluarga Nasional atau Harganas. Ini merupakan peringatan yang ke-26 kali sejak Harganas diselenggarakan pertama kali tahun 1993. (Fajar.co.id)
Mengambil lokasi di Kota Banjarbaru, puncak peringatan Harganas XXVI Tahun 2019 secara nasional akan digelar pada awal Juli 2019. Tema Harganas 2019 adalah “Hari Keluarga, Hari Kita Semua”, dengan slogan “Cinta Keluarga, Cinta Terencana”.
Kalimantan Selatan sudah menyatakan kesiapannya menjadi tuan rumah di akhir tahun 2018. Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel) Sahbirin Noor biasa dipanggil, mengajak seluruh masyarakat Kalimantan Selatan untuk bergerak dan tidak lengah dalam menyukseskan perhelatan Harganas.
Ia pun siap menerima kunjungan sekitar 12.000 tamu saat berlangsungnya acara akbar tersebut. Mengapresi penetapan wilayahnya sebagai puncak peringatan Harganas 2019, gubernur Sahbirin mengatakan pencapaian program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) cukup berjalan baik di wilayahnya.
“Berdasarkan capaian itu, Kalimantan Selatan selanjutnya ditetapkan sebagai lokasi penyelenggaran puncak peringatan Harganas 2019,” ujar Sahbirin di sela-sela pertemuan dalam rangka persiapan Harganas XXVI di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan baru-baru ini.
Sementara itu, Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK), M. Yani menyatakan apresiasinya atas kesiapan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.
“Saya menilai Kalsel sudah siap menyelenggrakan puncak peringatan Harganas ke XXVI dengan baik. Seluruh kegiatan yang di rencanakan menarik dan bermanfaat untuk seluruh keluarga dan masyarakat. Semoga Harganas XXVI tampil beda dan bermanfaat bagi keluarga Indonesia,” lanjut Yani.
Berbagai kegiatan akan digelar dalam mewarnai peringatan Harganas, baik pra puncak peringatan maupun pasca acara. Di antaranya Festival Penggalang Ceria, GenRe Edu Camp, One Stop Service pelayanan untuk anak anak, One Day for Children untuk anak-anak terlantar.
Dan beberapa kegiatan seminar di antaranya tentang kependudukan dan perkawinan anak yang mencapai 30 persen di Kalimantan Selatan hingga lomba pencegahan perkawinan anak.
Selain itu, untuk meningkatkan kesertaan peserta KB jangka panjang, diadakan pelayanan KB gratis untuk pasangan usia subur.Gelanggang dagang juga ikut digelar, dengan menghadirkan kelompok UPPKS dan UMKM, dengan diikuti ratusan unit Usaha Kecil Menengah (UKM).
Adapun tujuan dari peringatan Harganas adalah meningkatkan kesadaran dan peran serta masyarakat terhadap pentingnya keluarga kecil, bahagia dan sejahtera dalam kerangka ketahanan keluarga.
Namun dibalik semua pemaparan ide dan tujuan diadakan harganas ini, sebenarnya ada ide terselubung yang sengaja disisipkan. Yaitu menderaskan paham kesetaraan gender. Masyarakat yang sudah terlanjur tercekoki dengan ide – ide busuk kesetaraan gender, akan memandang hal ini sebagai hal yang menguntungkan.
Sedikit sekali yang menyadari bahwa semua ide dari kesetaraan gender ini akan berakibat buruk bagi keluarga. Merusak kekuatan dan keharmonisan keluarga, dan hilangnya fungsi keluarga akan menghasilkan generasi yang rusak. Sebab ketahanan keluarga akan menjadi pincang. Perempuan yang seharusnya menjadi madrasah untuk anak – anaknya, akan lebih memilih menjadi wanita karir dan akan selalu terobsesi dengan posisi kedudukan yang sama dengan laki – laki. Dan tujuan dari keluarga sudah beralih menjadi keluarga yang materialistis hingga terlahirlah Generasi yang hedonis dan individualis.
Maka sejatinya hanya tatanan keluarga yang berasal dari islam kualitas dan kebahagian keluarga yang utuh. Dengan menerapkan Islam secara kaffah maka setiap individu akan menyadari seala hak dan tanggung jawabnya. Termasuk memposisikan diri mereka dengan benar dalam tatanan keluarga. Maka dari itu, sudah saat nya kitta berjuang meneggakan syariat islam secara kaffah dalam bingkai institusi khilafah Ala Minhajji Nubuwwah demi kebahaggiaan dan solusi hidup yang hakiki. Wallahu A`lam Bishowab.