Oleh: Ria Khairiyyah
Siswi MAS Plus Darul Hufadz
Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara harus bersiap-siap menghadapi kekeringan. Antisipasi urgen dilakukan karena kekeringan yang akan terjadi terbilang panjang dan ekstrem. Peringatan itu disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) berdasarkan hasil monitoring hari tanpa hujan (HTH) hingga tanggal 30 Juni 2019. Beberapa daerah di Jawa yang berpotensi mengalami kekeringan antara lain Sumedang, Gunungkidul, Magetan, Ngawi, Bojonegoro, Gresik, Tuban, Pasuruan, dan Pamekasan. Pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) serta Kementerian Pertanian (Kementan) mengaku sudah mengantisipasi ancaman kekeringan. Kementerian PUPR misalnya telah menyiapkan sumur-sumur dan mobil tangki.
Hal yang sama disampaikan Kementan yang mengaku sudah beberapa tahun belakangan membekali kelompok tani dengan pompa. Dari pantauan di lapangan, kekeringan sudah terasa di sejumlah daerah di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Yogyakarta. Sebelumnya Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sudah mengingatkan pemerintah daerah untuk bersiap menghadapi cuaca ekstrem kekeringan yang berlangsung cukup panjang. “Dari hasil analisis BMKG, teridentifikasi adanya potensi kekeringan meteorologis yang tersebar di sejumlah wilayah,” ujar Deputi Bidang Klimatologi Herizal kemarin.
Sejumlah wilayah di Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara berpotensi mengalami kekeringan tanpa hujan lebih dari 20 puluh hari. Bahkan di wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah tidak mengalami hujan selama lebih dari dua bulan.
Ancaman kekeringan pada wilayang wilayah tadi, bukan hanya sekedar fenomena alam. Tetapi memang ada yang salah dalam paradigma pembangunan. Pembangunan kapitalistik yang cenderung rakus dan merusak alam salahsatunya berdampak pada kekeringan. Alam sangat bermanfaat besar bagi manusia apabila dijaga dengan sebaik baiknya.
Maka firman Allah yang mangatakan bahwa manusia adalah perusak dibumi ini. Adalah Benar?
"Telah tampak kerusakan didarat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan dari sebagagian (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)." (TQS. Ar-Rum[30] : 41)
Benar adanya firman Allah dalam Q.S Ar-Rum ayaf 41 tersebut. Manusia memang akan merusak muka bumi. Terlebih jika aturan yang ada bukanlah aturan yang berasal dari Allah., dibawah naungan Khilafah Islamiyah Yang menagatur segala aspek termasuk ke arah penjagaan Alam dan pembuatan infrastuktur dengan baik. Firman Allah ;
"Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata nerekamendustakan (ayat - ayat kami), maka kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan." (TQS. Al-A'Raf [7] : 96)
Wallahu’alam Bi Shawwab.
Ria Khairiyyah
Siswi MAS Plus Darul Hufadz
Rancaekek-Bandung