Oleh: Tatiana Riardiyati Sophia
Ibu rumah tangga
Islam diturunkan Allah SWT melalui Rasulullah Muhammad Saw sebagai penyempurna agama-agama yang diturunkan kepada Rasul-Rasul sebelumnya. Sebagai agama penyempurna, Islam hadir dengan aturan-aturan yang sempurna dan lengkap yang mengatur manusia mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali. Islam mengatur urusan interaksi sesama manusia, pernikahan, muamalah, ekonomi hingga politik/pemerintahan. Islam mengatur hal-hal yang kecil seperti akhlak terhadap hewan, apalagi akhlak kepada manusia. Islam begitu sempurna mengatur manusia. Hal ini adalah wajar karena aturan dalam Islam adalah aturan dari sang Khalik pencipta manusia, yang paling tau apa yang dibutuhkan manusia untuk menjalani kehidupannya selamat di dunia dan akhirat.
Sayangnya, ada segolongan manusia yang tidak mau menerima kesempurnaan agama Islam ini. Mereka adalah orang-orang Yahudi, Nasrani, musyrik dan munafik. Allah SWT telah menyampaikan dalam Al-qur'an surah Al-Baqarah ayat 120 yang artinya:
"Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu (Muhammad) sebelum engkau mengikuti agama mereka...."
Permusuhan kaum Yahudi kepada Islam dimulai dari harapan mereka bahwa nabi terakhir akan lahir dari kaum Bani Israil yang dari sinilah banyak nabi-nabi sebelumnya terlahir. Mereka telah menantikan sesuai dengan ciri-ciri nabi terakhir yang terdapat dalam kitab Taurat. Ternyata Allah menghendaki lain, nabi terakhir terlahir dari bangsa Arab. Mereka pun kecewa dan kekecewaan ini membawa permusuhan kepada Islam sampai saat ini. Begitupun dengan kaum Nasrani, mereka mendustakan Injil yang telah menyatakan bahwa akan datang nabi terakhir bernama Ahmad/Muhammad yang menyempurnakan agama-agama sebelumnya. Kedengkian mereka menjadikan mereka membenci Islam dan umat Islam sedemikian rupa. Allah SWT telah banyak menyebutkan dalam Al-qur'an bahwa yang paling keras permusuhannya terhadap umat Islam adalah Yahudi dan orang-orang musyrik.
Kebencian ini mereka wujudkan dengan menyebarkan kebencian kepada ajaran-ajaran Islam, menyebar fitnah, membuat stigma negatif terhadap umat Islam seperti teroris, radikal, dan sebagainya. Propaganda ini mereka sebarkan dengan cara yang halus dan rapi. Mereka menyebarkan Islamophobia. Ketakutan yang berlebihan terhadap Islam dan ajarannya. Contohnya kejadian 11 September 2001 yaitu penyerangan dua menara kembar WTC di Amerika Serikat yang menyebabkan ratusan orang tewas. Kejadian ini tentunya dijadikan momen untuk memojokkan ajaran Islam dan Umat Islam yang lantas dilabeli teroris. Yang sangat miris, Islamophobia ini juga menyerang umat Islam sendiri. Mereka yang mengaku beragama Islam, tapi membenci ajaran agamanya sendiri.
Konspirasi yang dilakukan Yahudi dan orang-orang kafir telah merancang "brain wash" secara perlahan-lahan. Dimulai dengan menjauhkan umat Islam dari pemahaman akan ajaran Islam yang kaffah. Kemudian mereka menginstal pemikiran yang baru dengan sekulerisme yang memisahkan agama dari urusan kehidupan. Islam hanya boleh mengurus ibadah mahdhah belaka, Islam hanya boleh dibicarakan di masjid saat pengajian saja. Islam tidak diperkenankan mengatur urusan ekonomi, perdagangan, jual beli, interaksi antar manusia, pendidikan, pemerintahan apalagi politik. Politik dianggap tabu dibicarakan di masjid. Umat Islam diberi pemahaman bahwa politik itu untuk meraih kekuasaan, politik itu kotor, dan sebagainya. Padahal Rasulullah dahulu berpolitik. Karena politik dalam Islam berarti mengurusi urusan umat, bukan meraih kekuasaan belaka.
Kemudian Yahudi dan orang-orang kafir merancang kerusakan bagi generasi muda Islam melalui propaganda 3F, yaitu food, fashion and fun. Di bidang pendidikan mereka menerapkan pendidikan berbasis sekularisme yang semakin menjauhkan generasi muda Islam dari pemahaman agamanya yang benar.
Di Indonesia sendiri kebencian terhadap ajaran Islam semakin nyata. Orang-orang Islam yang taat dicap teroris, radikal, ditangkap, dibunuh tanpa diadili terlebih dahulu. Ulama dipersekusi, pengajian dibubarkan, poligami dipermasalahkan, pengibaran panji Liwa dan Rayyah dilarang, penggunaan jilbab dipersoalkan, berbicara tentang khilafah dilarang karena dianggap makar, ingin membubarkan negara dan Pancasila. Bahkan organisasi dakwah HTI dibubarkan paksa karena dianggap menyebarkan paham khilafah. Padahal khilafah jelas adalah ajaran Islam, dan para ulama sepakat mengenai hal ini. Kaum kafir paham bahwa kalau khilafah tegak kembali maka kekuatan Umat Islam akan kembali seperti masa kejayaannya dahulu dan akan menumbangkan ideologi-ideologi lain selain Islam.
Sebagai umat Islam yang beriman dan bertaqwa sudah seharusnya kita mengekspresikan ketakwaan kita dengan mengagungkan syiar-syiar Islam. Mengekspresikannya dalam kehidupan sehari-hari dan mendakwahkannya kepada saudara-saudara muslim lainnya. Sikap Islamophobia adalah sikap tercela, apalagi jika itu muncul dari umat Islam sendiri. Tidak masuk akal mereka mengaku beragama Islam tapi membenci ajaran agamanya sendiri. Tapi hal itu justru cara Allah SWT menampakkan jati diri mereka yang sebenarnya. Seperti kata pepatah: "Bejana hanya bisa mengeluarkan apa yang ada di dalamnya". Bila isinya baik dan bersih maka yang keluar pun akan baik dan bersih, begitupun sebaliknya. Maka bisa diambil kesimpulan mereka yang berusaha menghalang-halangi dakwah Islam, mencemooh ajaran Islam, mengkriminalisasi simbol-simbol Islam adalah orang-orang kafir, fasik dan munafik.
Allah SWT telah memerintahkan kita untuk berislam secara menyeluruh (kaffah) untuk membuktikan kecintaan kita kepada-Nya dan kepada Rasul-Nya. Caranya dengan mengamalkan syari'at yang telah diatur dalam Al-qur'an tanpa memilih-milih dalam kehidupan kita sehari-hari, karena syari'at telah diatur untuk kebaikan dan keselamatan hidup manusia di dunia dan akhirat. Wallahu a'lam bi ash shawab.