Oleh : Dede Arnisah
(Aktivis Dakwah Lubuk Pakam)
Sejatinya setiap insan pasti menginginkan yang terbaik dalam hidupnya. Sama halnya dengan seorang pemimpin yang ingin mensejahterakan rakyatnya, serta berusaha untuk memajukan negara yang dipimpinnya. Akankah terbukti dengan sistem selain islam pemimpin mampu membawa negara dengan label "Negara Maju"?
VIVA – Joko Widodo dan Ma'ruf Amin resmi ditetapkan sebagai presiden dan wakil presiden terpilih periode 2019-2024. Penetapan ini, usai rapat pleno yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum atau KPU pada hari ini, Minggu 30 Juni 2019.
Usai penetapan tersebut, Jokowi mengaku bersyukur tahapan Pilpres 2019 berjalan dengan baik. Ia pun mengucapkan terima kasih atas kepercayaan rakyat Indonesia, yang diberikan kepada dirinya dan Ma'ruf Amin sebagai presiden dan wakil presiden periode 2019-2024.
"Saya dan Pak Kiai, ucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan rakyat pada kami berdua untuk melanjutkan tugas, mengemban amanat kepercayaan rakyat, membawa seluruh rakyat Indonesia menuju Indonesia yang maju, bermartabat sejajar dengan negara lain di dunia," ujar Jokowi dalam sambutannya usai penetapan di kantor KPU, Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Minggu.
Perjuangan dalam memajukan negara adalah ilusi belaka. Jika masih berharap pada sistem yang salah. Sebuah sistem yang tidak dapat mensejahterakan seluruh rakyatnya, sebuah sistem yang hanya berpihak pada kedzoliman semata.
Inilah negara yang mempunyai kekayaan Sumber Daya Alam yang melimpah namun tidak berkah. Terbukti dari angka kemiskinan, pengangguran, serta kedzoliman yang berkembang dengan pesat.
Jakarta- Kunci utama keberhasilan negara maju, lanjutnya, adalah kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Hal ini yang perlu menjadi fokus Indonesia, sebab tak ada lagi negara maju yang hanya bertumpu kekayaan Sumber Daya Alam (SDA), tetapi lebih mengandalkan kekuatan SDM. (CNNIndonesia.com)
"Di samping itu, Indonesia harus mengembangkan ekonomi yang berbasis industri sebagaimana yang dilakukan negara maju lainnya. Pernyataan Eko ini diamini oleh Wakil Ketua Umum Kadin Shinta Widjaja Kamdani".
Untuk menjadi negara maju tidak cukup hanya berkaca dari keberhasilan negara lain, tidak cukup hanya dengan mengadopsi kebijakan-kebijakan ekonomi negara lain. Penguasa seolah bangga menjadi negara pengekor dengan berusaha mengadopsi kebijakan negara lain.
Negara tidak dapat maju dikarenakan peranannya sebagai negara yang tidak lagi memihak kepada naungan rakyatnya. Negara hanya dijadikan sebagai alat untuk menggali keuntungan individu atau segolongan orang saja.Ketika negara mutlak menjalankan peranannya sebagai wadah yang menerapkan syariat, maka keberkahan serta rahmat akan mensejahterakan seluruh rakyat.
Jakarta-Jokowi juga meminta semua pihak bersama-sama lagi membangun negara serta memajukan bangsa dan negara. “Marilah kita bekerja kembali. Negara ini memerlukan kerja keras kita semuanya, tanpa kecuali,” ujar dia.
Sesungguhnya negara hanya memerlukan suatu sistem yang dapat menghantarkan pada suatu kemajuan. Negara membutuhkan sistem islam.
Inilah sistem islam, sistem yang sempurna dalam mengatasi berbagai masalah. Tidak ada keraguan ketika hukum Allah ditegakkan. Terbukti pada masa Daulah Islamiyah sistem islam mampu terdepan dalam memimpin peradaban yang gemilang, maju dalam berbagai aspek kehidupan. Islam solusi tuntas dalam memajukan negara !.
Wallahu a'lam bisshawwab